Info Populer 2022

Frasa Adalah

Frasa Adalah
Frasa Adalah

Frasa adalah – Pembahasan bahan kali ini yakni mengenai pengertian, contoh, jenis dan ciri-ciri frasa yang akan diulas secara lengkap. Silahkan kalian simak klarifikasi lengkapnya dibawah ini!


 Pembahasan bahan kali ini yakni mengenai pengertian Frasa Adalah
Frasa

Pengertian Frasa


Frasa yakni sebuah satuan yang terdiri menurut dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat. Frasa tidak sanggup membentuk kalimat tepat sebab tidak mempunyai predikat.


Sebagai pola : Semua guru gres saja melaksanakan rapat di ruang Kepala Sekolah.


Perhatikan klarifikasi fungsi kalimat di atas:


Semua guru (S)

Melakukan rapat (P)

Di ruang Kepala Sekolah (Ket. tempat).


Kalimat tersebut terdiri dari tiga frasa, yakni ‘semua guru’, ‘melakukan rapat’, dan ‘di ruang Kepala Sekolah’.


Ciri-Ciri Frasa


Untuk membedakan frasa dengan satuan bahasa yang lainnya, berikut ini ciri-ciri frasa yang akan diulas sebagai berikut:



  • Frasa terdiri menurut dengan dua kata atau lebih.

  • Frasa menduduki fungsi gramatikal pada sebuah kalimat (subjek, predikat, objek, dan lainnya).

  • Frasa mempunyai satu makna gramatikal.

  • Frasa bersifat non predikatif (frasa sanggup menduduki fungsi sebagai predikat, tetapi bukan sebuah kumpulan kata yang mempunyai predikat menyerupai kalimat).


Jenis-Jenis Frasa dan Contohnya


Frasa sanggup dibagi menjadi beberapa jenis dengan persamaan dstribusi dalam unsurnya, kategori kata yang menjadi sebuah unsur pusatnya, kedudukan, dan makna yang berada dalam kandungannya.


A. Pembagian Frasa Berdasarkan Persamaan Distribusi Dengan Unsurnya


Berdasarkan dari persamaan distribusi pada unsurnya, frasa dibedakan menjadi 2 yakni frasa endosentris dan frasa eksosentris. Berikut penjelasannya dibawah ini:


1. Frasa Endosentris


Frasa Endosentris yakni frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga pada sebuah fungsi tertentu sanggup digantikan oleh suatu unsurnya. Unsur frasa yang sanggup menggantikan fungsi tertentu dalam frasa tersebut disebut sebagai unsur pusat. Dalam hal ini frasa endosentris merupakan frasa yang mempunyai unsur pusat.


Contoh:


Sejumlah guru sedang rapat

(S)                                (P)


Dua laki-laki di kelas

(S)                (P)


Pemilihan presiden lima tahun sekali

(S)                                   (P)


Kalimat ‘Sejumlah guru sedang rapat’ tidak sanggup ditulis menjadi ‘Sejumlah sedang rapat’ sebab kata ‘guru’ merupakan sebuah unsur pusat. Begitu juga dengan kalimat ‘Dua laki-laki di kelas’ tidak sanggup ditulis sebagai ‘Dua di kelas’ sebab kata ‘pria’ merupakan sebuah unsur sentra pada frasa ‘dua pria’. Sedangkan dengan kalimat ‘Pemilihan presiden lima tahun sekali’ tidak sanggup ditulis menjadi ‘presiden lima tahun sekali’ atau juga ‘pemilihan lima sekali’ sebab kata ‘pemilihan’ dan kata tahun ‘tahun’ merupakan sebuah unsur pusat.


2. Frasa Eksosentris


Frasa Eksosentris yakni frasa yang tidak mempunyai persamaan kedudukan dalam unsurnya. Dengan kata lain, frasa eksosentris tidak mempunyai unsur sentra atau UP.


Contohnya : (Frasa yang dicetak miring ialah sebagai pola frasa eksosentrik)



  • Kedua orang itu mengadakan jual beli

  • Mereka bertemu di lapangan

  • Guru di ruangan

  • Anak itu mengadu pada ayahnya


B. Pembagian Frasa Berdasarkan Kategori Kata Dengan Unsur Pusatnya


Berdasarkan dari kategori kata yang menjadi sebuah unsur pusatnya, frasa dibedakan menjadi enam bagian, yaitu frasa nomina, frasa verba, frasa ajektifa, frasa numeralia, frasa preposisi, dan juga frasa konjungsi.


1. Frasa Nomina


Frasa nomina yakni sebuah frasa yang mempunyai unsur sentra berupa kata nomina.


Contoh : (Frasa yang dicetak miring yakni sebuah frasa nomina)



  • Pasir pantai itu higienis sekali.

  • Gerobak itu berwana hitam.

  • Mangga itu asam sekali.


2. Frasa Verba


Frasa verba yakni frasa yang mempunyai unsur sentra berupa kata verba dan ditandai pada adanya afiks verba. Frasa verba sanggup juga ditambahkan dengan imbuhan kata ‘sedang’ untuk verba aktif dan kata ‘sudah’ pada verba yang menyatakan keadaan. Frasa verba tidak sanggup diberikan dengan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya menduduki fungsi sebagai predikat pada sebuah kalimat.


Contoh :



  • Sedang mencuci.

  • Menghitung penghasilan ahad ini.

  • Berjalan memutari desa.

  • Belajar membaca.

  • Membawa box ikan.


3. Frasa Adjektiva


Frasa adjektiva yakni frasa yang mempunyai sebuah unsur sentra berupa kata adjektiva. Unsur pada frasa adjektiva sanggup diberikan imbuhan ter- (untuk mewakili suatu kata paling). Biasanya menduduki fungsi dalam predikat pada suatu kalimat.


Contoh :



  • Rumahnya indah sekali.

  • Dia memang baik sekali.

  • Jalannya sangat parah.

  • Dia anak yang pemalu di antara temannya.


4. Frasa Numeralia


Frasa numeralia yakni sebuah frasa yang mempunyai unsur sentra berupa kata numeralia atau sebuah kata yang menyatakan bilangan atau sanggup dikatakan jumlah tertentu. Frasa numeralia sanggup ditambahkan kata bantu bilangan menyerupai ekor, buah, satuan mata uang, dan lainnya.


Contoh :



  • Lima puluh tujuh.

  • Dua ekor sapi.

  • Tiga puluh ribu.


5. Frasa Preposisi


Frasa preposisi yakni salah satu frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan yang dijadikan penunjuk atau indikator dan diikuti dengan kata atau kelompok kata, yang bukan klausa, yang bangun menurut dengan petanda.


Contoh:



  • Di sekolah.

  • Di depan halaman.

  • Dari pasar.

  • Untuk saya.


6. Frasa Konjungsi


Frasa konjungsi yakni salah satu frasa yang ditandai dengan sebuah konjungsi atau kata penghubung. Frasa konjungsi sanggup dikatakan sebagai frasa ekspresi atau keterangan.


Contoh:



  • Tadi pagi.

  • Tengah malam.

  • Kemarin malam.

  • Besok pagi.

  • Terus berlari.


C. Pembagian Frasa Berdasarkan Kedudukannya


Frasa menurut dengan kedudukannya dibagi menjadi dua kategori, yaitu frasa setara dan frasa setara bertingkat.


1. Frasa Setara


Frasa setara yakni sebuah frasa yang mempunyai korelasi dengan unsur setara.


Contoh :



  • Tua muda

  • Keluar masuk

  • Hitam putih

  • Muda mudi

  • Suami istri

  • Maju mundur

  • Pergi kembali

  • Depan belakang

  • Pulang pergi

  • Asal usul


2. Frasa Setara Bertingkat


Frasa setara bertingkat yakni salah satu frasa yang kedudukan antar unsurnya tidak setara atau bertingkat.


Contoh :



  • Mengayuh sepeda

  • Uang tunai

  • Cara baru

  • Pedang tajam

  • Bangku emas


D. Pembagian Frasa Berdasarkan Makna Yang Dikandungnya


Frasa dibedakan menjadi tiga penggalan menurut makna yang telah dikandung atau yang mempunyai unsurnya, yaitu frasa biasa, frasa idiomatic, dan juga frasa ambigu.


1. Frasa Biasa


Frasa biasa yakni sebuah frasa yang terdiri menurut dari pembentukannya berupa makna denotasi atau makna sebenarnya.


Contoh : (Frasa yang dicetak miring yakni sebuah frasa biasa)



  • Ayah membeli kambing jantan.

  • Kursi kesukaan adik berwarna merah.

  • Ibu membeli ayam dan ikan di pasar.


2. Frasa Idiomatik


Frasa idiomatik yakni kebalikan dari frasa biasa, yakni frasa yang terdiri menurut pembentukannya berupa makna konotasi atau sebuah makna yang bukan sebenarnya.


Contoh :



  • Saya gres kembali dari Surabaya. (arti: nama tempat)

  • Dina orangnya sangat ringan tangan. (arti; suka membantu)

  • Ibu anak itu banting tulang mencari nafkah. (arti: bekerja)


3. Frasa Ambigu


Frasa ambigu yakni sebuah frasa yang mempunyai makna lebih dari satu atau makna ganda tergantung dari penggunaannya pada suatu kalimat.


Contoh :



  • Panjang tangan. (arti: ‘panjang pada sebuah tangan’ atau ‘suka mencuri’)

  • Kambing hitam. (arti: ‘kambing mempunyai warna hitam’ atau ‘orang yang disalahkan’)

  • Keras kepala. (arti: ‘kepala yang sangat keras’ atau ‘orang yang tidak mau mendengarkan nasehat dari orang lain’)


Demikian klarifikasi mengenai pengertian, contoh, jenis dan ciri-ciri frasa, biar sanggup bermanfaat untuk kalian semua.


Artikel Terkait :



Advertisement

Iklan Sidebar