Halo guys, sepertinya hari-hari semakin menyenangkan bukan? Kita sanggup berdiri pagi menghirup udara segar dan menikmati secangkir kopi, sesudah itu gres deh beli gorengan di warung terdekat.
Dari acara yang sudah kita lakukan kayaknya lebih yummy sih kalau kita mengobrol atau bercerita.
Ngobrol atau bercerita?
Bercerita atau ngobrol?
Bercerita aja deh. Oke saya duluan ya yang bercerita. (Jangan lupa bawa pop corn )
Ayo ikut aku!
( Memasuki mesin waktu )
daftar isi
Ketika Kembali ke SD
Pada zaman duluuuuu…
Ok, kita masih berada di mesin waktu. Ayo kita lihat apa yang terjadi denganku dimasa itu.
( Terbangun ) ” Kaya absurd rasanya” ,,,
Kenapa nih?!
“Oh my god! kenapa tubuhku kok sanggup kecil”.
Tak kusangka saya berada di masa lalu, terlihat kondisi menyerupai tahun 2005. Tidak salah saya berada di Trenggalek, dirumahnya Nenekku. Hp yang saya pegang pun masih Nokia dan isinya game java semua.
“Bro ayo main !”, Terdengar teriakan bunyi anak kecil diluar rumah.
Aku bingung, fikiranku sudah cerdik balig cukup akal tapi fisikku kaya anak kecil, apakah saya harus berpura-pura. Baiklah saya harus berpura-pura. Aku keluar dan melihat Riyan anak tetangga sebelah yang memang sudah akrab dengan saya terbukti di masa depan (sekarang) pun kita masih mengenal.
” Bro ayo kita main,” ajak Riyan, ” main ke mana?, tanyaku, “kita berburu ke hutan”, jawab dia. Entah apa jawabanku tapi saya tiba-tiba sudah menyiapkan alat untuk berburu ( kami bukan insan purba !!!) . Bagi kami berburu ialah suatu hobi dan kesenangan ,apalagi di zaman itu kami belum mengenal game Android menyerupai dimasa depan.
Ya sanggup dibilang masa kecilku gak MKKB ( Masa Kecil Kurang Banget).
Berburu Udang
Persiapan alat dan materi sudah selesai. Ketapel, alat pancing udang, korek api, pisau dll sudah dimasukkan ke dalam ransel. Agenda kami yang pertama ialah berburu udang di sungai berjulukan sungsang.
Alat pancing kita termasuk unik, tidak menyerupai pancing pada umumnya yang menggunakan kail. Untuk awal kami siapkan sebatang lidi yang tidak mengecewakan agak panjang.
Setelah itu ujung dari lidi tersebut kami putar-putar dengan benang dan menyisakan benang yang berbentuk lingkaran.
Benang itu nantinya kita masukkan ke dalam matanya udang, lantaran umumnya matanya udang kaya Mr. Crab.
Kebetulan ini hari sabtu saya dan Riyan pribadi saja ke sungai Sungsang. Sungai tersebut dulunya sangat jernih sehingga sanggup terperinci untuk melihat keberadaan si udang, Di masa depan pun sungainya masih jernih. Jarak antara rumah dan sungai tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 30 meter kami sudah sampai.
Berenang di Sungai
OH MY GOD?!!!?………….
Ada emak-emak mandi di sungai itu. Aku bingung, Riyan pun juga bingung. Akhirnya kami tetap nekat untuk mancing. “mak, saya mau mancing” kata kami, ” silahkan le” jawab emak itu.
Kami gak terlalu berangasan sih lantaran emang emak-emaknya diatas umur 90-an.
Sungai itu biasa di buat mandi oleh warga sekitar lantaran airnya yang masih jernih dan pribadi dari sumbernya, bahkan sebagiannya dibentuk untuk minum. Ya sanggup di bilang masih alami lah.
Kami pun pribadi beraksi, saya dan Riyan memencar untuk mencari kawasan markas udang yang bersembunyi di balik batu. Untuk menarik si udang, kami gunakan kelapa yang sudah terikat dengan lidi.
3 jam sudah berlalu, keasyikan kami memancing udang telah melalaikan dunia dan seisinya. Matahari sempurna diatas kepala kami membuktikan itu ialah tengah siang hari. Aku dan Riyan sudah mengumpulkan sekitar 15 udang, lumayanlah untuk mengisi perut yang kosong.
Kami sangat berkeringat lantaran terik sinar matahari, kesannya kami berangasan untuk mandi di sungai. Oke pribadi saja kami pribadi tancap gas dan nyebur kesungai beserta pakaian yang kami kenakan. ff
Seeeggggaarnyaaa!!!. Keringat dan dosa kami pribadi luntur terbawa air yang mengalir. Kami pun begitu menikmatinya beserta bunyi kedamaian alam yang begitu meneduhkan.
“Lho kok terasa hangat?” aneh, sungai tiba-tiba terasa hangat. Ku tengok kebelakang dan ternyata…
Kurang ajaaar!!! ternyata ada yang kencing di belakang kami. Alif salah satu temanku beliau kencing di atas sungai dan otomatis air kencing terbawa arus menuju ke arah kami. Riyan dengan cekatan pribadi menyipratkan air mengenai baju Alif dan seketika bajunya Alif pribadi berair kuyup.
Akhirnya Alif pun ikut mandi bersama kita. Betapa senangnya kami mempunyai sahabat lagi untuk bermain.
Sangat puas berenang, kami pribadi berencana menyikat habis udang hasil tangkapan kami. “Enak sekali Alif !, gak mancing ikut makan” cetus Riyan, “ya sudahlah, kebetulan beliau kan ikut berenang”. Kami cari kayu yang kering dan dikumpulkan untuk dibakar. Korek api sudah tersedia dan tak terlalu lama api sudah memancar.
Udang sudah terjun ke api, dari yang warnanya agak putih kehitaman menjadi kemerah-merahan. Kami begitu menikmatinya lantaran terasa sangat yummy makan udang sehabis berenang. Rasa lapar kami telah ditutupi oleh sang udang, “terima kasih banyak udang, jasa kau tidak akan kami lupakan”.
Kami ternyata harus bergegas pulang untuk ganti baju lantaran pakaian yang kami kenakan berair sambil mempersiapkan alat lain yang dirasa kurang. Kayaknya memang sempurna bila kami harus pulang terlebih dulu alasannya ialah sanggup mengumpulkan banyak prajurit untuk berburu selanjutnya.
Alif tiba kerumahku bersama para gerombolan lainnya. Mereka berencana untuk bergabung dalam perburuan selanjutnya. Sayang hari sudah mau sore, nanggung kalau dilanjutkan.
Akhirnya kami semua berencana untuk berburu di besok hari, selain yummy lantaran berangkat pagi dan pulang sore, juga tidak nanggung. Semua setuju dan meja sudah diketuk ( emangnya sidang).
Taklukkan Gunung Jati
Wow… Gunung jati rek. Gunung ini populer dengan mitosnya. konon kata para nenek dan kakek, mereka waktu muda pernah melihat orang menyerupai kera tapi besar. Di lain dongeng ada naga yang pernah memasuki gunung itu (mungkin mau cari bola naganya yang hilang).
Terserah mau beriman atau tidak itu cuma mitos, kalaupun ada kasihan goku dan temannya susah-susah cari bola naga lantaran gak ketemu-ketemu 馃榾 . Ok kita kembali ke naskah cerita.
Processing…
Aku terperanjak dari kawasan tidur, mimpi perihal kehidupan masa depanku berangsur-angsur memudar. Aku masih di kehidupan masa laluku “oh tuhan saya harus bersandiwara lagi” ya sudahlah.
Hari esok sudah tiba, saatnya perburuan dimulai. Para prajurit semua sudah berkumpul. Aku, riyan, Alif, Rizal dan Bayu siap untuk berperang. Aku bawa senapan sendirian yang lainnya bawa ketapel (i am the king vrooh). Berdoa sebelum mulai berangkat ( apa perlu sekalian pengajian dulu nih), pribadi saja kami menuju ke medan lokasi.
Pertarungan dengan Clan Sun Go Kong
Saatnya pertempuran dimulai. Gunung jati populer akan monyetnya yang sangat banyak lantaran memang di situ banyak pohon pisang yang ditanam.
Kami tahu mereka sangat fanatik terhadap kelompoknya, andai ada satu yang diganggu niscaya orang yang mengganggu tersebut akan dikeroyok oleh mereka, mengerikan memang. Kami pun berhati-hati, jarak kami dengan gombrolan kera sekitar 20 meter. Aku mengendap-ngendap melalui semak-semak dan belukar.
Doooooorrr!!!
Peluru sempurna mengenai Seorang Babon ( seorang atau seekor? terserahlah) pribadi tergeletak tak berdaya. Sontak kawanannya pada heboh dan berkeliaran kemana-mana. Tak terduga Alif menembak salah satu kawanan monyet.
Kabuuuuuurrr!!!….
Aku dan yang lainnya berpencar satu sama lain. Kulihat ada menyerupai gua kecil, cukup untuk satu orang. Aku sudah tidak sempat memikirkan yang lainnya. Boro-boro memikirkan yang lain, saya saja masih belum aman.
Ok hingga sini saya tersadar ternyata saya terlalu egois pada diriku. Aku keluar dari goa tersebut dan mulai mencari temanku. Aku berteriak memanggil nama mereka, mereka kesannya menyahut satu persatu. Kita berkumpul lagi dan berpelukan layaknya tidak pernah bertemu selama 1 abad.
Monyet yang tertembak tadi masih tergeletak, dan kawannya sudah pergi menjauh. Kucoba dekati babon itu, beliau sudah tewas. Ternyata ada kera lain yang juga tergeletak, hasil tembakan dari ketapel Alif. Lumayanlah hari ini sanggup dua monyet.
Puas dengan hasil perburuan, kami berencana untuk pulang. Rute pulang sama dengan rute berangkat tadi pagi. Sinar terik matahari dan lelahnya kami berlari dari kejaran kera tadi memunculkan dahaga di tenggorokan. Rizal melihat pohon kelapa, tanpa berfikir panjang kami semua melirik si Bayu.
Bayu bingung, beliau mengira mau dibunuh di hutan mungkin. “Bro” sahut Rizal dengan menunjuk ke atas, tanpa basa-basi Bayu pribadi beraksi dengan talenta alaminya. Si Bayu ini sangat ahli dalam urusan panjat-memanjat ( mungkin beliau dulu lahirnya di pohon 馃榾 ). setiap kali ada program agustus-an, untuk lomba panjat pinang niscaya si bayu nih yang borong hadiahnya.
Aku yakin beliau gak bakal sanggup ambil hadiah kalau panjat pinang kaya gini nih
Bayu pribadi menjatuhkan sekitar 6 kelapa ke tanah. Pisau sudah tersedia, kami pribadi sikat itu kelapa. Kenyang dan dahaga sudah dihapuskan, saatnya kami lanjutkan perjalanan pulang.
Tak terasa hari sudah menjelang sore, sepanjang perjalanan kami juga berburu binatang lainnya menyerupai bajing dan burung.
Selamat Tinggal Masa Lalu
Kayaknya kita harus kembali ke masa depan deh.
Ayo kita naik mesin waktu!
Selamat tinggal masa lalu.
Baca artikelku yang menarik lainnya, klik disini