Puisi Guru – Puisi sering juga ditujukan untuk seorang yang paling berjasa, yang sesuai dengan halnya guru. Guru memiliki kiprah utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya dalam mengajar dan memberi pola yang baik kepada para anak didiknya. Puisi wacana guru ini juga sudah banyak dibentuk oleh para sastrawan populer Indonesia.
Puisi Guru Singkat 1
Pelangi tiada bisa terpancar
Dunia kan beku dan bisu
Pun kehidupan tiada pernah terlaksana
Kala puncak kegalauan terhampar
Sepercik cahaya pun nampak dariku
Yang nampak dari gerak tubuhmu
Kau sinari jalan gelapku
Dengan ilmu dan pengetahuan yang kau punya
Wahai Guru…
Kau yaitu jagoan tak mengharap balas
Kau jagoan tanpa lencana
Karna itu, kau yaitu jagoan tanpa tanda jasa
Kala aku mengacuhkanmu
Kau tak pernah mengeluh pun menyerah
Demi memahamkan ku wacana banyak hal
Tentang warna, nama, kata, hingga angka
Wahai Guru…
Tiada kata yang pantas kami ungkapkan
Kecuali terimakasihku tak terbatas atas semua jasamu
Jasamu kan ku semat sepanjang hidupku
Puisi Guru Singkat 2
Terimakasih guru…
Untuk teladan yang telah kau berikan
Ku kan selalu memikirkan
dan melaksanakan apa yang kau ajarkan
Aku ingin ibarat dirimu, guru
Berpemahaman dalam juga berpengetahuan
Berilmu, berpikir dengan hati juga akal
Dengan ketulusan yang teramat dalam
Aku ingin ibarat dirimu, guru
Menyalurkan bakat, energi, serta waktu
Demi masa depan kami semua
Aku ingin sepertimu, guru
Mengabdi untuk negeri tercinta
Mencerdaskan generasi bangsa
Untuk membangun, memajukan peradaban bangsa
Menjadikan bangsa yang terdidik
Menjadikan bangsa yang terpelajar pengetahuan
Bangsa bisa membuka crakrawalanya dengan senyuman
Menunjukkan pada isi dunia
Puisi Guru 5 Bait
Kau yang membekaliku dengan ilmu
Kau pula yang mendidikku
Penuh kesabaran, ketulusan hati
Dan kusadari itu paling berarti
Sedetik peluhmu
Adalah sebuah tanda perjuangan
Perjuangan yang teramat besar
Untuk semua anak didikmu
Lalu, senyummu membawa semangat baru
Untuk kelanjutan masa depan kami nanti
Tak menyadari,
Jikalau kaulah pengantarku menuju asa
Ku hanya bisa mengucap terimakasih padamu
Walau itu kadang tak terdengar olehmu
Melalui bunyi kecil dari kalbuku
Pada semua malam tahajudku
Sekali lagi, terimakasih guru
Karena cinta dan didikan tulusmu
Atas aliran ilmumu kepadaku
Aku bukan apa-apa, tanpamu
Puisi Guru 4 Bait 1
Rautmu tak pernah terlihat lelah
Panas dan hujanpun kau tetap mengajar
Demi anak didikmu
Demi masa depan anak didikmu
Wahai guru
Kau yaitu pelita yang bersinar
Terang benderang kala gelap
Kau yaitu jagoan tanpa tanda jasa
Tuk memajukan bangsa
Kau telah mengajarkari kami banyak pengetahuan
Ilmu, kepatuhan, juga kedisiplinan
Kau ajari kami lewat mulut juga sikapmu
Kau yaitu teladan bagi kami
Terima kasih,
Wahai guru
Jasamu kan ku ukir
Dalam hati pun pikiranku
Puisi Guru 4 Bait 2
“Jasamu, Guru.”
Oleh: KK
Guru…
Dirimu hadir kala gelap
Dengan kasih akung dan harap
Dengan ikhas tuk sebuah pengabdian
Guru…
Yang kau lakukan itu
Bukan pengorbanan semata
Namun dedikasi pula
Guru…
Besar jasamu
Bukan tuk muridmu semata
Lebih dari itu
Kau berjasa besar tuk bangsa
Guru…
Jasamu mulia
Jasamu tiada tara
Jasamu tak kan terkenang semata
Namun, senantiasa berguna
Puisi Guru 3 Bait 1
Bapak, ibu guru…
Kau yaitu panutanku
Kau pembimbingku
Kau pengajarkan
Kau pula pendidikku
Guru, demikianlah panggilanmu
Kata orang “digugu dan ditiru”
Perkataanmu juga perbuatanmu
Untuk anak didikmu
Guru…
Tanpa kau, bangsa tak punya aset berharga
Aset generasi yang berpengtahuan nan berilmu
Yang bisa membawa perubahan bangsa
Puisi Guru 3 Bait 2
Wahai guru…
Engkau pembimbing setiaku
Engkau yang mengajarku
Merangkai kata, menggores pena
Wahai guru…
Engkau yang mentransfer ilmu
Suksesku pun alasannya campur tanganmu
Jasamu kan mengalir sepanjang waktu
Engkau selalu dikenang
Pasti itu sebagai pahlawan
Pahlawan pendidikan
Pula jagoan tanpa tanda jasa
Puisi Guru 2 Bait 1
“Guruku A+”
Ciptaan: Chairil Anwar
Mataku terperosok ke depan
Kala engkau memasuki kelas
Engkau seorang guru yang lucu
Engkau seorang guru yang keren
Engkau pintar, imut, dan ramah
Engkau yang menolong kami
Dan bila aku menilaimu
Bagiku, engkau A+!
Puisi Guru 2 Bait 2
Kata orang guru itu penat
Tak ada upah besar
Kerja berlambak
Namun, tidak baginya
Katanya itu yaitu rehat
Mengajar bukan apa-apa dan membawa berkah
Ilmu yang dikerahkan tak sanggup disekat
Makin dikerah, tak makin menjauh
Puisi Guru English
“A Teacher for All Seasons”
By: Joanna Fuchs
A teacher is like summer
Whose sunny temperament
Makes study a pleasure
Preventing discontent
A teacher is like spring
Who nurtures new green sprouts
Encourages and leads them
Whenever they have doubts
A teacher is like winter
While it is snowing hard outside
Keeping students comfortable
As a warm and helpful guide
A teacher is like fall
With methods clear and crisp
Lessons of fright colors
And the happy atmosphere
Teacher…
You have do all these things
With a pleasant attitude
You are a teacher for all seasons
You have my gratitude
Puisi Guru Bahasa Inggris dan Artinya
Teachers, you open up young minds
Show them the wonders of the intellect
And the miracle of being able
To think for themselves
Teachers, you are exercises the mental muscles of students
Stretching and strengthening
So they can make challenging decosions
Finding their way in this world
The best teachers care enough
To gently push and prod students
To do their best and fulfill their potential
Thank you, teachers
Artinya:
Guru, kaulah orang yang telah membuka pemikiran
Menunjukkan kepada mereka wacana keajaiban intelektual
Keajaiban wacana berpikir terbuka
Juga mandiri
Guru, kaulah orang yang telah melatih mental murid-murid
Orang yang selalu menguatkan
Agar sang murid berani mengambil keputusan tepat
Kaupun yang menemukan jalan mereka di dunia ini
Kaulah guru terbaik
Yang selalu lemah mengajar dengan penuh lemah lembut
Tuk melaksanakan yang terbaik sesuai dengan potensi mereka
Terimakasih, Guru.
Puisi Guru Karya Chairil Anwar
Terima kasih, guru
Untuk teladan yang telah kau berikan
Aku selalu mempertimbangkan semua yang kau ajarkan
Dan merefleksikan itu semua pada karakter dan pribadiku
Aku mau menjadi sepertim
Pintar, menarik, dan gemesin
Positif, percaya diri, protektif
Aku mau menjadi sepertimu
Berpengetahuan, pmahaman yang dalam
Berpikir dengan hati dan juga kepala
Memberikan kami yang terbaik
Dengan sensitive dan penuh perhatian
Aku mau menjadi sepertimu
Memberikan waktum, energi, dan bakatmu
Untuk meyakinkan masa depan yang cerah
Pada kita semua
Terima kasih, guru
Kau telah membimbing kami
Aku mau menjadi sepertimu
Puisi Guru Karya Gus Mus
Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Ku lihat ia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?
Puisi Guru Karya Kahlil Gibran
Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah ia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula ia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata
Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain
Puisi Guruku Pahlawanku
Dialah jagoan pengetahuan juga ilmu
Dia jagoan yang tak kenal kata lelah
Pahlawan dengan beribu cobaan
Kedisiplinan, ketelatenan, pun kesabaran
Dia kan duka kala murid tertinggal ilmu
Dia kan resah kala murid tak tiba ke sekolah
Dia bisa bahagia di tengah tawa sang murid
Dia pun bisa lupa segala kala murid berguru nan aantusiasnya
Ucapan jail sang murid
Menjadi hiburan baginya
Keberhasilan anak didik
Adalah bahagianya
Kalaupun anak didik sudah pergi
Itu tetap anak didiknya
Karna itu, tak ada kata mantan guru bagi murid
Apalagi bekas guru, sama sekali tak patut
Puisi Tentang Guru Karya W.S Rendra
“Sajak SLA” (22 Juni 1977)
Murid-murid mengobel kentit ibu gurunya
Bagaimana bisa itu mungkin?
Itu mungkin.
Sebab tak ada patokan untuk apa saja
Semua boleh.
Semua tak boleh.
Tergantung pada cuaca
Tergantung pada amarah dan girangnya sang raja
Tergantung pada kuku-kuku garuda dalam mengatur kata
Ibu guru perlu sepeda motor dari Jepang
Ibu guru ingin hiburan juga cahaya
Ibu guru ingin atap rumahnya tak bocor
Ibu guru ingin pula jaminan pil penenang,
Tonikum-tonikum dan obat perangsang yang dianjurkan dokter
Maka berkatalah ia kepada murid-muridnya
“Kita bisa mengubah keadaan.
Anak-anak akan lulus lulus ujian kelas,
Terpandang diantara tetangga,
Boleh dibanggakan pada abang mereka.
Soalnya yaitu wacana kerjasama antara kita.
Jangan hingga kerjaku terganggu,
Sebab atap bocor.”
Dan papa-papa semuanya bahagia
Di pegang-pegang tangan ibu guru,
Dimasukkan duit daam genggaman,
Serta sambil lalu,
Dalam suasana persahabatan,
Teteknya disinggung dengan siku.
Demikian murid-murid mengintip semua ini.
Itulah aliran wacana perundingan,
Perdamaian, juga santainya kehidupan.
Ibu guru berkata
“Kemajuan akan berjalan lancar.
Kita harus menguasai mesin industri.
Kita harus maju ibarat Jepang, Amerika, Jerman
Sekarang keluarkanlah daftar logaritma.”
Murid-muridpun tertawa,
Dan mengeluarkan rokok mereka.
“Karena mengingat kesopanan,
Jangan kalian merokok.
Kelas yaitu ruang tuk belajar
Dan kini daftar ogaritma!”
Murid-muridpun tertawa dan berkata
“Kami tak suka daftar logaritma.
Taka da gunanya!”
“Kalian tak ingin maju?”
“Kemajuan bukan soal logaritma,
Namun yaitu soal perundingan.”
“Jadi, apa yang kalian inginkan?”
“Kami tak ingin apa-apa.
Kami sudah punya semuanya.”
“Kalian ngacau!”
“Kami tak mengacau
Kami tak berpolitik
Kami merokok dengan santai
Seperti ayah-ayah kami di kantor mereka:
Santai, tanpa politik berunding dengan Cina
Berunding dengan Jepang
Mencipta suasana girang.
Dan di ketika ada pemilu,
Kami membantu keamanan,
Meredakan partai-partai.”
Murid-murid tertawa
Mereka menguasai perundingan
Ahli lobbying
Paham akan gelagat
Pandai mengikuti keadaan
Mereka duduk di kantin,
Minum sitrun,
Menghindari ulangan sejarah.
Mereka tertidur di kursi kelas,
Yang telah mereka bayar sama mahal
Seperti sewa kamar hotel.
Sekolah yaitu pergaulan,
Yang ditentukan oleh mode.
Yang dijiwai oleh cita-cita kemajuan berdasarkan iklan.
Dan bila ibu guru berkata:
“Keluarkan daftar logaritma!”
Murid-muridpun tertawa
Dan di dalam suasana persahabatan,
Mereka mengomel ibu guru mereka.
Puisi Guru Sedih
Dulu kami bagai kertas kosong
Mungkin hanya sedikit goresan
Dan bahkan itu higienis sama sekali
Namun, sudah tidak lagi
Kala ketika engkau mulai mencoret-coretku
Dengan gambar, tulisan, dan angka
Kekosongan itu kau isi dengan ilmu dan pengetahuan
Kau mulai mengajar wacana nama-nama dan aksara
Kamipun mulai merasa tak begitu polosnya
Kamipun mulai mengasihi goresan-goresannya
Lalu kami mulai bisa membuka jendela dunia
Seperti yang kau harapkan
Harapan akan banyaknya ilmu pengetahuan
Yang kan jadi bekal bagi kami tuk masa depan
Lalu kami tau jalan menuju asa
Karena kau yang menuntun kami menuju ke sana
Akupun menapakinya bertahap, dengan penuh harap
Masih membawa pesan dan nasehat darinya
Lalu kami seolah jauh dengannya
Padahal dulu begitu dekat
Antara kami dan kau bagai orang bau tanah dan anak
Karena kau orang bau tanah kami di sekolah
Puisi Guru Pendek
Guru…
Semua jasamu
Tak terhitung oleh angka
Bukan lantaran banyaknya
Namun lantaran makna yang dibaliknya
Guru…
Sungguh besar jasamu
Teruntuk belum dewasa didikmu
Pun demi masa depan bangsa
Setiap ketika kau kan selalu ada
Dalam relung kalbuku
Kita jadi bisa menulis dan membaca
Karna siapa?
Kita jadi tau beraneka macam ilmu
Karna siapa?
Kita jadi pandai dibimbing pak guru
Kita jadi pandai dibimbing bu guru
Guru kolam pelita, penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara
Puisi Guru Lengkap
Pagi nan indah, angin berderu menerpa sang wajah
Sementara hirau taacuh menyelimuti semua langkah
Renungan semua langkahnya hanya wacana kejayaan
Pikiran di semua langkah pun hanya wacana keberhasilan
Detik demi detik hingga hari demi hari
Begitu cepat terlewati
Wajahnya tiada terpancar rasa jenuh sama sekali
Semangatnya selalu menggelora
Tiada kata-kata yang seindah tutur katanya
Tiada hari tanpa sebuah bakti
Tiada penawar yang seindah senyumnya
Tiada benih kasih yang tercecer di luar sana
Kecuali hanya pada murid-muridnya
Jikalau ia kan melangkah pergi
Langkah yang penuh pengorbanan
Jikalau dirinya telah tiada,
Pasti kan selalu ada yang mengenangnya
Dan itu guru, ia jagoan tanpa lencana
Puisi Guru Menyentuh Hati
Mentari seakan tak pernah jenuh tuk muncul kembali
Sinarnya tak hanya membangunkan jiwa
Namun juga telah membangun semangat baru
Semangat seorang guru
Ketika itu masih paling pagi
Waktupun masih tetap ibarat kemarin
Dia menyusuri jalanan nan panjang
Tuk hingga pada sekolah tujuan
Sementara kami masih sibuk,
Bermain dan bercanda ria
Bahkan kamipun sibuk menyiaaaa-nyia waktu
Dengan apa yang tak berguna
Senyumnya tak henti menghiasi perjalanannya
Memberi warna di semua datangnya
Tak peduli apapun kejadiannya di sini ataupun di sana
Dia tetap membawa virus bahagia
Kala hingga di sekolah
Sumringah wajahnya selalu memancar
Membawa pada suasana ceria kala belajar
Kala ia membagi ilmu pengetahuan pada kami
Jasa dan kiprahnya takkan bisa terganti
Mesin pun canggihnya teknologi
Tak bisa menandingi
Akan kesabaran, ketulusan, juga kepandaian
Puisi Guru Menyentuh Hati 2
Alam kan dikalahkan oleh semangat
Kemalasan kan terkalahkan oleh dalamnya harap
Jarak takkan jadi alasan
Tuk tetap memupuk harap
Dari raut wajahnya
Pemberiannya begitu tulus
Ikhlas dan penuh harap
Kepada anak-anaknya
Binar matanya
Menjadi khas bahagianya
Kala anak-anaknya bertanya
Tentang apapun itu
Dia selalu menjawabnya
Dengan serius, santai, melucu, ataupun bercanda
Itu menjadi gayanya
Sebab, berguru tak melulu menulis, berhitung dan membaca
Anak-anaknya berbahagia
Semangat berguru wacana apa saja
Apa saja yang diberikan olehnya
Dengan tanpa mengharap apa-apa
Puisi Guru Sederhana 1
Dia tiba tuk mengantarkan
Pada banyak harapan
Kepada semua putera puteri bangsa
Tuk lestarikan peradaban
Di tiba dengan semangat penuh
Menghantar ilmu dan pengetahuan
Kepada generasi bangsa
Demi kemajuan bangsa pula
Guru…
Adalah bekerja sebagai yang berharga
Bukan alasannya angka
Peran yang paling mulia
Bukan alasannya julukan ataupun panggilannya
Guru…
Itulah nama spesialnya
Pun panggilan akrabnya
Bagi anak-anaknya
Guru…
Kau yang menyebarkan dengan kami
Akan pengetahuan dan ilmu
Yang berkhasiat bagi kami nanti
Dimanapun kami bertemu denganmu
Di sekolah, di rumah, di pasar, di daerah bermain
Kau tetaplah guru
Begitupun seterusnya
Kau kan ku panggil begitu
Puisi Guruku Tercinta
Kala pagi masih begitu berembun
Dinginnya udara menusuk tulang
Dia berjalan dan berpikir akan keberhasilan
Merenung wacana kesuksesan
Berpikir bukan tuk diri seorang
Namun, tuk seluruh anak didiknya
Di sekolah, anak-anak, itulah harapannya
Harapan akan masa depan sang murid
Dari lisannya keluar banyak kata nan indah
Dari lisanya keluar penawar luka
Dari senyumnya bisa menghidupkan hati
Sebagai tanda kecintaannya pada kami
Waktu terus berjalan
Sepat ataupun lambat
Semangatnya tak terbendung oleh usia
Tuk menyalurkan ilmunya
Langkahnya yaitu sebuah perjuangan
Ucapannya yaitu sebuah panutan
Namanya kan selalu kami kenang
Sepanjang hidup kami
Puisi Guru Haru
“Pengabdian Tanpa Batas.”
Tak bisa kami bayangkan
Apa akhirnya diri ini tanpa guru
Apa akhirnya negeri ini tanpa guru
Dan bagaimana nasib generasi bangsa ini tanpa guru
Guru, orang yang mengajar wacana aksara
Bermacam-macam pengetahuan pun ilmu
Pondasi negeri yang tak kenal balas jasa
Pembangu asa bagi semua generasi bangsa
Tak gampang baginya
Selalu ada tantangan dan ujian
Tuk mewujudkannya
Sebab dunia tak seindah dongeng dan cerita
Kesabaran, itulah cobaan yang selalu ada
Di semua ia menghantar pelajaran
Materi, itulah godaan yang berat baginya
Karna kini banyak yang mengejar materi ketimbang keberkahan
Ikhlas, yaitu pelajaran berharga
Di semua langkah kakinya
Tak pedulia wacana apa saja
Dia selalu menjalankan tugasnya
Bukan sebagai pekerja
Namun sebagai orang tua
Bagi murid-muridnya
Dia menganggap itu dengan pengabdian
Pengabdian yang tiada batas.
Puisi Guru Hebat
Yang kami tau
Anak-anakmu itu bukanlah anakmu
Mereka terlahir melaluimu
Namun persis bukan darimu
Mereka yaitu anak bangsa yang rindu akan diri sendiri
Mereka selalu bersamamu
Di daerah pengabdian, sekolah
Namun, mereka bukan milikmu
Kau menyalurkan ilmu dan pengetahuan kepadanya
Kau sampaikan dari hati dan pikiran
Dengan kata dan lakumu
Pun dengan penuh cinta dan kesabaran
Kau dipanggilnya bapak ataupun ibu
Lalu dengan pelengkap guru
Begitupun kau bukan bapak ataupun ibu sesungguhnya
Tetap saja itu paling mulia
Mereka menganggapmu orang bau tanah kedua
Di daerah pengabdian, sekolah
Jadi, mereka yaitu anak-anakmu
Kadang merajuk, menangis dan ceria bersamamu
Tanpa mereka
Engkau bukan siapa-siapa
Begitupun mereka
Tanpa engkau, tak banyak tau apa-apa
Puisi Guruku
Guruku
Pembimbingku
Pengajarku
Pahlawanku
Guruku
Terimakasih ku ucap padamu
Doa ku panjat untukmu
Harap kau sehat selalu
Guruku
Jasamu kan ku ingat selalu
Setiap waktuku
Dalam lubuk hatiku
Guruku
Kau pengantar asaku
Kau membagi ilmu pengetahuan
Kau memberi pola teladan
Guruku
Harus bagaimana aku?
Agar menjadi murid baik bagimu
Yang ku bisa hanya berdoa untukmu
Puisi Guru Panjang
Guru…
Sebelumnya tak pernah terpikir olehku
Engkau tiba dengan penuh tekadmu tuk mencerdaskan anak bangsa
Tiap kali engkau masuk kelas, selalu membawa hal gres dalam ruang hidupku
Penuh akan kesungguhan dan tak hilangkan canda sekalipun
Guru…
Kini gres kusadari
Salahku padamu teramat banyak, teramat tak terpuji
Seringkali akupun membangkang, hirau akan pelajaran darimu
Guru…
Aku benar menyadari wacana satu hal
Betapa bodohnya diriku, yang kadang tak menghargai seluruh perjuanganmu
Dan akupun tak bisa berbuat banyak tuk menggantinya
Engkau selalu memotivasiku, menyemangatiku kala ku sulit tuk melangkah
Aku merasa, kini hidupku mulai berubah
Kini aku mulai ingin mencoba banyak hal tanpa keluh ataupun kesah
Hanya ku berharap bisa menjalankan apa yang telah guru ajarkan
Namamu kan selalu ada dalam doa, batin, dan hatiku
Jasamu kan tertanam berpengaruh dalam pikirku
Mungkin aku bukanlah murid terbaikmu kala itu
Namun, kini aku akan berusaha yang tebaik untuk dan olehmu
Puisi Hari Guru
Dulu dunia kami kosong
Belum terisi sama sekali
Mungkin hanya gelap dan warna nan hampa
Tak bisa kemana-mana dan tak bisa apa-apa
Namun kini dunia kami penuh warna
Goresan-goresan, garis-garis, pun titik-titik, kemudian kata-kata
Dan kalimat-kalimat yang dulu itu hanya mimpi semata
Itu kini mulai terbuka dan terlihat oleh mata
Itu alasannya kau yang memberitahu dan mengajarkan
Tentang warna-warna nan indah
Tentang garis yang harus dilukis
Tentang kata yang harus dibaca
Pun wacana kalimat yang harus diperbuat
Terimakasih guruku
Dari lubuk terdalam hatiku
Untuk semua perjuangan, pendidikan, dan pengajaranmu
Pula untuk selain itu
Dengan pendidikan, senantiasa kita bisa berubah
Dengan pendidikan, senantiasa bisa berjuang untuk bangsa
Karena kau, guru yaitu pendidik
Di hari guru ini, semoga engkau selalu lapang dada dan tulus mendidik
Puisi Guru Favorit
“Guru Sejahtera”
Lihat dan kemudian coba cermati
Sosok yang tiba di semua pagi nan sepi
Kemeja dan pantolannya selalu rapi
Bergesper gelap dan kadang berdasi
Sepatu nan mengkilap melangkah dengan pasti
Menjinjing laptop di tangan kiri
Rambut pun tersisir rapi dab berminyak wangi
Aromanya seharum minyak kasturi
Lihat di sana, rumahnya
Sungguh bersih, dan indah
Paduan hiasan, warna cat, dan alam menyatu serasi
Rumput hijau menghiasi
Pohon rimbun di kedua sisi
Menambah suasana asri
Garasi kendaraan beroda empat di penggalan kiri
Dihiasi flora pot yang mengelilingi
Beberapa kursi terjejer di teras rumahnya
Nampak dipenuhi bunga-bunga
Ada air mancur juga kolam
Di sana ikan bergerombolan
Ruangan dalam rumahpun tak ketinggalan
Perabot sederhana tertata rapi
Hanya ada satu ruangan nan luas
Namun, rak bukunya teramat besar
Pun penuh dengan buku-buku
Beraneka ragam judul, ribuan jumlahnya
Kamus, komik, tak ketinggalan anekah majalah
Geografi, matematika, juga sejarah
Karya sastra wacana puisi, cerpen, novel, pun prosa
Buku dongeng belum dewasa hingga dewasa
Beragam kliping hingga ensiklopedi
Berderet panjang karya ilmiahnya
Itu yaitu sumber ilmu semua
Ada pula alat elektronika
Tuk menyebabkan pelajaran lebih berjiwa
Peta benua apapun ada di sana
Globe dan beberapa alat peraga
Semua ia persiapkan sedemikian rupa, pelajaran
Dengan begitu serius dan sungguh-sungguh
Tuk kau sampaikan kepada murid, di depan kelas
Besok ataupun lusa
Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih