Cerpen Cinta Romantis – Cinta sanggup diartikan sebagai suatu anugerah yang diberikan Tuhan kepada insan yang bisa tiba kapanpun serta di manapun secara tiba-tiba. Sehingga tidak heran apabila banyak orang yang mencari dongeng cinta untuk dijadikan rujukan serta inspirasi. Selain hal tersebut, banyak juga orang-orang yang mengumpulkan kata-kata mutiara sebagai ungkapan cinta kepada pasangannya.
Terkadang untuk membuktikan kasih anengnya kepada pasangan, banyak orang yang rela melaksanakan apapun demi meyakinkan hati pasangannya. Bahkan bagi beberapa orang cinta sanggup membuatnya buta. Selain alkisah inspiratif ada pula dongeng romantis yang alur ceritanya terkadang diinginkan sanggup terjadi dalam dunia faktual pembacanya. Berikut akan disajikan beberapa dongeng romantis yang sanggup anda simak.
Cerpen Cinta Romantis Islami
Perkenalkan namaku Rani, dan teman-temanku biasa memanggil Rara. Aku masuk salah satu universitas islam di Semarang. Sejak hari pertama kuliah ane melihat seorang laki-laki yang ter amat tampan, misterius, dan tentunya ter amat menarik perhatianku. Semakin hari rasa ingin tahuku tentangnya semakin besar lengan berkuasa hingga hasilnya ane tahu siapa sosok laki-laki itu.
Dia berjulukan Riyas, selain pandai beliau juga pencetus dengan mengikuti banyak sekali organisasi. Selain itu Riyas ter amat berilmu bermain biola. Karena ane dan beliau satu kelas, usang kelamaan kita semakin bersahabat bahkan lebih dari seorang sahabat. Bagiku Riyas sosok insan yang ter amat baik, kapanpun ane membutuhkan bantuannya, beliau selalu ada. Sehingga banyak yang menerka bahwa kita pacaran.
Tentu itu suatu hal yang tidak mungkin, alasannya yakni kita sama-sama mengikuti Rohis, yang ter amat menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
Hingga suatu ketika ane melihatnya sedang bermain biola di sudut taman, ada yang beda dengan rasaku, hatiku berdegub kencang serta lidahku kelu bahkan pandanganku ter amat sulit untuk berpaling dari sosoknya. Hingga kuputuskan untuk menutup mata berharap mendapatkan ketenangan, namun ketika kuterpejam.
“Ra, sedang apa, daripada panas berdiri si situ mending sini temenin ane latihan biola” seketika ane kaget mendengar suaranya.
“Eh, Riyas hehe, gak lagi ngapa-ngapain, hanya lagi nunggu tukang jajan nih.” Alasanku sekenanya.
“Mana ada Ra tukang jajan keliling masuk kampus, sini semoga ane saja yang menjadi pemadam rasa laparmu.” Ledek Riyas sambil tertawa renyah.
Sebisa mungkin ane bersikap untuk biasa, meskipun ane masuk dalam organisasi Rohis, sifat tomboyku masih sedikit ada, rasa hambar yang kumiliki pada lingkungan sekitar terkadang sanggup menciptakan ku aib tanpa sadar. Tetapi keadaan ter amat berbeda ketika berada di dekat Riyas. Seketika ane menjadi sosok yang pendiam bahkan seringkali salah tingkah.
Namun pada ketika kami sedang mencar ilmu bareng, ada salah satu temanku yang mendekati Riyas, beliau juga bertanya banyak hal, hingga ane merasa bosan melihatnya bolak balik di hadapan Riyas.
Dan pada suatu malam ane menuliskan sebuah puisi yang menggambarkan seluruh perasaan ku yang tidak sanggup terungkap, hanya bisa berkata melalui tinta. Perasaan ku untuknya bisa menciptakan ku menyerupai orang bisu.
Selalu kucoba untuk tidak terlalu terobsesi memilikinya, alasannya yakni hal itu sanggup membuatnya pergi dari hidupku. Biarkan saja ane memendam perasaanku sendiri. Bahkan ane tidak persoalan kalau dianggapnya hanya sebagai seorang sahabat, alasannya yakni berada di sampingnya itu sudah lebih dari cukup. Mungkin ane memang mencintainya dalam diam, dan entah kapan semua ini akan bertahan.
Cerpen Cinta Romantis Sedih
Senja yang semua atau setiap hari kita rindukan kini hanya sanggup ku nikmati sendirian. Dan kini senja ini hanya milikku, bukan miliki kita lagi.
“Perasaan yang begitu hampa, dan hati yang ter amat kosong” terdengar ucapan seseorang dan ane mengenalnya.
“Ris aku” belum sempat ku selesai bicara, Riski menempelkan jari telunjuknya di bibir ku.
“Karena ini senja milikmu, jadi nikmati saja” ucap Riski yang kemudian duduk di samping ku.
“Ris, apa kau merindukan senja yang biasa kita nikmati bersama?” tanyaku tanpa menoleh ke arahnya.
“Tentu, jawabannya menyerupai pertanyaanmu”
“Ku kira kau akan lupa akan kawasan ini” ucapku akan tetapi tidak ada respon dari Riski.
“Senjamu telah pergi, ayo kita pulang”. Riski bangun dari duduknya dan membantu ku berdiri.
Hingga tibalah kami di ujung jalan sebelum hasilnya berpisah dan bertemu lagi nanti jam 8 malam. Aku merasa Riski sedikit aneh, mungkin itu lantaran beliau lelah gres pulang dari Surabaya. Hingga tidak kusadari ane bertemu dengan Sunbulat sahabatku.
“Mar, apa kita jadi pergi ke rumah Riski?” kata Mayang.
“Jadi May” Jawabku singkat.
“Ayo kita pergi bersama” ucap Mayang.
Dan lagi ada yang beda dengan Mayang, beliau yang biasanya ceria berkembang menjadi pendiam. Kamipun hampir hingga di rumah pacarku Riski.
“Marina, maaf” Ucap Sunbulat yang menyerupai orang asing bagiku.
“Kenapa?” jawabku bingung.
“Aku hanya bisa mengantarmu hingga sini, anti kau akan tahu sendiri”. Belum sempat ku jawab Dewi telah menghilang pergi.
Dengan perasaan yang tak karuan ane melanjutkan perjalanananku. Hingga sampailah ane di rumah Riski yang begitu ramai dengan orang dengan pakaian serba hitam. Saat ku masuk, kulihat kedua orang bau tanah Riski menangis, mereka menghampiri ku, ibunya Riski memeluk ku dengan eratnya.
“Ibu, kenapa menangis?” ane bertanya dengan penuh kebingungan.
“Marina, Riski dan Sunbulat telah pergi” kata ayahnya Riski. Kemudian menyuruh ku duduk untuk menunggu ambulance yang membawa mayat Riski
“Enggak ayah, ini tidak mungkin, gres saja ane bertemu dengan mereka, mereka bilang gres pulang dari Surabaya” jawabku tidak percaya.
“Mereka sudah pulang dari Surabaya semenjak kemarin, dan tadi siang mereka pamit untuk menemuimu, hingga hasilnya ayah mendapatkan telepon dari pihak rumah sakit yang mendapatkan korban kecelakaan yang meninggal dunia, mereka yakni Riski dana Mayang” terperinci ayah Riski.
“Lalu siapa yang tadi mengantar ku, menemani ku menikmati senja kalau benar mereka telah tiada ayah?’ seketika tubuhku lemas dan ketika itu pula ane tidak sadarkan diri.
Cerpen Cinta Romantis Remaja
Ketika Rio sedng berjalan di halaman sekolah, beliau melihat seorang cewek yang menurutnya ter amat cantik, beliau berjulukan Febri. Singkat dongeng Riopun jatuh cinta pada Febri.
Di sekolah, hari-hari Rio menjadi ter amat berarti lantaran ketika sekolah beliau sanggup bertemu dengan Febri. Akhirnya Rio berani untuk berkenalan dengan Febri. Dan yang menciptakan Rio merasa tenang dan damai selain Febri mau berteman dengannya Febri juga bersedia menjadi sahabat curhat Rio.
Seringkali Rio curhat perihal cewek yang beliau suka kepada Febri yang tidak lain itu yakni Febri. Namun semakin lama, Rio bosan kalau febri hanya sebatas sahabat curhat bagi Rio. Dengan keraguan Riopun memberikan perasaannya kepada Febri. Namun terlebih dahulu Rio meminta pendapat Febri apa yang harus beliau lakukan apabila mengasihi seseorang.
Tanpa pikir panjang, Febri eksklusif menjawab “Tembak saja langsung, nanti kalau ditunda terus cewek itu diambil orang bagaimana?”
Dengan jawaban Febri yang menyerupai itu, Rio hasilnya mengungkapkan perasaannya kepada Febri. Tentu awalnya Febri tidak percaya, kalau perempuan yang Rio maksud yakni dirinya. Akan tetapi, Febri juga tidak sanggup membohongi perasaannya sendiri kalau beliau juga jatuh cinta pada Rio, dan singkat dongeng mereka hasilnya jadian.
Hari-hari mereka lalui dengan penuh kasih aneng, hingga hasilnya tiba orang ketiga berjulukan Iyan yang sanggup menggoyahkan hati Febri. Awalnya Febri tidak suka dengan Iyan, namun lantaran Iyan sering memberinya hadiah, Febri menjadi begitu dekat dengan Iyan.
Melihat kedekatan mereka, Rio merasa ter amat cemburu dan meminta Febri untuk menjauhi Iyan, namun febri tidak menuruti apa kata Rio lantaran menurutnya Iyan ter amat baik.
Karena mereka terlalu akrab, dan ketika Febri mencerikatan perihal Iyan kepada Rio, Rio sering meninggalkan Febri sendirian. Dengan perilaku Rio yang menyerupai itu, menciptakan Febri mengambil keputusan untuk putus dengan Rio dan menjalin kekerabatan dengan Iyan. Sampai hasilnya Febri menyadari bahwa Iyan tidak sebaik yang Febri pikirkan.
Hingga hasilnya Febri menyesal dikarenakan telah meninggalkan Rio, Febri berusaha untuk meminta maaf kepada Rio dan meminta untuk memperbaiki kekerabatan mereka, namun perjuangan febri sia-sia, Rio sudah ter amat kecewa walau bahwasanya hati kecilnya masih ter amat menyayangi Febri.
Rio seakan tidak melihat perjuangan Febri untuk memperbaiki kekerabatan mereka, malah Rio sengaja jadian dengan cewek lain untuk membuktikan bahwa Rio sudah tidak membutuhkan Febri. Tentu Febri ter amat sedih, namun Febri tidak menyerah, bahkan beliau berani bilang pada Rio bahwa beliau akan selalu mengasihi Rio meskipun Rio tidak mencintainya lagi.
Cerpen Cinta Romantis di Sekolah
Namaku Tari, sebagai murid gres di Sekolah Menengan Atas ini ane ter amat tenang dan damai lantaran teman-teman gres ku mendapatkan kehadiran ku. Bahkan tidak membutuhkan waktu lama, ane mempunyai sahabat gres di sini, beliau berjulukan Lili dan Fani.
Hingga suatu hari ane melihat seorang perjaka di perpustakaan yang berdasarkan ku ter amat ganteng dan juga kalem. Entah lantaran hal apa jantung ku selalu berdegup kencang ketika melihatnya, dan rasa kagum ku berkembang menjadi suka. Daripada ane terus memendamnya, hasilnya ku ceritakan apa yang ane rasa pada kedua sahabatku. Dan mereka selalu menemani ku ke perpustakaan ketika jam istirahat tiba.
Hingga suatu ketika ane dan Lili berpapasan dengan Faid di pintu perpustakaan, lantaran kecerobohan ku tidak hati-hati ketika berjalan, ane menabrak Faid, sungguh ane ter amat gugup dan tidak berani untuk melihatnya, dan kuputuskan untuk pergi dan menarik Lili tanpa meminta maaf terlebih dahulu.
“Tari, tadi kau lihat gak, Faid senyum tuh ke kamu”
“Aku tidak melihatnya” jawabku malu.
“Tari, ini diary kamu, tadi jatuh dan maaf ane membukanya, jadi ane tahu namamu dari buku ini” Kata Faid yang menciptakan ku jadi salah tingkah.
“I iya terimakasih” jawabku terbata-bata.
“Ciye, ciye ada yang kasmaran nih”, ledek Lili sahabatku.
Entah kekuatan apa yang mendorong ku untuk semakin semangat belajar, dan mengikuti seleksi olimpiade berharap akan sanggup mencar ilmu dan sering ketemu dengan Faid. Kali ini Tuhan berbaik hati padaku dengan mengijinkan ane lolos untuk sanggup mengikuti olimpiade.
Namun konsentrasi mencar ilmu ku terganggu, ketika mencar ilmu bersama untuk persiapan olimpiade, Faid sering memberiku harapan, tatapan matanya seolah ingin menyampaikan sesuatu. Namun seketika keinginan ku sirna ketika tahu Faid berpacaran dengan adik kelas. Tidak ada pilihan lain selain ku ceritakan pada Lili dan Fani sahabat ku, merekapun turut bersedih dengan apa yang ane ceritakan.
Aku memaksakan diri untuk bersikap biasa, sesudah olimpiade terlewat ane merasa terbebas dari rasa sakit yang selalu kupendam ketika melihat Faid. Kuputuskan untuk tidak mencari tahu kesibukannya. Hingga hasilnya waktu telah berada di penghujung SMA. Dan ane tahu kalau Faid telah usang putus dengan adik kelas itu.
Di hari perpisahan dan kelulusan sekolah, perasannku terasa ter amat hancur, ane juga harus mendapatkan kenyataan bahwa besok tidak sanggup lagi melihat Faid meskipun ketika melihatnya ane merasa sakit.
Saat ane sedang duduk seorang diri di taman sekolah, merenung dan membayangkan sosok Faid tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dan berkata “Tari, hasilnya ane menemukanmu, sedang apa sendirian di sini?” yang tak lain itu yakni Faid.
“Semenjak olimpiade berakhir, ane merasa ada yang beda dengan kamu, oh iya selamat atas beasiswa yang kau peroleh, sebelum kau pergi ane ingin ngasih ini ke kamu” Faid memberiku sebuah cincin yang ter amat indah.
“Apa Tari mau menjadi kekasih dan istriku kelak?” tanya Faid dengan penuh keseriusan.
Aku tidak tahu harus menjawab apa, rasanya pengecap ini ter amat kelu, dan kuputuskan untuk mengangguk saja. Seketika suasana taman menjadi ter amat ramai, selain kedua sahabatku Lili dan Fani, di sana ada kedua orang tuaku dan orang bau tanah Faid. Ya Tuhan terimakasih atas ini semua, sungguh rencanaMu tidak sanggup ku duga.
Cerpen Cinta Romantis Bikin Nangis
Roni, seorang laki-laki yang bekerja pada perusahaan kecil yang sedang jatuh cinta pada seorang gadis yang juga bekerja di perusahaan itu, gadis itu berjulukan SInta. Dengan romantisnya , semua atau setiap hari Roni menunjukkan setangkai bunga mawar kertas yang beliau lipat sendiri. Tentu dengan tenang dan damai hati, Sinta mendapatkan cinta dari Roni.
Mereka sering menghabiskan waktu bersama di perusahaan kecil tersebut, namun cinta mereka tidak direstui oleh orang bau tanah Sinta, lantaran pa yang dilihat orang bau tanah Sinta akan Roni yang bekerja di perusahaan kecil tersebut tidaklah mempunyai masa depan yang cerah.
Hingga suatu hari Sinta berkata dengan berat hati “Roni, kau harus berubah, kau harus sanggup membuktikan kalau kau sanggup berhasil, begitupun denganku, ane akan pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan, kalau kau memang benar mencintaiku, maka kau harus menjadi orang sukses, lantaran mungkin orang tuaku akan merestui kekerabatan kita ketika kau sudah sukses”.
Mendengar apa yang dikatakan Sinta, menciptakan Roni bangun dan tidak bersedih, dan Roni mulai untuk bekerja keras untuk membuktikan pada orang bau tanah Sinta bahwa masa depannya tidak menyerupai yang dipikirkan kedua irang bau tanah Sinta. Roni telah mempunyai bisnis sendiri, rumah mewah, kendaraan beroda empat dan lain sebagainya.
Akan tetapi ada mengusik ketenangan hatinya, beliau teringat apa yang Sinta katakan sebelum pergi ke Amerika. Dalam hati Roni berkata “untuk apa semua kekayaan ini, kalau semua ini akau dapatkan lantaran Sinta yang pergi dariku dan orang tuanya yang gila harta”. Kebencian muncul di hati Roni hingga suatu hari Roni melihat dua orang bau tanah yang sedang menyebarkan payung.
Karena ingin tau Roni mengikuti mereka yang tidak lain yakni orang bau tanah Sinta. Tanpa pikir panjang Roni menghampiri mereka dengan mobilnya untuk membuktikan bahwa kini beliau sudah menjadi orang kaya dan meminta untuk bertemu Sinta serta meminta restu pada mereka.
Namun kedua orang bau tanah Sinta mengantarnya ke TPU, dari kejauhan terlihat sebuah nisan dengan penuh bunga mawar di sampingnya. Semakin dekat terlihat terperinci bahwa di kuburan tersebut terlihat foto Sinta. Kedua orang bau tanah Sinta menjelaskan apa yang bahwasanya terjadi, Sinta tidak pergi ke Amerika, beliau terkena kanker ganas stadium akhir.
Sinta tidak ingin melihatmu sedih dan berbohong pergi ke Jerman ketika tahu umurnya tidak usang lagi. Mendengar hal tersebut, Roni menangis dan memeluk foto Sinta yang kini sudah tiada.
Cerpen Cinta Romantis Mengharukan
Bukan suatu hal yang gres apabila dalam sebuah alkisah cinta muncul orang ketiga. Hal demikian juga dirasakan oleh Rifki yang mulai merasa ada yang berbeda dengan kekasihnya Dila. Hingga suatu malam mereka pergi ke sebuah taman favorit mereka, kemudian tanpa basa basi, Rifki menanyakan sesuatu kepada Dila. “Sayang, apa hal yang membuatmu bosan denganku?”
“Tidak ada” Dila menjawab dengan sedikit gugup.
Rifki hanya diam, sesudah beberapa menit, dan merasa tidak ada hal lain yang dibahas, mereka putuskan untuk pulang. Keesokan harinya sempurna di 1 tahun mereka jadian, Rifki mempunyai planning untuk merayakan anniv di taman favoritnya dengan dikelilingi hiasan lilin berbentuk hati yang ter amat romantis.
Tanpa putus asa, Rifki terus menghubungi wulan meskipun puluhan kali telfonnya tidak diangkat. Kemudian Rifki putuskan untuk mengirimnya pesan melalui watsapp “aku tunggu kau jam 7 malam di taman biasa”
Dengan keyakinan yang besar lengan berkuasa Rifki terus menunggu bahwa Dila akan datang, padahal langit sudah ter amat mendung membuktikan hujan akan segera turun.
Hingga pukul 9 malam ada tanggapan dari Dila “maaf ane tidak bisa tiba lantaran ada program keluarga dan gres ada kuota”. Padahal itu hanya alasan Dila saja lantaran bahwasanya Dila pergi dengan selingkuhannya.
Hari semakin larut dan Rifki mulai bosan menunggu kedatangan Dila, dan Rifki putuskan untuk pulang ke rumah lantaran ter amat kecewa dengan Dila.
Di perjalanan pulang Rifki mengalami kecelakaan, Rifki bertabrakan dengan truk besar, meskipun kejadian sudah larut malam, suasana di kawasan masih cukup ramai. Seluruh badan Rifki bersimbah darah, dan tidak usang kemudian ambulance tiba dan segera membawa Rifki ke rumah sakit. Akan tetapi lantaran terlalu banyak darah yang dikeluarkan Rifki, nyawa Rifki tidak terselamatkan.
Keesokan harinya Dila tiba ke rumah Rifki lantaran dari semalam perasaannya tidak lezat perihal kekasihnya. Saat tiba di rumah Rifki, Dila ter amat terkejut melihat bendera kuning yang berada di depan rumah Rifki serta terdengar tangisan yang ter amat histeris.
Dila terus melangkah ke dalam dan tidak percaya melihat Rifki terbaring di atas kain putih dengan dikelilingi banyak orang mengajikan mayat Rifki. Seketika Dila eksklusif menjatuhkan air mata.
Orang bau tanah Rifki menunjukkan video yang Rifki buat sebelum pulang ke rumah, Rifki menciptakan video dengan suasana taman yang dihiasi lilin berbentuk hati yang mulai padam lantaran terpaan angin. Dila semakin menyesal dikarenakan telah menyia-nyiakan sosok menyerupai Rifki yang lapang dada aneng padanya. Setelah kejadian tersebut, Dila menjadi perempuan yang ter amat pendiam dan suka melamun.
Cerpen Cinta Romantis Tentang Hujan
Sudah beberapa hari hujan selalu turun, mungkin ini sudah masuk animo hujan. Di dingklik paling belakang dengan udara yang ter amat dingin ane masih berkutat dengan kiprah matematika yang bahwasanya ane tidak memahaminya. Sempat ingin bergabung dengan teman-teman tapi rasa aib ku lebih besar dari keinginanku.
“Baiklah sudah waktunya pulang, selamat sore” Pak Dede menutup kelas hari ini yang ter amat melelahkan.
Setelah berpamitan dengan teman-teman yang entah mereka mendengar atau tidak ane mempercepat langkah ku. Aku menghubungi kaka dan ayahku, namun tidak ada diantara mereka yang bisa menjemput ku. lantaran bosan menunggu hasilnya kuputuskan untuk berjalan ke depan gerbang meskipun hujan dan tidak tahu siapa yang akan ku tunggu, ane tidak memperdulikannya.
Hingga ada seseorang dengan sepeda motornya yang tidak asing berhenti sempurna di depanku. “Ra, tidak pulang?” Irfan menatap ku asing meskipun bibirnya tersenyum.
“Ngapain juga ane berdiri di sini kalau ane pulang” jawabku sekenanya.
Seolah tahu apa yang ane pikirkan, Irfan mematikan mesin sepeda motornya dan menatapku kembali. “Ayo naik, ku antar pulang” ucapnya singkat.
Hujan semakin deras hingga hasilnya kuputuskan untuk ikut dengannya. “kalau menyerupai bagaimana bisa ane menghilangkan wajahmu dari ingatanku” ane membatin sendiri. Aku melirik bab kanan punggungnya, ya hanya punggungnya yang sanggup ane lihat dan itu cukup membuatku bahagia.
“Rara, hujannya tambah deras, kalau kita berhenti dulu bagaimana?” tanya Irfan dengan sedikit teriak lantaran bunyi hujan yang cukup deras.
Aku hanya mengiyakan saja, dan sepeda motor Irfan segera belok ke kiri, dan kami berteduh di depan sebuah toko yang di tutup dan beruntungnya ada sebuah dingklik di depan toko tersebut.
“Terimakasih atas tumpangannya” ku beranikan diri membuka pembicaraan, namun Irfan hanya mengangguk dan menatap langit. Canggung, itu yang ane rasa, mungkin beliau juga sama meskipun semenjak kelas 10 kita sekelas dan semenjak itu juga ane sudah menyukainya, namun ane tetap saja sebagai Rara yang pendiam dan pemalu.
“Rara, kenapa kau sering menghindari ku?” pertanyaan Irfan yang seketika menciptakan ku gugup.
“Oh iya?” jawabku dengan sebisa mungkin untuk tidak gugup.
“Iya, apalagi sesudah ane putus dengan Dewi, rasanya kau selalu menghindari ku, apakah Dewi yang melarangmu? Pertanyaan Irfan yang membuatku gundah untuk menjawab apa. Karena sama sekali Dewi tidak melarangku untuk dekat Irfan mantan pacarnya, bahkan Dewi malah berniat menjodohkanku dengan Irfan, sungguh Dewi memang aneh.
“Karena memang kita tidak dekat, dan pertanyaanmu menyerupai kita dekat saja” jawabku dengan sedikit bercanda namun berhasil membutnya tertawa.
“Rara, berdasarkan pendapatmu kenapa orang tidak berani mengutarakan rasa pada orang yang beliau sukai?”
Aku menghela napas lantaran gundah harus menjawab apa. “Kurasa, apabila diungkapkan mungkin ia takut orang yang dia suka akan menjauhinya” jawabku impulsif sesudah terdiam sejenak.
“Tapi kalau tidak dicoba, siapa yang akan tahu, memangnya kau bisa menahan rasa suka apalagi kalau rasa itu sudah lama?” pertanyaan balik dari Irfan yang rasanya menyerupai ia sedang mengintrogasiku.
Dengan enteng akupun menjawab “Entahlah, mungkin memang sakit, tapi selagi bisa menahannya merupakan suatu kemungkinan, ya itu mungkin”.
“Jika menyerupai itu, apa yang akan kau lakukan kalau ada seseorang yang menahan rasa sukanya itu suka padamu?” pertanyaan Irfan yang lagi-lagi menciptakan ku menyerupai berada di ujung tanduk sekarang.
“Rara, kenapa kau tidak menjawab? Kenapa kau hanya membisu saja? Baiklah Rara gadis sederhana yang selami ini ane cinta, apa yang akan kau lakukan kalau ane yakni orang yang menahan rasa sukanya padamu?
“Lihat Ra, bahkan hujan telah pergi lantaran lelah menunggu jawabanmu, lihatlah kenapa ada pelangi di ujung sana sesudah kelabu pergi? Indah sekali bukan?” pertanyaan Irfan yang berhasil menciptakan hujan itu pindah ke wajah ku.
“Terimakasih Irfan, maaf ane telah manahannya, semenjak dulu, bahkan semenjak sebelum kau jadian dan hasilnya putus dengan Dewi”. Tanpa gugup kalimat itu keluar dari mulutku.
Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih