Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Terbaru 2018 - Sahabat pena. kali ini admin mau menyebarkan isu mengenai dongeng sebelum tidur yang mana sangat di butuhkan oleh anak anak sebelum tidur, dan Dongeng sendiri yaitu bentuk sastra lama yang bercerita perihal insiden luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) dianggap oleh sesuatu masyarakat yang tidak benar-benar terjadi. Tale yaitu bentuk tradisional dari dongeng atau narasi yang disampaikan Terun generasi dari nenek moyang terdahulu. Dongeng sanggup di jadikan media sebagai penyampaian anutan moral (mendidik), dan juga menghibur.
Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur Terbaru 2018
Dongeng Sebelum Tidur "Sang Kancil dan Sekawanan Gajah"
“Blusukkkk!!!!” Sang Kancil tiba-tiba terperosok ke dalam sebuah sumur bau tanah tatkala sedang berada di tepi hutan dalam perjalanan menuju pantai. Kabut masih tebal ketika itu sehingga sumur tersebut tidak terlihat oleh Sang Kancil. Rupanya itu yaitu sumur peninggalan Tarzan yang telah lama meninggalkan kawasan itu untuk menjadi Tarzan Kota.
“Aduh biyuuungg, kakiku sakit buangeeet!” teriak Sang Kancil sambil menggaduh-gaduh menahan sakit. Meskipun dirinya terjatuh di air, namun alasannya yaitu air sumur tak seberapa dalam maka kakinya terasa nyeri yang andal jawaban benturan. Lalu dengan terpincang-pincang Sang Kancil berenang menepi dan duduk di kerikil besar yang menyembul di tepi sumur.
Sang Kancil termenung memikirkan nasibnya. Sumur ini ada di tepi hutan. Jarang sekali ada hewan yang berani bepergian hingga ke tepi hutan. Paling-paling sekawanan Gajah yang sedang menjajaki rute baru, kawanan Babi Hutan yang hendak mencari jagung atau Serigala yang sedang mencari-cari masakan tambahan alasannya yaitu sudah bosan dengan masakan yang ada di dalam hutan. Itu artinya dirinya harus lama menunggu hingga ada hewan yang menemukan dirinya di dalam sumur.
Setelah tiga hari tiga malam terjebak, pada hari keempat barulah muncul sekawanan Babi Hutan yang melongok dari bibir sumur. Mereka kehausan dan sedang mencari-cari sumber air minum yang memang jarang ada di tepi hutan itu. Sang Kancil berteriak kegirangan melihat Babi Hutan.
“Hoooiiii, bantu saya keluar dari sini duuuuuuung!” teriaknya sekuat tenaga.
Tapi alih-alih menolong Sang Kancil, para Babi Hutan malahan lari terbirit-birit mendengar bunyi menggelegar dari dasar sumur. Dikiranya ada monster penunggu sumur yang akan memakan mereka.
Sang Kancil kesal bukan main. Dianggapnya para Babi Hutan itu sungguh terlalu takut pada bayangan monster dalam pikiran mereka sendiri. Mereka terlalu percaya pada cerita-cerita monster sehingga apa saja yang asing dan angker eksklusif dianggap monster.
Pada hari kelima muncul lagi seekor hewan lain. Kali ini tiba seekor keledai yang gres saja meloloskan diri dari majikannya. Dengan hati riang senang-senang ia bersiul-siul menyusuri tepi hutan. Sampailah ia di bibir sumur kawasan Sang Kancil terperosok. Tentu saja ia haus dan penasaran, apakah sanggup minum dari sumur tersebut. Belajar dari pengalaman ketakutan para Babi Hutan, kali ini Sang Kancil tidak berteriak. Dia hanya menyapa pelan pada Keledai yang tengah melongokkan kepala.
“Wahai teman, Tolonglah aku. Aku terperosok di dalam sumur tanpa sanggup keluar lagi” kata Sang Kancil.
Keledai melihat sejenak ke dalam sumur dan terheran-heran mendengar bunyi dari dalam sumur. Kemudian ia mengamat-amati dasar sumur, barulah dilihatnya Sang Kancil yang sedang duduk lemas di atas batu. Tiba-tiba Keledai tertawa terbahak-bahak. Si Keledai tertawa terpingkal-pingkal sampai-sampai berguling-guling di atas tanah.
“Hohohoho...itukah Kancil nan bakir yang tengah bernasib buruk. Uruslah sendiri nasibmu. Aku tak punya banyak waktu untuk menolongmu. Lagipula waktu saya jadi peliharaan majikanku, tak ada seorang pun yang peduli. Kini giliranmu dicuekin....Hahahahahaha. Sorry yah!” kata Keledai sambil berlalu dengan masih ketawa ngikik.
Sang Kancil kembali ditinggal seorang diri di dalam sumur. Pada hari keenam muncullah sekelompok orang membawa pedati yang beristirahat di kawasan itu. Mereka mendirikan tenda-tenda dan mulai memasak. Nampaknya mereka yaitu kafilah pedagang yang sedang mampir beristirahat. Mendengar suara-suara manusia, tahulah Sang Kancil bahwa dirinya harus bersembunyi. Maka cepat-cepatlah ia masuk ke lubang kecil yang ada di dinding sumur dan bersembunyi di situ alasannya yaitu takut ditangkap dan dijadikan sate kancil nan gurih.
Untunglah para pedagang itu jarang melongok ke dalam sumur sehingga tidak memergoki Sang Kancil. Mereka hanya sesekali saja pergi ke sumur itu untuk mengambil air dengan bejana yang diikat dengan tali. Air itu dipergunakan untuk memasak, mencuci dan mandi. Keesokan harinya mereka telah meninggalkan kawasan itu. Dari suara-suara mereka, tahulah Sang Kancil bahwa para pedagang itu membuang bejana bertali di bersahabat sumur alasannya yaitu dianggapnya sudah usang.
Pada hari ketujuh muncullah sekelompok gajah yang melintas di bersahabat sumur. Mereka meneliti dasar sumur alasannya yaitu kehausan. Tak sengaja terlihat oleh mereka Sang Kancil tengah tertidur di sana. Para Gajah itu saling berbisik membicarakan hewan yang tengah terbaring di dasar sumur. Kemudian mereka berteriak memanggil Sang Kancil.
Sang Kancil kaget oleh teriakan para Gajah dan terbangun. Dilihatnya ada beberapa kepala gajah menyembul di bibir sumur. Diam-diam ia sedang berpikir keras cara minta dukungan mereka untuk keluar dari sumur. Akhirnya ia tetapkan untuk membantu para Gajah, gres kemudian minta tolong pada mereka. Memberi dulu gres kemudian mendapatkan pertolongan.
“Wahai Gajah kita yaitu sobat yang harus tolong menolong” kata Kancil.
Para Gajah mengangguk-angguk sambil bergumam tanda setuju. Mereka tak sadar bila Sang Kancil berada di dalam sumur alasannya yaitu terjatuh.
“Aku tahu kalian kehausan. Aku akan membantu kalian mengambil air dari dalam sumur. Coba lihat adakah bejana dan tali yang diletakkan di bersahabat sumur. Kemarin kudengar para kafilah membuang bejana beserta talinya alasannya yaitu sudah punya bejana baru. Walaupun butut bejana itu masih berkhasiat bagi kalian. Turunkan bejana ke dalam sumur, pegang ujung talinya. Aku akan membantumu menciduk air sumur” teriak Sang Kancil.
Para Gajah yang tengah kehausan dengan antusias mencari-cari barang yang disebutkan Sang Kancil. Sampai hasilnya mereka menemukan tak jauh dari bibir sumur tergeletak bejana butut yang diikat dengan tali yang tak kalah bututnya dan penuh sambungan. Kemudian mereka menurunkan bejana ke dalam sumur. Sang Kancil membantu menciduk air dan menyuruh gajah menarik bejana yang sudah terisi air ke atas.
Begitulah berulang kali air diambil dari dasar sumur. Dengan girangnya para Gajah bergantian minum dan mandi dari air dalam bejana yang diambil dari dalam sumur. Maklum sudah dari kemarin mereka kesulitan mencari sumber air. Setelah semua Gajah selesai mandi, barulah Sang Kancil berteriak untuk minta dikeluarkan dari dasar sumur.
Merasa Sang Kancil telah membantu mereka mendapatkan air, para Gajah dengan senang hati membantu Sang Kancil keluar dari dasar sumur. Sang Kancil berpegangan erat pada bejana ketika ia ditarik keluar dari dasar sumur.
Para Gajah serta merta mengerumuninya dan bertanya-tanya mengapa Sang Kancil sanggup berada di dasar sumur. Tadinya mereka mengira Sang Kancil sengaja berdiam diri di sana. Kemudian Gajah-gajah itu membawakan banyak sekali macam pucuk daun muda dan buah-buahan untuk Sang Kancil yang terlihat begitu lemah sehingga sulit berjalan.
Setelah satu malam menginap di kawasan itu dengan dijagai para Gajah, Sang Kancil merasa dirinya cukup berpengaruh untuk melanjutkan perjalanan menuju pantai selatan untuk bertemu dengan keluarga Paus biru. Mereka mengundang Sang Kancil untuk menyebarkan pengalaman.
Kancil berterimakasih pada para Gajah yang telah membantunya. Para Gajah juga merasa sangat berhutang kecerdikan pada Sang Kancil yang telah memberi tahu teknik sederhana mengambil air dari dalam sumur. Sengaja mereka membawa bejana butut bertali ke rumah mereka di tengah hutan. Di sana terdapat sumur yang tidak pernah dimanfaatkan alasannya yaitu para Gajah tidak tahu cara mengambil air dari sumur yang dalam
Dongeng Sebelum Tidur Kisah Putri dan Pangeran Kodok
Disebuah kerajaan hiduplah seorang raja yang sangat bijak dan raja tersebut mempunyai seorang putri yang sangat anggun jelita, melong-melong, kimplah-kimplah berkulit putih higienis dan mulus ibaratnya bila sang putri minum kopi maka warna hitam kopi itu akan terlihat ngalir dari tenggorokanya yang putih itu . Di bersahabat istana terdapat sebuah pohon yang sangat besar dan berdaun rimbun dan di bersahabat pohon itu ada sebuah sumur yang lembap jernih ketika cuaca sedang panas putri raja sering duduk di bawah pohon di tepi sumur yang dingin sambil memainkan bola yang terbuat dari emas yang di lemparkanya keatas dan di tangkapnya kembali sebagai hiburan untuk melewatkan waktu yang terasa panjang dan membosankan.
Suatu ketika ketika sang putri sedang asyik bermain dengan bola emas kesanganya itu ketika sang putri melemparkan bola itu keatas ketika ia bersiap untuk menangkap bola emas itu tiba-tiba kakinya terpeleset dan terjatuh (sreeeeet gubrak ) dan bola itu jatuh sempurna mengenai jidat sang putri (bletaaaak terdengar bunyi benda keras yang membentur sesuatu) seketika itu juga bola menggelinding jatuh masuk kedalam sumur yang cukup dalam.
Sang putri bangkit sambil memegangi jidatnya yang sedikit biru alasannya yaitu kejatuhan bola emas dan berjalan sempoyongan menuju bibir sumur.
"Aduuuuuuh siapa si yang habis buang hajat di sini"
Sang putri hanya sanggup memandangi bola emasnya yang sudah berada di dalam sumur tanpa sanggup berbuat apa - apa sang putripun sedih dan mulai menagis dan terus menagis alasannya yaitu tanpa bola emas kesayanganya itu tidak ada lagi yang sanggup menghiburnya lagi
Di tengah tangisanya itu tiba-tiba ia mendengar bunyi yang berkata kepadanya.
"Apa yang menciptakan kau begitu sedih, Putri?
Sang putri pun celingukan mencari dari mana sura itu berasal tetapi tidak seorangpun yang terlihat dan hanya seekor kodok beruk (kodok beruk merupakan kodok yang berwarna kecoklatan dan kalo anda terkena air kencingnya maka kulit anda akan tersa sangat gatal) yang melompat keluar dari air.
"Weiiiiiiiit jabang bayi kamukah yang berbicara tadi?" kata sang putri,
"Betul putri hambalah yang berbicara" jawab sang kodok (sang kodok eh eh eh sang kodok)
"Aku menangis alasannya yaitu bola emasku 24 karat 20 gram jatuh kedalam sumur mana emas kini lagi mahal lagi dok"
"We ke ke ke perrrrrrrefeeeek hening jangan kuatir dan jangan menagis sang putri," jawab sang kodok, "Aku sanggup menolongmu everiting is oke,
"Benarkah itu?" jawab sang putri,
"Tetapi apa yang sanggup kau berikan kepadaku bila saya sanggup mengambil bola emas itu?"
"Wah...... ahkir jaman kodok aja matre nih" kata hati sang putri, " sepakat apapun yang kau mau akan saya berikan pakaian, emas permata dan embel-embel atau kau mau mahkota emas yang saya pakai ini sok atuh ambil maneh teh matre pisan eiii"
"Eaaalaaah saya ga butuh itu sang putri pakain, emas permata apalagi mahkota emasmu (habis ga sanggup makainya sih)." jawab sang kodok; "Bila saja kau menyukaiku, dan menganggap saya sebagai sobat bermain, dan membiarkan saya duduk di mejamu, dan makan di piringmu, dan minum dari gelasmu, dan tidur di ranjangmu, kalau kau mau berjanji akan melaksanakan semua ini, saya akan menyelam ke bawah sumur dan mengambilkan bola emas itu buat kamu"
"Oke lah kalo begitu," jawab sang putri; "aku berjanji akan melkukan semua yang kau mau bila kau sanggup mengambilkan bola emasku tetapi ingat No Sex"
"Sex gimana caranya kali" kata sang kodok dalam hati.
Tetapi putri raja berkata dalam hati, " Dasar kodok beruk mana sanggup kau mengambil bolaku tubuh kau saja sama bola emasku gedean bola emasku dasar belagu seakan-akan kau ini sanggup melaksanakan apa yang dimintanya selain berkoak-koak dengan kodok lain, bagai mana sanggup ia menjadi pendampingku"
Setelah mendengar sang putri mengucapkan janjinya ia pun eksklusif terjun kedalam air dan menyelam, sesudah beberapa ketika ia kkembali kepermukaan dengan bola emas dan melemparkanya ke atas rumput.
Putri rajapun menjadi senang alasannya yaitu mendapatkan bola emasnya kembali ia mengambilnya dengan cepat dan eksklusif berlari menjauh swiiiiiiiiiiiiiiiiiiing
"Sang putriiiiii berhentiiiiii ko saya ditinggal" teriak sang kodok; bawa saya pergi juga, saya tidak sanggup berlari secepat kamu!"
akan tetapi teriakan sang kodok tidak di hiraukan oleh sang putri.
"Waduh di apusi dasar slekethep" gumam sang kodok. Sang kodokpun kemabli masuk kedalam sumur.
Keesokan harinya, ketika sang putri sedang duduk di meja makan dan makan bersama Raja dan mentri-mentrinya di piring emasnya, tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan sebuah bunyi "Tuan putri biarkan saya masuk !"
Sang Putri kemudian berjalan ke pintu dan membuka pintu tersebut tetapi ketika melihat seekor kodok yang duduk diluar Sang Putri pun kaget dan "Jabang bayi" ucap Sang Putri ia pun dengan cepat menutup kembali pintu tersebut ( gabruuuuuuuk ) dan buru-buru ia duduk kemabli di kursinya dengan perasaan gelisah.
Raja yang menyadari perubahan tingkah laris putrinya itu bertanya,
"Ada apa putriku tampaknya ada yang membuatmu gelisah dan takut? apakah kau habis melihat hantu di luar tadi?"
"Tidak ayah handa" jawabnya, " tidak ada hantu, hanya seekor kodok jelek"
"Lho sama kodok aja ko takut memangnya ada apa dengan kodok itu?" tanya sang Raja
"Nganu ayah handa," ......... Sang Putri pun menjelaskan kepada sang Raja insiden yang terjadi antara dirinya dan kodok.
Setelah mendengarkan dongeng dari putrinya Raja pun berkata,
"Anaku akad yaitu akad dan kau harus menepatinya"
Kembali terdengar ketukan dari arah pintu dan bunyi sang kodok,
"Tuan Putri, tolong bukakan pintu !" kali ini bunyi sang kodok terdengar sedih dan berat.
"Ga maooooooo" jawab sang Putri.
"Tolonglah Putri cepat buka pintu ini saya sudah tidak berpengaruh lagi kakiku kejepit pintuuuuuu"
"Apa yang pernah kau janjikan harus kau penuhi,"kata sang Raja," kini biarkan ia masuk."
Ketika ia membuka pintu, kodok tersebut eksklusif melompat masuk dan terus mengikutinya hingga sang putri duduk kembali di kursinya. Kemudian ia berhenti dan memohon," Angkatlah saya supaya saya sanggup duduk dengan dirimu"
Tetapi sang putri tidak memperdulikanya hingga sang Raja sendiri yang memerintahkanya. Ketika sang kodok sudah duduk di kursi, ia meminta supaya ia dinaikan di atas meja, dan ia berkata lagi,
"Bisakah kau menarik piring makanmu llebih dekat, supaya kita sanggup makan bersama"
Sang putri pun terpaksa melaksanakan apa yang di minta oleh kodok itu,
"Hoooooooaaaaaak" terdengar bunyi sendawa sang kodok menandakan kalau sang kodok sudah kenyang.
"Saya sudah cukup kenyang dan saya merasa lelah dan mengantuk kau harus membawa saya ke kamarmu, saya akan tidur di ranjangmu."
Sang Putri pun manangis ketika membayangkan kodok yang buruk dan kotor itu tidur di kawasan tidurnya yang bersih. Melihat keadaan itu sang Raja dengan nadah mara berkata pada putrinya,
"Wis ra sah nangis kau itu yaitu putri Raja dan apa yang kau janjikan harus kau penuhi kalau tidak apa kata duniaaaaa"
Dengan sangat terpaksa sang putri mengangkat sang kodok dengan tanganya kemudian membawanya menuju ke kamar tetapi samapai di kamar kodok itu di letakanya di sudut kamar,
"Lho ko disini" kata sang kodok," saya ingin tidur di ranjangmu, angkatlah saya atau saya akan mengadukanmu kepada Raja"
Mendengar kata-kata sang kodok itu sang putri menjadi murka kemudian mengangkat kodok tersebut keatas dan melemparkanya kediding sambil menangis.
"Diaaaaaaam kau kodok buruk slekethep!"
( buuuuuuuk kwoooook ) terdengar bunyi tubuh kodok menghantam diding.
Tetapi tiba-tiba ketika kodok itu jatuh kelantai kodok itu berkembang menjadi seorang pangeran yang sangat tampan.
"Oh my good" teriak sang putri,"siapa gotong royong dirimu"
pangeranpun menceritakan insiden yang di alaminya ia dikutuk oleh seorang penyihir menjadi seekor kodok dan tidak ada yang sanggup melepas kutukan itu kecuali sang putri yang di takdirkan uuntuk bersama-sama memerintah kerajaanya. Akhirnya dengan persetujuan Raja, mereka berdua di nikahkan, sang putri dan pangeranpun hidup bahagia.
Dongeng Sebelum Tidur Kerbau dan Ular
Pada suatu hari, ketika si Kerbau sedang pulang dari bekerja, ia melihat temannya si Ular yang kejatuhan pohon besar, alasannya yaitu gres saja tadi ada angin puting beliung yang melanda hutan kawasan para hewan berlindung. SiUlar merintih kesakitan,"aduh..sakit, tolong ..tolong..,hai kerbau temanku.. tolong saya dong..!Si Kerbau berhenti kemudian berpikir dalam hati,"wah..gimana ya?, nanti kalau ular ini saya tolong dan lepas dari himpitan pohon niscaya saya akan dimangsa, alasannya yaitu ular ini populer sangat jahat.."."Ayo.. dong, kasihanilah aku, saya nggak sanggup bergerak nih.., sakit semua tubuhku, tulangku rasanya mau remuk"..,kembali ular merintih minta tolong. Akhirnya Kerbau jadi nggak tega kemudian ditolongnya si Ular, didorongnya pohon besar yang ada diatas tubuh ular itu dengan sekuat tenaga,"satu..dua..tiga..!!, pohon itu cuma bergeser sedikit, didorongnya lagi sambil berteriak,"Aku..bisa..!!, Akhirnya pohon tadi sanggup terlempar ke samping dan si ular sanggup lepas dari himpitan pohon.., "Sudah Lar, kau sudah bebas, kini saya mau pulang" kata si kerbau sambil bersiap mau pulang. "Eiit.. sebentar dulu, saya belum selesai", kata si ular sambil melilitkan tubuhnya di leher kerbau. "Sudah satu ahad ini saya belum makan.., jadi maaf ya Bau, dengan terpaksa kau akan kumangsa". "Lho..,Gimana to Lar, kau ini sudah saya tolong.. tidak berterimakasih malah mau memangsa aku, sungguh terlalu..!!, Ujar kerbau dengan mata yang merah alasannya yaitu marah, ia merasa ditipu oleh Ular jahat tadi. "Ah..sudahlah jangan banyak omong..sekarang siap-siaplah menjadi mangsaku", kata Ular sambil menjulurkan kepalanya bersahabat leher kerbau siap untuk menggigit. Tapi sebelum ular sempat menggigit, terdengar bunyi si Kancil, "Hei..tunggu, ada apa ini?, kok kalian pada bertengkar", tanya si Kancil pada Ular dan Kerbau. Jawab Kerbau,"Begini lho Cil.. tadi ular ini kejatuhan pohon, terus minta tolong..lalu saya tolong, tapi ia nggak berterima kasih malah akan memangsa aku"."Bohong...Cil,..Kerbau bohong, masa saya sanggup kejatuhan pohon, saya kan pintar!"Sahut Ular dengan sombong. Si Kancil yang tahu kalau ular ini memang jahat kemudian punya inspirasi untuk membebaskan kerbau dari bahaya ular."Begini saja..Ular dan Kerbau, biar saya sanggup tahu siapa yang benar dan siapa yang bohong..maka kini lebih baik diulangi saja bagaimana kejadiannya" Kata si Kancil sambil menyuruh mereka untuk mengatakan kawasan kejadiannya. "Ular, posisi kau tadi dimana?" tanya si Kancil pada Ular. "Disini..Cil", jawab Ular sambil turun dari punggung kerbau menuju kawasan dimana ia tadi kejatuhan pohon. "Terus batang pohon tadi ada dimana letaknya?, tanya si Kancil lagi. "Ada diatas tubuh ular!"sahut si Kerbau cepat. "Oo di atas tubuh Ular, coba batang pohon itu kau geser kembali hingga menindih tubuh ular" perintah si Kancil pada Kerbau. Lalu dengan sekuat tenaga Kerbau mendorong batang pohon tadi hingga hasilnya kembali menindih tubuh ular." Aduh..aduh gimana ini kok saya jadi terhimpit pohon lagi",jerit ular yang merasa kesakitan. Kemudian Kancil berkata lagi,"Ayo Kerbau kita pulang, biarkan ular yang tidak tahu terima kasih ini di sini sendirian..". Demikianlah hasilnya kejahatan ular sanggup ditumpas dengan nalar bakir si Kancil.
Dongeng Sebelum Tidur Kancil dan Gajah
Pada suatu hari, ketika si Kancil sedang berjalan-jalan di tengah hutan, tiba-tiba awan gelap dan mendung menggantung menunjukan akan turun hujan, si Kancil segera berlari pulang supaya tidak kehujanan. Karena kurang berhati-hati, si Kancil tidak melihat ada lobang besar di depannya dan alasannya yaitu sangat bersemangat berlari, akhirnya..Plungg...!!, si Kancil terperosok ke dalam lubang besar tadi, dan ternyata tidak mengecewakan dalam sehingga si Kancil tidak sanggup naik ke atas, alias terjebak didalam lubang..., si Kancil bingung.., bagaimana caranya keluar dari lubang. Ketika sedang berpikir, tiba-tiba ia mendengar bunyi langkah berat yang mendekat,"..Blug!..Blug!!.., ,"Ah itu niscaya Si Gajah,..wah kebetulan nih, saya punya ide", pikir si Kancil dalam hati. Lalu dipanggilnya si Gajah, "Jah.., Gajahh..kamu mau kemana..?", teriak si Kancil dari dalam lubang. Si Gajah yang dipanggil kemudian berhenti dan melongok ke dalam lubang, sambil bertanya dalam hati,"Siapa ya yang memanggilku..?, kemudian si Gajah balik bertanya," Hei siapa itu yang ada di bawah sana.?.. "Aku.. Kancil..!, teriak Kancil. "Hei Kancil ngapain kau ada di bawah sana..?" tanya si Gajah. "Weleh ..Jah, apa kau gak tahu, kalau langit akan runtuh, makanya saya sembunyi di bawah sini." Jawab si Kancil. "Ah masak sih.."Si Gajah tampak bingung. "Kalau gak percaya, coba kau lihat ke atas, niscaya langit sudah bersahabat ke bumi."jawab Kancil. Tentu saja yang dimaksud si Kancil yaitu awan hitam alias mendung yang kelihatannya mirip akan jatuh ke bawah. Lalu si Gajah mendongak ke atas dan dilihatnya banyak sekalai awan hitam di atas, gajah rupanya gak tahu kalau awan hitam itu yaitu mendung yang akan menjadi hujan, dan rupanya si gajah percaya kalau langit akan runtuh. Lalu buru-buru ia berteriak kepada si Kancil, " Cil..Kancil, iya benar langitnya akan runtuh..aku ikut sembunyi ke bawah ya..Cil? " Ya boleh..boleh.., tapi jangan turun dulu", jawab Si Kancil. "Lha kenapa Cil..".tanya Gajah bingung. "Begini lho Jah,.. kalau kau eksklusif turun saya niscaya akan terinjak sama kamu,.. jadi saya akan keluar dulu, gres sesudah itu kau turun duluan.., kemudian saya menyusul" terang Si Kancil. "O begitu, lha sudah ayo kau keluar..!, teriak gajah. " Ya..ya.. tapi tolong julurkan hidungmu, biar saya sanggup keluar dengan dukungan hidungmu" teriak kancil dari bawah. Lalu si gajah menjulurkan belalainya dan eksklusif diraih oleh kancil, terus ditariknya kancil keluar dari lubang tadi. Sampai di atas Kancil bilang pada si Gajah.., "Oke Jah, kini kau turun duluan". Gajah eksklusif melompat turun kedalam lubang tadi.. BLLUGG..!!, suaranya sangat keras. "Sudah Cil, kini silahkan kalau kau mau menyusul"kata si Gajah. " Iya Jah.. tapi sebentar ya saya mau cari masakan dulu biar nanti tidak kelaparan di bawah sana. Jawab Kancil sambil berlari pulang. Tinggalah Gajah sendirian di dalam lubang ..dan sesudah beberapa ketika Kancil tidak muncul, barulah si Gajah sadar kalau ia gres saja ditipu oleh Kancil." Oh dasar Kancil.., awas ya nanti kalau ketemu akan saya balas" gerutu si Gajah dalam hati.
Dongeng Sebelum Tidur Kerbau dan Kambing
Seekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering dipakai oleh kumpulan kambing sebagai kawasan berteduh dan menginap ketika malam tiba ataupun ketika cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya supaya kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal membisu melihat tingkah laris sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.
Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan mengalah dan membisu saja melihat tingkah lakumu yang pengecut alasannya yaitu saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kau pelajaran yang tidak akan pernah kau lupakan."
Dongeng Sebelum Tidur Si Pelit
Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara belakang layar di kawasan yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari ia pergi ke kawasan dimana ia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melaksanakan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, sanggup menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan belakang layar pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.
Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, ia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.
Satu orang pengembara kebetulan lewat di kawasan itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.
"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"
"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kau menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kau simpan di dalam rumah dimana kau sanggup dengan gampang mengambilnya ketika kau ingin membeli sesuatu?"
"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.
Pengembara itu kemudian mengambil sebuah kerikil besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.
"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan kerikil itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"
Dongeng Sebelum Tidur Anjing dan Bayangannya
Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika ia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, ia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.
Bila saja ia berhenti untuk berpikir, ia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan eksklusif melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut hasilnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat ia selamat tiba di tepi sungai, ia hanya sanggup berdiri termenung dan sedih alasannya yaitu tulang yang di bawanya malah hilang, ia kemudian meratapi apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya.
Advertisement