Info Populer 2022

Dirjen Pendis Minta Pembelajaran Agama Di Sekolah Tidak Dangkal

Dirjen Pendis Minta Pembelajaran Agama Di Sekolah Tidak Dangkal
Dirjen Pendis Minta Pembelajaran Agama Di Sekolah Tidak Dangkal
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..
Salam untuk GPAI di seluruh Indonesia...diberikut pesan dari Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin kepada para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) hadapan penerima Rakor dan Evaluai PAI, Tangerang, Kamis (15/12). Beliau mengingatkan supaya Guru PAI memdiberikan bekal agama yang cukup kepada para siswa sekolah. Kamaruddin minta supaya pembelajaran agama di sekolah tidak supervisial dan dangkal. Menurut Beliau, guru PAI tidak hanya dituntut pakar pada aspek pedagogik atau metode mengajar. Ludang keringh dari itu, guru PAI harus menguasai substansi pendidikan agama. Hilangnya penguasaan bahan dari kompetensi guru PAI, bahkan berpotensi menjerumuskan para siswa pada pemahaman Agama Islam yang supervisial.
Berikut kutipan komplitnya ;

Tangerang (Pinmas) --- Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengingatkan para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk memdiberikan bekal agama yang cukup kepada para siswa sekolah. Kamaruddin minta supaya pembelajaran agama di sekolah tidak supervisial dan dangkal.
Menurut Kamaruddin, guru PAI tidak hanya dituntut pakar pada aspek pedagogik atau metode mengajar. Ludang keringh dari itu, guru PAI harus menguasai substansi pendidikan agama. Hilangnya penguasaan bahan dari kompetensi guru PAI, bahkan berpotensi menjerumuskan para siswa pada pemahaman Agama Islam yang supervisial.

"Jika guru agama hanya mengajarkan shalat ialah fardu 'ain (kewajiban individu), puasa untuk menahan haus dan lapar, maka PAI akan dangkal dan tidak akibattif. Bagaimana nasib jutaan siswa yang hanya diajarkan pemahaman agama yang sederhana," ujarnya di hadapan penerima Rakor dan Evaluai PAI, Tangerang, Kamis (15/12).

Doktor di Rheinische Friedrich Wilhelms Universitat Bonn-Jerman ini mengatakan, pembelajaran agama Islam harus terkoneksi dengan realitas kehidupan. Pelajaran perihal shalat misalnya, harus sanggup dihayati dari aspek rohani-batiniahnya.

Siswa tidak sekedar diajari bagaimana cara takbir dan bacaan yang dibaca (Allahu Akbar). Ludang keringh dari itu, siswa juga memahaji pesan substansinya, bahwa Allah Maha Besar dan hasilnya dihentikan bersikap sombong dan tidak dibenarkannya merasa rendah diri di hadapan insan lainnya.
"Dengan demikian, the ultimate goal of education (baca: tujuan utama pendidikan) sebagai pembentuk huruf dan kepribadian akan terwujud," tandas Kamaruddin.

Terkait hal ini, Dirjen Pendidikan Islam memandang pentingnya upaya peningkatan kompetensi Guru PAI secara berkelanjutan, baik pada aspek bahan maupun pedagogik. Kamaruddin mengaku sudah merencanakan sejumlah agenda penguatan guru untuk pembelajaran PAI yang atraktif dan mendalam.

"Kita akan membangun branding PAI dan Guru PAI yang menarik," tegasnya.
Rapat Koordinasi dan Evaluasi ini dimunculi para guru PAI, dosen PAI di akademi tinggi umum, pengawas, pengamat pendidikan dan pemangku kudang keringjakan PAI di wilayah Kementerian Agama Provinsi.


Advertisement

Iklan Sidebar