Info Populer 2022

Buku Pjok Guru Dan Siswa Kelas 4 Sd Kurikulum 2013 Terbaru

Buku Pjok Guru Dan Siswa Kelas 4 Sd Kurikulum 2013 Terbaru
Buku Pjok Guru Dan Siswa Kelas 4 Sd Kurikulum 2013 Terbaru
Berikut ini ialah berkas Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 5 SD Kurikulum 2013 Terbaru. Download file format PDF.

Berikut ini ialah berkas Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas  Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 5 SD Kurikulum 2013 Terbaru
Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 5 SD Kurikulum 2013 Terbaru

Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 5 SD Kurikulum 2013 Terbaru

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 5 SD Kurikulum 2013 Terbaru:

Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 5 SD Kurikulum 2013 diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, Tahun 2019.

Buku ini disusun menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 wacana Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Buku ini juga disusun sesuai Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 wacana Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas V ini disusun untuk memandu guru dalam memberikan materi pada buku siswa “Aktif Berolahraga” Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas V. Melalui buku ini, guru sanggup melaksanakan pembelajaran PJOK secara lebih menyenangkan meliputi pembelajaran masa XXI dengan 4C, yaitu critical thinking and problem solving, creative and innovation, communicative, dan collaborative. Buku ini diharapkan membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang variatif dan tidak monoton sehingga akseptor didik termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran.

Buku Guru Aktif Berolahraga - Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas V ini memuat cara mengoperasionalkan buku siswa. Tahap-tahap pembelajaran yang disajikan buku ini selaras dengan buku siswa untuk memenuhi tuntutan higher order thinking skills (HOTS) dan menyisipkan nilai penguatan penidikan karakter/PPK. Guru sanggup menerapkan metode pembelajaran variatif sesuai panduan pada buku ini. Melalui panduan buku ini, guru sanggup menerapkan pembelajaran saintifik sebagaimana diamanatkan dalam Kurikulum 2013. Guru akan bisa membuat situasi pembelajaran yang menarik bagi akseptor didik dan jauh dari kesan membosankan.

Semoga buku ini sanggup menjadi panduan bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Panduan Penggunaan Buku

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) sangat strategis untuk membuat generasi penerus bangsa yang berwawasan luas. Agar pembelajaran PJOK lebih bermakna, diharapkan seni administrasi pembelajaran yang tepat. Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SD/MI Kelas V ini sanggup dipakai guru dalam proses pembelajaran. Buku ini terdiri atas dua bagian, yaitu petunjuk umum dan petunjuk khusus.

Petunjuk umum memuat informasi kegiatan pembelajaran secara umum. Petunjuk umum memuat maksud, tujuan, ruang lingkup, struktur Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator pelajaran PJOK, seni administrasi dan model umum pembelajaran PJOK, penilaian dalam pembelajaran, alokasi waktu, serta informasi penting lainnya yang diharapkan guru untuk mempersiapkan kegiatan pembelajaran.

Petunjuk khusus memuat kegiatan operasional buku siswa yang sanggup diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Petunjuk khusus ini bersifat minimal. Guru sanggup menyebarkan sendiri sesuai kondisi dan lingkungan sekolah. Petunjuk khusus memuat beberapa rubrik ibarat berikut.

Pendahuluan
Pendahuluan menjelaskan mengenai 1. Pemetaan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Capaian Kompetensi; 2. Tujuan Pembelajaran; 3. Model Pembelajaran; dan 4. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran.

Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran berisi langkah-langkah yang sanggup dilakukan untuk memberikan materi pada tiap-tiap pertemuan.

Penilaian/Evaluasi
Penilaian/Evaluasi berisi contoh 1. Format Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dan 2. Format Penilaian Keterampilan.

Pengayaan
Materi pengayaan berisi aksesori informasi bagi guru. Dengan rubrik ini guru mempunyai bekal untuk memperdalam materi pada topik tertentu. Pembelajaran pengayaan juga sanggup berupa unjuk keterampilan.

Remedial
Remedial berisi soal-soal uraian atau unjuk keterampilan yang diberikan kepada akseptor didik yang masih kurang bisa menguasai materi. Bentuk soal remedial berupa uraian.

Interaksi Guru dan Orang Tua
Interaksi guru dan orang renta memperlihatkan keterlibatan orang renta dalam kegiatan pembelajaran. Melalui rubrik ini, orang renta turut memantau, memberi dukungan, atau memperlihatkan kiprah dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan akseptor didik.

Glosarium
Rubrik ini berisi daftar istilah penting yang terdapat dalam buku teks. Istilah yang ditulis disertai arti atau penjelasan singkat. Penulisan glosarium dilakukan secara alfabetis (berurutan sesuai abjad).

Daftar Pustaka
Rubrik ini berisi daftar buku dan referensi lainnya sebagai materi rujukan atau bacaan dalam menyusun materi. Buku rujukan yang dipakai edisi terbaru. Penulisan diubahsuaikan dengan kaidah penulisan daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis secara alfabetis.

Indeks
Rubrik ini berisi daftar kata dan istilah penting. Daftar indeks disusun secara alfabetis. Setiap kata dilengkapi keterangan nomor halaman dari setiap kata, nama tokoh, tempat, lembaga, dan istilah-istilah penting lainnya.

Lampiran
Rubrik ini berisi informasi atau materi pendukung ibarat data organisasi olahraga dan kesehatan. Rubrik ini juga memuat instrumen tes antropometri, tes kebugaran, tes keterampilan, dan tes kesehatan.

Informasi Pelaku Penerbitan
Rubrik profil memuat profil/biodata pelaku penerbitan buku (penulis, penelaah , editor, dan ilustrator). Bagian ini disajikan dalam buku sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 8 Tahun 2016 wacana Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan.

Petunjuk Umum

A. Pendahuluan

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)merupakan salah satu mata pelajaran pada Kurikulum 2013.PJOK bertujuan menyebarkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih. Pengembangan aspek ini dilakukan melalui pembekalan pengalaman mencar ilmu memakai acara jasmani terpilih dan secara sistematis yang dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketakwaan.

Pengembangan kompetensi mata pelajaran PJOK didasarkan pada perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan akseptor didik. Pada ranah fisik dan motorik, pengembangan kompetensi PJOK didasarkan pada prinsip pertumbuhan serta perkembangan fisik dan gerak. Pembelajaran ranah fisik dan motorik dalam banyak sekali kegiatan pada PJOK tingkat SD/MI dibedakan sesuai tingkatan kelas.

Pembelajaran pada tingkat rendah (kelas 1–3) untuk mencapai kompetensi penyempurnaan dan pemantapan pola gerak dasar, pengembangan kebugaran jasmani, serta pola hidup sehat. Adapun pada kelas tinggi (kelas 4–6) pembelajaran diarahkan pada pengembangan gerak dasar menuju kesiapan gerak spesifik, pengembangan kebugaran jasmani, serta gaya hidup sehat.

1. Gambaran Umum Buku Guru

Buku Guru PJOK ini membantu guru mengelola kegiatan pembelajaran. Kehadiran buku ini diharapkan membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang variatif dan tidak monoton. Peserta didik akan termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Penyusunan buku ini diubahsuaikan kompetensi pelajaran sehingga membantu guru menyebarkan kompetensi akseptor didik.

2. Latar Belakang Penyusunan Buku Guru

Melalui Kurikulum 2013, pemerintah mengajak generasi penerus bangsa untuk memperluas wawasan, menguasai teknologi, mempunyai rasa cinta tanah air, serta mempunyai sikap pantang menyerah. Melalui Kurikulum 2013, pemerintah berupaya mempersiapkan generasi penerus yang bisa mengatasi segala permasalahan dan menjawab segala tantangan masa depan.

Pada proses pengimplementasian Kurikulum 2013, guru merupakan ujung tombak yang menentukan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dalam pendidikan formal, guru merupakan komponen yang bersentuhan eksklusif dengan kegiatan pem- belajaran di kelas. Guru sebagai dinamisator, motivator, dan fasilitator dituntut mempunyai wawasan serta kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran. Buku guru ini hadir untuk membantu guru memenuhi tuntutan Kurikulum 2013 dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional.

3. Cara Menggunakan Buku Guru

Buku Guru PJOK ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi petunjuk umum pembelajaran PJOK. Petunjuk umum pada buku ini meliputi ruang lingkup mata pelajaran PJOK; tujuan pembelajaran mata pelajaran PJOK; seni administrasi pembelajaran; media pembelajaran; proses/kegiatan pembelajaran; serta penilaian pembelajaran.

Bagian kedua buku ini menjabarkan petunjuk teknis pembelajaran setiap bab. Uraian setiap pelajaran disajikan untuk setiap planning tatap muka dengan jumlah bervariasi bergantung pada bobot jam pelajaran. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru diharapkan memahami kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator capaian kompetensi capaian kompetensi, serta metode dan media pembelajaran pada setiap pelajaran.

Pada setiap pertemuan, disajikan variasi metode pembelajaran sebagai pola guru dalam memberikan materi. Setiap pertemuan juga disajikan pembahasan tugas, materi pengayaan, remedial, serta pedoman penilaian. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih terarah dan menyenangkan. Dalam pembelajaran, pengunaan metode pembelajaran diubahsuaikan dengan kondisi lingkungan, geografis, atau latar belakang budaya di kawasan setempat (sekolah).

4. Pembelajaran Mengikutsertakan Keluarga
Guru bertanggung jawab atas pendidikan seorang anak dalam pendidikan formal. Dalam konteks tersebut, guru menjadi ”orang tua” bagi akseptor didik. Sementara itu, orang renta bertanggung jawab atas pendidikan seorang anak dalam sektor informal. Guru dan orang renta harus menjalin kolaborasi untuk menghasilkan pribadi yang berkarakter.

5. Rumusan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Capaian Kompetensi

Rumusan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator capaian kompetensiindikator capaian kompetensi-kompetensi pada mata pelajaran PJOK kelas V sanggup dijelaskan sebagai berikut.

a. Kompetensi Inti
Secara umum, tujuan Kurikulum 2013 meliputi empat kompetensi, yaitu kompetensi sikap spiritual (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan keterampilan (Kompetensi Inti 4). Keempat kompetensi tersebut merupakan belahan kompetensi inti yang harus dicapai akseptor didik. Kompetensi inti merujuk pada kualitas yang harus dimiliki akseptor didik sesudah menuntaskan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.

Rumusan kompetensi sikap spiritual (Kompetensi Inti 1) ialah ”Menerima, menjalankan, dan menghargai fatwa agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial (Kompetensi Inti 2) yaitu ”Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak eksklusif (indirect learning). Pembelajaran tidak eksklusif terjadi selama proses pembelajaran, tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.

Meskipun pengembangan kompetensi sikap dilakukan melalui pembelajaran tidak langsung, penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran. Hasil pengembangan kompetensi sikap tersebut sebagai materi pertimbangan dalam menyebarkan karakter akseptor didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan keterampilan sanggup dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kompetensi inti pengetahuan dan keterampilan PJOK SD/MI sanggup dirumuskan sebagai berikut.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PJOK

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya menurut rasa ingin tahu wacana dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang terperinci dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan sikap anak beriman dan berakhlak mulia.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar dirancang untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh akseptor didik melalui kegiatan pembelajaran. Kompetensi dasar terdiri atas aspek pengetahuan dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti (Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4). Kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik akseptor didik, kemampuan awal, serta ciri mata pelajaran sesuai kompetensi pengetahuan (KD 3) dan keterampilan (KD 4). Pada buku ini kompetensi dasar disajikan di belahan teknis kegiatan pembelajaran. Secara terperinci, pembagian terstruktur mengenai kompetensi dasar dibahas pada belahan petunjuk khusus dalam buku guru. Penjabarannya sanggup dicermati pada tiap-tiap bab.

c. Indikator Capaian Kompetensi

Penguasaan kompetensi dasar pada mata pelajaran PJOK kelas V dicapai melalui proses pembelajaran dan pengembangan pengalaman mencar ilmu atas dasar indikator capaian kompetensi. Indikator capaian kompetensi tersebut dirumuskan dari setiap kompetensi dasar, terutama kompetensi dasar pada KD-3 dan KD-4. Guru sanggup menyebarkan indikator capaian kompetensi pembelajaran sesuai kondisi sekolah tempat guru mengajar. Secara terperinci, indikator capaian kompetensi ketercapaian kompetensi dibahas pada belahan petunjuk khusus dalam buku guru.

B. Cakupan dan Lingkup PJOK SD/MI

PJOK bukan sekadar mata pelajaran yang berisi materi acara untuk mengasah kompetensi keterampilan akseptor didik atau memberi pengetahuan wacana kesehatan dan keterampilan berolahraga. PJOK juga tidak menuntut akseptor didik menguasai cabang olahraga dan permainan tertentu. Melalui acara dalam PJOK, akseptor didik sanggup bereksplorasi dan menemukan sesuatu yang gres secara tidak langsung.

Pada kelas V, materi pembelajaran PJOK disampaikan untuk meraih kompetensi berikut.
  1. Mengetahui konsep dan mempraktikkan pola gerak dasar dan variasi gerak dasar.
  2. Mengetahui konsep dan mempraktikkan latihan kebugaran sederhana.
  3. Mengetahui dan mempraktikkan pola gerak dasar dan variasi gerak mayoritas statis pada olahraga senam.
  4. Mengetahui dan mempraktikkan pola gerak dasar dan variasi gerak berirama.
  5. Mengetahui dan mempraktikkan gerak dasar pengenalan di air dan gerak dasar keselamatan dalam acara air.
  6. Memahami/mengetahui dan menyajikan konsep pemeliharaan kebersihan alat reproduksi; menjaga diri dari banyak sekali tindakan/ sikap tidak senonoh; penyakit menular dan tidak menular; serta ancaman merokok, ancaman narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
  7. Menunjukkan sikap sportif, kerja sama, toleransi, disiplin, dan mendapatkan kekalahan dengan sikap positif dan mengekspresikan kemenangan secara wajar.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, cakupan dan ruang lingkup pembahasan PJOK kelas V diperinci sebagai berikut.
  1. Gerak dasar lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif.
  2. Aktivitas permainan bola besar dan bola kecil.
  3. Aktivitas atletik.
  4. Aktivitas bela diri.
  5. Aktivitas pengembangan kebugaran jasmani.
  6. Aktivitas senam.
  7. Aktivitas gerak berirama.
  8. Aktivitas air dan keselamatan diri.
  9. Kesehatan.

Berdasarkan jumlah kompetensi dasar terutama yang terkait dengan pembagian terstruktur mengenai KI 3, buku PJOK kelas V disusun menjadi sepuluh pelajaran (bab) sebagai berikut.
Pelajaran I : Kombinasi Gerak Dasar dalam Berbagai Permainan Bola Besar
Pelajaran II : Kombinasi Gerak Dasar dalam Permainan Bola Kecil
Pelajaran III : Kombinasi Gerak Dasar Jalan, Lari, Lompat, dan Lempar melalui Lompat Jauh dan Lempar Roket
Pelajaran IV : Variasi Gerak Dasar Pencak Silat
Pelajaran V : Latihan Daya Tahan Jantung
Pelajaran VI : Pola Gerak Dominan pada Senam Ketangkasan Menggunakan Alat
Pelajaran VII : Kombinasi Gerak Dasar Langkah dan Ayunan Lengan dalam Aktivitas Berirama
Pelajaran VIII : Renang Gaya Dada
Pelajaran IX : Pemeliharaan Diri dan Orang Lain dari Penyakit
Pelajaran X : Bahaya Rokok, Minuman Keras, dan Narkoba

C. Tujuan Pembelajaran PJOK SD/MI
Secara umum, tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran PJOK meliputi pengembangan individu secara menyeluruh baik aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual. Secara lebih khusus, pembelajaran PJOK SD/MI Kelas V bertujuan semoga akseptor didik mempunyai kemampuan berikut.
  1. Membiasakan diri berdoa sesuai fatwa agama masing-masing setiap mengawali dan mengakhiri aktivitas.
  2. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, kerja sama, dan bertanggung jawab melalui acara jasmani.
  3. Meletakkan landasan karakter yang besar lengan berkuasa melalui internalisasi nilai-nilai dalam pembelajaran PJOK.
  4. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran PJOK.
  5. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta seni administrasi banyak sekali permainan dan olahraga.
  6. Memelihara kesehatan dan kebugaran jasmani melalui banyak sekali acara jasmani.
  7. Mengembangkan keterampilan diri dalam menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.

D. Model Pembelajaran PJOK SD/MI

Model pembelajaran sanggup diartikan sebagai rangkaian planning kegiatan, meliputi seni administrasi dan pemanfaatan sumber daya pembelajaran yang ada, mulai dari guru, akseptor didik, forum sekolah, orang tua, hingga masyarakat sekitar dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang sanggup ditempuh pada mata pelajaran PJOK ialah sebagai berikut.

1. Discovery Learning

Pembelajaran penemuan (discovery learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi kalau pembelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk akhirnya. Akan tetapi, akseptor didik bisa mengorganisasi sendiri hasil belajarnya. Dalam penerapan pembelajaran ini, guru berperan sebagai pembimbing dengan memperlihatkan kesempatan akseptor didik untuk aktif belajar. Guru harus bisa membimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran akseptor didik sesuai tujuan yang akan dicapai (Muhammad Afandi. 2013: 98).

Dalam menerapkan discovery learning, beberapa tahap yang harus diperhartikan sebagai berikut.
a. Tahap stimulasi yang menumbuhkan rasa ingin tahu akseptor didik.
b. Mengidentifikasi dilema yang relevan dengan materi dan dirumuskan dalam hipotesis.
c. Mengumpulkan informasi yang relevan untuk menandakan hipotesis.
d. Mengolah informasi atau data sehingga memperoleh pengatahuan baru.
e. Melakukan pemeriksaan untuk menandakan kebenaran hipotesis.
f. Menarik kesimpulan dengan memperhatikan hasil verifikasi atau pemeriksaan.

2. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/ PjBL)
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning/PjBL) ialah model pembelajaran memakai proyek atau kegiatan sebagai media pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, akseptor didik mengeksplorasi, menilai, menginterpretasi, menyintesis, dan mencari informasi untuk menghasilkan banyak sekali bentuk hasil belajar. Pembelajaran ini memakai dilema sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan gres menurut pengalamannya dalam acara nyata (Ridwan Abdullah Sani, 2014: 171).

Tahap pembelajaran berbasis proyek meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan, meliputi kegiatan menemukan tema/topik proyek, merancang langkah penyelesaian proyek, dan menyusun agenda proyek. Tahap pelaksanaan, meliputi kegiatan proses menuntaskan proyek yang difasilitasi dan dimonitoring oleh guru, serta menyusun laporan dan presentasi/ publikasi hasil proyek. Tahap evaluasi, meliputi kegiatan penilaian proses dan hasil kegiatan proyek.

3. Student Team Achevement Division

Model student team achievement division (STAD) menekankan kolaborasi tiap-tiap anggota kelompok menyetarakan tingkat pemahaman materi. Anggota kelompok yang lebih bisa memahami materi diminta membantu anggota lain. Pembelajaran dengan STAD biasanya untuk menguatkan pemahaman materi akseptor didik.

Tahapan STAD ditempuh melalui langkah-langkah berikut.
  1. Guru memberikan materi pembelajaran menurut kompetensi dasar yang akan dicapai.
  2. Guru memperlihatkan tes kepada setiap akseptor didik secara individu. Pemberian tes dimaksudkan untuk memperoleh skor awal.
  3. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4–5 orang dengan latar belakang pengetahuan, etnik, ras, dan agama berbeda.
  4. Setiap kelompok mendiskusikan suatu dilema atau materi tertentu. Setelah selesai berdiskusi, tiap-tiap anggota kelompok harus memahami materi dan saling mengoreksi. Selanjutnya, setiap anggota kelompok menguatkan pemahaman sahabat kelompoknya.
  5. Guru memfasilitasi akseptor didik membuat rangkuman. Guru mengarahkan dan memperlihatkan penguatan terkait materi pembelajaran.
  6. Guru membubarkan kelompok. Selanjutnya, guru memperlihatkan kuis terkait materi yang telah didiskusikan. Nilai kelompok STAD ditentukan oleh skor yang diperoleh tiap-tiap anggota kelompok.

4. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis dilema atau Problem Based Learning (PBL) ialah model pembelajaran yang dimulai dengan menuntaskan suatu dilema sehingga akseptor didik mempunyai keterampilan memecahkan masalah. Adapun dilema dalam PBL merupakan dilema nyata yang dihadapi akseptor didik dalam kehidupan sehari- hari. Model pembelajaran ini melibatkan akseptor didik dalam proses pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berpusat kepada akseptor didik.

PBL mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) mencar ilmu dimulai dengan satu masalah, (2) memastikan dilema tersebut bekerjasama dengan dunia nyata akseptor didik, (3) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memperlihatkan tanggung jawab yang besar kepada akseptor didik dalam membentuk dan menjalankan secara eksklusif proses belajarnya sendiri, (5) memakai kelompok kecil, dan (6) menuntut akseptor didik untuk mendemonstrasikan materi yang telah dipelajari dalam bentuk produk atau kinerja.

Pembelajaran dengan seni administrasi PBL dimulai dari adanya dilema yang dimunculkan akseptor didik atau guru. Peserta didik menentukan sendiri dilema yang akan dipecahkan. Dengan demikian, akseptor didik terdorong berperan aktif dalam pembelajaran. Peserta didik mengeksplorasi pengetahuan wacana apa yang telah diketahui dan apa yang perlu diketahui untuk memecahkan masalah.

Model PBL dimulai dengan memperlihatkan kiprah kelompok berupa penyajian hasil karya. Dengan kiprah kelompok, akseptor didik berusaha menemukan masalah, mencari informasi terkait masalah, dan menuntaskan masalah. Misalnya, seorang akseptor didik akan melaksanakan suatu gerak dalam olahraga. Peserta didik mencari informasi terkait gerakan yang akan dilakukan untuk mempermudah memahami cara pelaksanaan gerakan. Kemudian, akseptor didik menentukan cara yang paling gampang untuk melaksanakan gerakan tersebut. Kegiatan yang dilakukan akseptor didik telah memperlihatkan penyelesaian suatu dilema yang dihadapi oleh seorang akseptor didik Adapun guru bertugas mendampingi akseptor didik kalau mengalami kesulitan dan mengevaluasi hasil kiprah kelompok tersebut.

5. Jigsaw Learning

Jigsaw Learning merupakan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok akan mendiskusikan materi yang telah diberikan oleh guru kepada akseptor didik. Setelah berdiskusi, setiap kelompok akan mempresentasekan hasil diskusi kepada kelompok lain. Aktivitas ini dilakukan secara bergiliran dan diubahsuaikan dengan waktu dalam setiap pertemuan.

6. Information Search

Information search ialah model pembelajaran yang dilakukan dengan mengajak akseptor didik mencari informasi secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri terkait materi tertentu. Melalui model pembelajaran ini, rasa ingin tahu dari akseptor didik akan ditumbuhkan. Guru memperlihatkan topik untuk dibahas akseptor didik. Selanjutnya, setiap akseptor didik memberi tanggapan terkait topik yang diberikan. Guru juga memperlihatkan penjelasan atas balasan akseptor didik.

7. Reading Guide

Model reading guide merupakan model pembelajaran yang dipakai untuk mengajak siswa membaca suatu bacaan atau artikel. Melalui model ini, guru merangsang siswa untuk mencari kata kunci dari bacaan atau artikel tersebut. Guru juga sanggup meminta pendapat terkait kata kunci dari bacaan kepada akseptor didik.

8. Talking Stick

Talking stick merupakan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan santunan tongkat. Guru sanggup memakai tongkat sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Tongkat diedarkan ke seluruh akseptor didik diiringi musik atau nyanyian. Ketika musik dimatikan, akseptor didik yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru. Model pembelajaran ini bertujuan membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat akseptor didik aktif.

9. Teaching Games Tournament

Teaching games tournament merupakan model pembelajaran yang kooperatif dan dilakukan dalam model permainan atau perlombaan. Model pembelajaran ini melibatkan akseptor didik dalam acara tanpa ada perbedaan status. Dalam model pembelajaran ini, guru merancang suatu permainan yang gampang diterapakan dan sanggup melibatkan seluruh akseptor didik.

10. Teaching Games for Understanding

Teaching games for understanding merupakan Model pembelajaran yang dipakai untuk menuntaskan dilema melalui teknik bermain sambil belajar. Model ini memberi ruang bagi akseptor didik untuk membuat keputusan dan menuntaskan dilema melalui sebuah permainan.

11. Inklusif

Inklusif (cakupan). Pada pendekatan ini akseptor didik dengan banyak sekali tingkat keterampilan berpartisipasi dalam kiprah yang sama dengan menentukan tingkat kesulitan masing-masing. Contoh: praktik renang gaya dada, akseptor didik yang bisa berenang dengan baik melaksanakan rangkaian renang gaya dada sejauh 6–8 meter, akseptor didik yang kemampuannya sedang berenang sejauh 4–6 meter, sedangkan akseptor didik yang belum mempunyai kemampuan berenang akan berlatih gerakan lengan dan kaki.

12. Whole, part, dan whole–part-whole
Whole, part, dan whole–part-whole (keseluruhan, per bagian), yaitu pendekatan pembelajaran dengan memperlihatkan keseluruhan atau belahan per bagian. Keterampilan gerak harus diajarkan secara keseluruhan semoga akseptor didik sanggup memahami gerakan secara keseluruhan. Misalnya, ketika mengajarkan kombinasi gerak dasar jalan dan lompat, guru harus memperlihatkan pembelajaran secara keseluruhan. Sementara itu, pembelajaran per belahan diberikan kalau tingkat kesulitan tinggi. Materi yang diberikan secara per belahan tersebut digabungkan untuk dilakukan secara keseluruhan.

13. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Kontekstual (contextual teaching and learning) ialah pendekatan pembelajaran yang memperlihatkan kesempatan kepada akseptor didik untuk memproses informasi gres atau pengetahuan. Melalui pembelajaran kontekstual akseptor didik sanggup mengaitkan banyak sekali informasi dan pengetahuan dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari.

E. Proses/Kegiatan Pembelajaran PJOK SD/MI
Pembelajaran PJOK di sekolah mempunyai tujuan utama, yaitu memantau akseptor didik semoga meningkatkan keterampilan gerak serta merasa bahagia dan mau berpartisipasi dalam banyak sekali aktivitas. Pembelajaran PJOK diharapkan bisa menjadi fondasi pengembangan keterampilan gerak, pemahaman kognitif, dan sikap positif terhadap acara jasmani.

Proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 mengutamakan pengalaman personel yang berpusat pada akseptor didik (student centered active learning). Peserta didik mencar ilmu melalui mengamati/ observasi (menyimak, melihat, membaca, dan mendengar), menanya, menalar, mencoba, serta membentuk jejaring (pendekatan saintifik).

1. Mengamati
Kegiatan mengamati dilakukan dengan melihat, membaca buku atau teks, dan mendengar penjelasan guru. Kegiatan mengamati sangat bermanfaat untuk memenuhi rasa ingin tahu akseptor didik. Melalui kegiatan ini, akseptor didik sanggup menemukan fakta ada kekerabatan antara objek yang dianalisis dan materi pembelajaran. Bentuk kegiatan ini dalam pembelajaran PJOK antara lain mengamati gambar, menonton video, dan mengamati gerakan yang diperagakan oleh guru.

2. Menanya
Guru diharapkan menginspirasi akseptor didik untuk meningkat- kan serta menyebarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Kegiatan menanya untuk meningkatkan kemampuan akseptor didik. Melalui kegiatan bertanya, akseptor didik diarahkan untuk peka lingkungan sehingga setiap ide pertanyaan berasal dari permasalahan lingkungan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Variasi pertanyaan yang muncul akan membuka pemahaman dan pengetahuan gres bagi siswa sehingga bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mencar ilmu pada tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari banyak sekali literatur untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada kegiatan menanya. Mengumpulkan informasi dalam pelajaran PJOK dilakukan untuk mengasah kreativitas dan kemandirian akseptor didik. Peserta didik tidak selalu menggantungkan sumber informasi dari guru.

4. Menalar/Mengasosiasi
Istilah acara menalar dalam konteks pembelajaran Kurikulum 2013 merujuk pada teori mencar ilmu asosiasi. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan bermacam-macam ide dan mengasosiasikan kejadian kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Sebagai contoh, sesudah mengetahui materi gerak dasar pencak silat, akseptor didik bisa membedakan sikap kuda-kuda dengan pola gerak langkah. Peserta didik sanggup menyimpulkan tujuan menguasai arah mata angin yang berperan penting ketika melaksanakan sikap kuda-kuda dan pola gerak langkah.

5. Mengomunikasikan
Dalam kegiatan mengomunikasikan, akseptor didik melaksanakan formulasi gagasan dan mengomunikasikan gagasan yang telah dibuat. Kegiatan mengomunikasikan meliputi penyampaian hasil diskusi, hasil pengamatan, dan hasil kiprah akseptor didik, baik dalam bentuk verbal maupun tulisan.

PJOK merupakan salah satu pelajaran yang memakai acara fisik sebagai alat mencapai tujuan pendidikan. PJOK juga merupakan proses interaksi antara akseptor didik dan lingkungan melalui acara jasmani. Materi PJOK sebaiknya tidak hanya diberikan dalam bentuk teori dan disampaikan di dalam ruangan, tetapi juga disampaikan dalam bentuk praktik di luar ruangan. Dengan demikian, akseptor didik sanggup mengaplikasikan teori yang telah diperoleh dalam buku pelajaran.

F. Media Pembelajaran PJOK SD/MI
Media pembelajaran diartikan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kemampuan, dan keterampilan akseptor didik sehingga mendorong terjadinya proses pembelajaran.

Aktivitas pembelajaran PJOK memakai media pembelajaran yang sesuai. Jika sekolah tidak mempunyai dan menyediakan media pembelajaran, diharapkan kreativitas guru untuk membuat modifikasi media pembelajaran PJOK. Guru harus menyesuaikan materi pembelajaran semoga kompetensi yang diharapkan tercapai.

Beberapa media yang sanggup dipakai dalam pembelajaran PJOK ialah sebagai berikut.
  1. Gambar atau poster pembelajaran.
  2. Informasi/artikel pembelajaran.
  3. Power point.
  4. Audio.
  5. Video. 
Media pembelajaran hendaknya diubahsuaikan dengan kondisi geografis, ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah, dan kondisi lingkungan sekolah.

G. Ciri-Ciri Pendekatan Ilmiah (Saintifik)
Pendekatan ilmiah atau saintifik yaitu pola pendekatan pembelajaran yang bertujuan membangun informasi mencar ilmu dari akseptor didik, oleh akseptor didik, dan untuk akseptor didik. Prinsip pendekatan ilmiah yaitu cara akseptor didik belajar, mengenal, mengolah, memiliki, dan mengomunikasikan hasil belajar.

Apa sajakah ciri-ciri pendekatan ilmiah? Adapun ciri-ciri pendekatan ilmiah sebagai berikut.
  1. Berorientasi pada akseptor didik.
  2. Mengembangkan potensi akseptor didik.
  3. Meningkatkan motivasi mencar ilmu akseptor didik.
  4. Mengembangkan sikap dan karakter akseptor didik.
  5. Meningkatkan kemampuan mengomunikasikan hasil belajar

H. Sarana dan Prasarana dalam Pembelajaran PJOK SD/MI

Pembelajaran PJOK membutuhkan sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Ketersediaan sumber daya fisik termasuk fasilitas, peralatan, dan pemeliharaan memengaruhi sikap akseptor didik dan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran PJOK, kemudahan harus tersedia untuk melaksanakan acara otot besar ibarat melompat, menendang, melempar, dan menangkap.

Idealnya, kegiatan pembelajaran memakai sarana dan prasarana yang sesuai. Jika sekolah tidak mempunyai dan menyediakan sarana dan prasarana, kreativitas guru sangat diperlukan. Guru sanggup memodifikasi sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pembelajaran PJOK. Contohnya, peralatan lembing bisa diganti dengan ”roket” dalam olahraga lempar. Guru juga sanggup menentukan acara fisik sesuai ketersediaan sarana dan prasarana. Pemilihan acara fisik ini harus memperhatikan pencapaian kompetensi yang diharapkan.

I. Keamanan dan Keselamatan dalam Pembelajaran PJOK SD/MI
Aspek penting dalam pembelajaran PJOK yaitu terpenuhinya unsur keamanan dan keselamatan. Peserta didik hendaknya bisa melaksanakan atau unjuk kerja dengan kondusif dan selamat sesuai kompetensi. Peserta didik juga sanggup meningkatkan keterampilan sesuai tantangan unjuk kerja. Peserta didik juga mencar ilmu menilai kerja sendiri dan/atau kerja temannya.

Peserta didik hendaknya bisa beradaptasi, memodifikasi, dan meningkatkan kemampuan sendiri. Dalam pembelajaran PJOK perlu diketahui mekanisme keamanan dan keselamatannya. Tujuannya untuk memastikan akseptor didik melaksanakan acara fisik dengan kondusif dan selamat. Apa sajakah unsur keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran PJOK? Unsur-unsur yang dimaksud meliputi keamanan dan keselamatan terkait sarana, prasarana, penggunaan peralatan, dan teknik melaksanakan gerak.

J. Evaluasi Pembelajaran PJOK SD/MI
Evaluasi atau penilaian sebagai belahan tidak terpisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi akseptor didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan akseptor didik, mendiagnosis kesulitan mencar ilmu akseptor didik, mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong akseptor didik belajar, dan umpan balik untuk guru semoga mengajar lebih baik.

1. Pengertian Penilaian
Dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 wacana Standar Penilaian Pendidikan, penilaian ialah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil mencar ilmu siswa. Penilaian tidak sekadar pengumpulan data akseptor didik,tetapi juga pengolahannya untuk memperoleh citra proses dan hasil mencar ilmu akseptor didik. Penilaian juga mengharuskan guru menindaklanjutinya untuk kepentingan pembelajaran.

Dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2016, penilaian hasil mencar ilmu akseptor didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah memperhatikan prinsip-prinsip antara lain sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, serta akuntabel.

2. Instrumen Penilaian Pembelajaran PJOK
Dalam penilaian pembelajaran PJOK, guru memakai penilaian autentik. Penilaian autentik, yaitu penilaian hasil mencar ilmu melalui unjuk keterampilan dan kompetensi tertentu untuk memperlihatkan penguasaan atas ilmu dan keterampilan. Ciriciri penilaian autentik antara lain memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, mencerminkan dilema dunia nyata bukan hanya dunia sekolah, memakai banyak sekali cara dan kriteria, holistik (kompetensi utuh merefleksikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Penilaian autentik mempunyai tiga komponen, yaitu standar, tugas, dan portofolio. Standar ialah capaian hasil mencar ilmu yang sanggup diamati dan terukur. Ukuran ini diketahui dari pencapaian kompetensi yang harus diraih akseptor didik. Tugas dirancang untuk menilai kemampuan dan kompetensi akseptor didik dalam mengaplikasikan kemampuan dan ilmu dalam kehidupan nyata. Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan akseptor didik dari serangkaian kiprah yang dipilih guru untuk menggambarkan catatan mengenai proses pencapaian kompetensi tertentu. Kategori portofolio yaitu wacana perkembangan, pameran, dan evaluasi.

a. Instrumen Penilaian Sikap
Perencanaan penilaian sikap dilakukan menurut KI-1 dan KI-2. Pendidik merencanakan dan tetapkan sikap yang akan dinilai dalam pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Pada penilaian sikap di luar pembelajaran, pendidik sanggup mengamati sikap lain yang muncul secara natural.

Penilaian kompetensi sikap untuk mengukur sikap akseptor didik sebagai hasil dari proses pembelajaran. Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual terkait pembentukan akseptor didik yang beriman dan bertakwa. Sikap sosial terkait pembentukan akseptor didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa. Sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan. Tahapan penilaian sikap, yaitu (1) mengamati sikap akseptor didik selama pembelajaran, (2) mencatat sikap akseptor didik memakai lembar observasi, (3) menindaklanjuti hasil peng- amatan, dan (4) mendeskripsikan sikap akseptor didik.

Pendidik menyiapkan format penilaian sikap yang dipakai untuk mencatat hasil pengamatan. Format penilaian sikap ini dibentuk sedemikian rupa sehingga proses penilaian sikap sanggup dilakukan secara gampang dan praktis.

b. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan meliputi tahapan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Penilaian pengetahuan untuk mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan akseptor didik. Penilaian pengetahuan sanggup dipakai sebagai pemetaan kesulitan mencar ilmu akseptor didik dan perbaikan proses pembelajaran. Penilaian pengetahuan sanggup dilakukan melalui tes lisan, tes tertulis, dan penugasan.

1) Penilaian Lisan
Penilaian verbal dilakukan dengan memperlihatkan pertanyaan kepada akseptor didik secara lisan. Guru mengajak akseptor didik untuk mengomunikasikan balasan atas pertanyaan secara lisan. Guru memberi kesempatan kepada akseptor didik untuk berani memberikan pendapat secara santun.

2) Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis dilakukan dengan memperlihatkan soal-soal kepada akseptor didik secara tertulis. Dalam menjawab soal, akseptor didik tidak selalu merespons dengan menulis jawaban, tetapi sanggup dalam bentuk lain ibarat memberi tanda, mewarnai, dan menggambar. Tes tertulis tidak hanya berbentuk soal-soal, tetapi berupa kiprah yang mengutamakan unsur pemahaman dan analisis.

3) Penugasan
Penugasan berupa pemberian kiprah kepada akseptor didik untuk mengukur dan/atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan untuk mengukur pengetahuan sanggup dilakukan sesudah proses pembelajaran. Penugasan untuk meningkatkan pengetahuan sanggup diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dilakukan secara perorangan atau kelompok sesuai karakteristik tugas. Penugasan ditekankan pada pemecahan dilema dan/atau kiprah produktif lainnya.

Dalam buku ini, bentuk tes yang dipakai secara tertulis ialah tes pilihan ganda dan tes uraian. Tes pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan tes uraian sebanyak 5 butir soal.

Jawaban tes uraian dilengkapi dengan pedoman penskoran setiap butir soal. Nilai tes uraian diperoleh dengan memakai rumus berikut.

Nilai simpulan uraian = Jumlah skor perolehan / Skor maksimum × 100

Adapun nilai simpulan aspek Pengetahuan diperoleh dengan memakai rumus berikut.

Nilai simpulan Pengetahuan = Nilai PG + Nilai Uraian /2

Penilaian di atas merupakan contoh. Guru sanggup menentukan formula penilaian lain. Misalnya, kalau guru menganggap bahwa bobot tes uraian lebih besar daripada bobot tes pilihan ganda, rumus di atas sanggup diubah menjadi ibarat berikut.

c. Penilaian Keterampilan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 wacana Standar Penilaian Pendidikan, pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja yaitu penilaian yang menuntut akseptor didik mendemonstrasikan kompetensi tertentu memakai tes praktik, proyek, dan portofolio.

1) Penilaian Tes Praktik
Penilaian tes praktik menuntut respons berupa keterampilan melaksanakan suatu acara atau sikap sesuai tuntutan kompetensi. Penilaian tes praktik untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut akseptor didik melaksanakan kiprah tertentu ibarat praktik olahraga.

2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap kiprah yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas berupa rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, penyajian data, dan pelaporan. Penilaian proyek untuk mengetahui pemahaman, kemampuan pengumpulan data, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penemuan dan kreativitas, serta kemampuan menginformasikan akseptor didik pada muatan tertentu.

Pada penilaian proyek, terdapat empat aspek yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut.
a) Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan menentukan topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan secara kelompok.
b) Relevansi, yaitu kesesuaian kiprah proyek dengan muatan mata pelajaran dan kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c) Keaslian, yaitu proyek yang dikerjakan akseptor didik merupakan hasil karya sendiri (orisinal), dengan mempertimbangkan bantuan guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek akseptor didik.
d) Inovasi dan kreativitas, yaitu proyek yang dikerjakan terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.

3) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio dilakukan dengan menilai kumpulan karya akseptor didik yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas akseptor didik dalam kurun waktu tertentu. Pada simpulan periode, portofolio diserahkan kepada guru pada kelas berikutnya dan orang renta sebagai bukti autentik perkembangan akseptor didik.

Setiap item dalam portofolio mempunyai nilai bagi akseptor didik dan orang lain. Guru dan akseptor didik saling memahami maksud suatu dokumen dimasukkan koleksi portofolio. Pada portofolio, juga dicantumkan komentar dan refleksi guru atas karya akseptor didik.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam penilaian keterampilan ialah adanya perolehan skor optimum. Skor optimum dipakai kalau satu teknik penilaian dipakai lebih dari satu kali tes pada satu KD. Misalnya, pada KD 4.1 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau tradisional, teknik penilaian yang dipakai ialah tes praktik/kinerja. Jika terdapat lebih dari satu kali tes praktik dalam KD ini, contohnya tiga kali tes dengan skor 85, 75, dan 80, skor yang akan dipakai ialah 85 untuk teknik penilaian kinerja.

K. Langkah-Langkah Pembelajaran PJOK SD/MI

Apa aspek yang perlu diperhatikan guru PJOK dalam kegiatan pembelajaran? Guru PJOK perlu memperhatikan aspek-aspek dalam kegiatan pembelajaran berikut.

1. Kegiatan Pendahuluan
Bagaimana kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran PJOK? Dalam pembelajaran PJOK, kegiatan pendahuluan sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Peserta didik dibariskan empat bersaf atau membentuk setengah lingkaran. Ucapkan salam atau selamat pagi kepada akseptor didik.
b. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru mengajak seluruh akseptor didik berdoa dan bersalaman.
c. Guru mengecek kondisi fisik akseptor didik. Jika ada akseptor didik yang menderita penyakit kronis atau berkebutuhan khusus sanggup diperlakukan khusus.
d. Menanyakan kondisi kesehatan akseptor didik secara umum. Jika ada akseptor didik yang sakit diperbolehkan mengikuti pembelajaran sesuai kemampuannya.
e. Melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran akseptor didik. Guru juga melaksanakan apersepsi sebagai awal pembelajaran.
f. Melakukan pemanasan yang dipimpin guru atau salah seorang akseptor didik. Guru menjelaskan pentingnya pemanasan sebelum melaksanakan acara fisik.
g. Guru memberikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh akseptor didik sesuai kompetensi dasar.

2. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti pembelajaran, beberapa aspek yang perlu diperhatikan guru sebagai berikut.
a. Selama kegiatan pembelajaran, guru mengamati sikap akseptor didik. Guru memperlihatkan masukan terhadap sikap akseptor didik.
b. Guru membimbing dan membantu akseptor didik dalam pembelajaran gerak dasar yang bersifat umum.
c. Kegiatan pembelajaran dilakukan dari materi yang gampang ke sukar, dari sederhana ke rumit, serta dari ringan ke berat.
d. Guru mengawasi dan memperbaiki kesalahan gerakan yang dilakukan akseptor didik. Guru juga mengamati perkembangan sikap akseptor didik selama pembelajaran.
e. Dalam mengajarkan materi pembelajaran PJOK, guru hendaknya memodifikasi peralatan, peraturan, dan lapangan pembelajaran.
f. Guru menyiapkan model atau seni administrasi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Penerapan model juga mempertimbangkan kondisi geografis dan lingkungan sekolah.

3. Kegiatan Akhir
Bagaimana kegiatan simpulan yang dilakukan guru? Guru sanggup melaksanakan kegiatan simpulan pembelajaran ibarat berikut.
a. Guru mengajak akseptor didik melaksanakan tanya jawab berkaitan dengan materi yang telah dipelajari.
b. Guru melaksanakan kegiatan refleksi dan tindak lanjut atas materi yang telah dipelajari.
c. Peserta didik melaksanakan pelemasan sendi dengan dipimpin guru atau salah seorang akseptor didik. Guru memberikan tujuan dan manfaat pelemasan sendi yaitu semoga badan tetap bugar.
d. Seusai kegiatan pembelajaran, guru dan akseptor didik berdoa bersama dan saling bersalaman.

L. Remedial dan Pengayaan

Pembelajaran remedial dan pengayaan sanggup diberikan untuk kompetensi pengetahuan (KD 3) dan kompetensi keterampilan (KD 4). Remedial diberikan kepada akseptor didik yang belum mencapai ketuntasan mencar ilmu minimum (KBM). Pembelajaran pengayaan diberikan kepada akseptor didik yang telah mencapai ketuntasan mencar ilmu minimum (KBM).

1. Remedial
Metode remedial diubahsuaikan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan mencar ilmu yang dialami akseptor didik. Prinsip pembelajaran remedial antara lain bersifat adaptif, interaktif, fleksibilitas dalam pengajaran dan penilaian, pemberian umpan balik, dan pelayanan sepanjang waktu. Remedial dilakukan dengan cara berikut.
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media berbeda sesuai gaya mencar ilmu akseptor didik
b. Pemberian bimbingan atau pengajaran secara perorangan.
c. Pemberian kiprah atau latihan khusus sesuai kemampuan akseptor didik.
d. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu sahabat sekelas yang mencapai KBM.

Adapun langkah-langkah pembelajaran remedial diuraikan sebagai berikut.
a. Identifikasi Masalah
Nilai akseptor didik yang belum mencapai KKM perlu diidentifikasi. Permasalahan ini difokuskan keunikan akseptor didik, materi ajar, dan seni administrasi pembelajaran.

b. Perencanaan
Guru membuat perencanaan untuk melaksanakan pembelajaran remedial. Perencanaan ini meliputi waktu kegiatan remedial, persiapan media pembelajaran, contoh dan alternatif aktivitas, serta materi dan alat pendukung.

c. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, guru sanggup menekankan pada tiga aspek yaitu pengutamaan pada keunikan akseptor didik, pengutamaan pada alternatif contoh dan acara terkait materi ajar, serta pengutamaan pada strategi/metode pembelajaran.

d. Penilaian Autentik
Penilaian autentik sanggup dilakukan sesudah pembelajaran remedial dilakukan. Jika akseptor didik belum mencapai KKM, guru meninjau ulang seni administrasi pembelajaran remedial yang diterapkannya.

Guru juga sanggup mengidentifikasi sikap akseptor didik secara saksama. Jika ternyata ditemukan kasus khusus pada akseptor didik, guru sanggup berkonsultasi kepada orang renta akseptor didik.
2. Pengayaan
Pengayaan sanggup diberikan kepada akseptor didik yang telah mencapai KKM. Peserta didik sanggup memperdalam atau memperluas wawasan hingga mencapai tahapan jejaring dalam pendekatan saintifik. Guru memperlihatkan pengayaan dari banyak sekali sumber belajar.

Apa sajakah kegiatan dalam pengayaan? Kegiatan yang sanggup dilakukan guru dalam pengayaan sebagai berikut.
a. Kegiatan eksplorasi, sanggup berupa latar belakang sejarah, buku, narasumber, penemuan, dan uji coba yang tidak tercakup dalam kurikulum.
b. Keterampilan proses, bertujuan semoga akseptor didik sanggup melaksanakan pendalaman dan pemeriksaan terhadap topik yang diminati dalam pembelajaran secara mandiri.
c. Pemecahan masalah, ditujukan bagi akseptor didik yang mempunyai kemampuan mencar ilmu lebih tinggi dengan pendekatan pemecahan dilema atau penelitian ilmiah.

Dalam pembelajaran pengayaan, prinsip yang perlu diperhatikan yaitu inovasi, kegiatan yang memperkaya, serta merencanakan metodologi yang luas dan bervariasi. Adapun langkah-langkah pembelajaran pengayaan hampir sama dengan pembelajaran remedial.

Setelah mengikuti pembelajaran PJOK, akseptor didik mempunyai sikap, pengetahuan, keterampilan fisik dan gerak, serta kebugaran jasmani. Kompetensi ini sanggup dipakai untuk melaksanakan acara hidup sehari-hari, rekreasi, dan menyalurkan talenta dan minat berolahraga, hidup sehat dan aktif sepanjang hayat dengan dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, disiplin, menghargai perbedaan, kerja sama, sportif, tanggung jawab dan jujur, serta kearifan lokal yang relevan (Kemendikbud, 2017).

    Download Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 5 SD Kurikulum 2013 Terbaru

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 5 SD Kurikulum 2013 Terbaru ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:







    Download File:
    Download Buku PJOK Guru Kelas 5 SD Kurikulum 2013.pdf
    Download Buku PJOK Siswa Kelas 5 SD Kurikulum 2013.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku PJOK Guru dan Siswa Kelas 5 SD Kurikulum 2013 Terbaru. Semoga bisa bermanfaat.
    Advertisement

    Iklan Sidebar