Peninggalan Zaman Praaksara – Selamat tiba di tim Hidup Simpel kali ini kita akan membahas peninggalan zaman praaksara. Benda-benda peninggalan zaman praaksara sebagai hasil budaya insan purba sudah terkubur selama puluhan ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.
Dengan kita melihat benda-benda peninggalan zaman praaksara tersebut, kita sanggup berfikir bahwa insan selalu mencar ilmu dari pengalaman yang dialaminya sehari-hari sebagai guru yang terbaik. Dari pengalaman tersebut mereka menghasilkan alat yang lebih baik dari alat yang dibentuk sebelumnya guna menunjang kegiatan pokok sehari-hari, mirip mencari dan mengolah kuliner serta untuk mempertahankan hidup.
Faktor daya pikir perjuangan kerja keras serta pengalaman besar lengan berkuasa terhadap terciptanya kebudayaan dan peradaban yang lebih baik. Berikut hasil-hasil budaya insan sebelum masa huruf atau praaksara.
daftar isi
Studi wacana Peninggalan Zaman Praaksara
Tidak diketahui dengan niscaya Siapakah pemilik benda-benda itu, dengan cara apa benda-benda itu dibuat, serta untuk kepentingan apa benda-benda itu diciptakan. oleh sebab itu diharapkan ilmu bantu antara lain geologi arkeologi dan antropologi budaya.
Geologi diharapkan untuk mengetahui usia usia benda ukur yang terkubur menurut lapisan bumi. Arkeologi diharapkan untuk mengetahui peninggalan-peninggalan purbakala atau zaman ketika orang belum mengenal tulisan. Adapun antropologi budaya diharapkan untuk mengetahui kebudayaan insan dari peninggalannya.
Peninggalan Zaman Praaksara
Zaman huruf dibagi menjadi 3 yaitu zaman paleothikum, neolithikum dan megalithikum. Kita akan bahas kedua-duanya. berikut informasinya.
Peninggalan Zaman paleolithikum
Pertama kita akan membahas peninggalan zaman praaksara tepatnya zaman paleolithikum, berikut informasinya.
1. Kapak genggam
Pada tahun 1935, Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah alat di Punung Kabupaten Pacitan. Alat-alat tersebut berupa kapak genggam yang terbuat dari kerikil dan Lempung. Bentuk fisiknya masih kasar. Alat-alat yang ditemukan di Pacitan tersebut disebut chopper atau alat penetak.
alat-alat yang ditemukan di Pacitan kemudian disebut kebudayaan Pacitan. Dari hasil penelitian kebudayaan Pacitan dibentuk dan dipakai oleh jenis insan Pithecanthropus. Selain di Pacitan chopper juga ditemukan di Parigi dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Selatan). Alat ini juga ditemukan di luar wilayah Indonesia yaitu di gua choukoutien peking.
2. Kapak Sumatera
Kapak sumatralith atau pebble yakni sejenis kapak genggam yang terbuat dari kerikil kali yang dipecah atau dibelah. Sisi luarnya yang sudah halus tidak diapa-apakan Sedangkan Sisi dalamnya (tempat belah) dikerjakan lebih lanjut sesuai dengan keperluannya. Kapak ini ditemukan di kjokkenmoddinger di sepanjang Pantai Sumatra Timur Laut di antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera Utara).
3. Kapak pendek
Kapak pendek yakni sejenis kapak genggam yang bentuknya kira-kira setengah lingkaran dan dibentuk dengan mukuli dan memecahkan kerikil tanpa diasah. Tajamnya terdapat pada sisi lengkung dan tidak diketahui secara niscaya Apa kegunaan dari alat ini. Kapak ini ditemukan di kjokkenmoddinger di sepanjang Sumatera Timur laut, di antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera Utara).
4. Pipisan
Pipisan yakni batu-batu Penggiling beserta landasannya. Pipisan ini dipakai tidak hanya untuk menggiling makanan, tetapi juga untuk menghaluskan cat merah mirip yang terlihat dari bekas-bekasnya. Aktivitas ini di perkirakan berkaitan dengan upacara ritual dan kepercayaan. Alat ini ditemukan di kjokkenmoddinger di sepanjang Sumatera Timur laut, di antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera Utara).
Peninggalan Sejarah Zaman Neolithikum
Setelah kita membahas peninggalan zaman praaksara paleoithikum, saatny kita membahas peninggalan sejarah neolithikum
1. Kapak persegi
Nama kapak persegi berasal dari von Heine Geldern menurut penampang dari alat-alatnya yang berupa persegi panjang atau berbentuk trapesium. Alat ini bentuknya memanjang dengan penampang Alang berbentuk persegi dan belahan pangkalnya tidak biasa sebagai tempat ikatan tangkai.
Selain berfungsi sebagai kapak kapak persegi juga dipakai untuk keperluan lain bergantung pada ukuran dan bentuknya.
Untuk kapak persegi yang berukuran kecil dipakai untuk memotong kayu sedangkan kapak persegi yang berukuran lebih besar berbentuk beliung atau Pacul biasanya dipakai sebagai alat cangkul. Kapak persegi ini dibentuk dari materi kerikil api dan kerikil chalcedon.
Berdasarkan penelitian kapak kapak persegi tersebut berasal dari Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui jalan Barat.
2. Kapak bahu
kapak bahwa yakni sejenis kapak persegi yang pada tangkainya diberi leher sehingga mirip bentuk botol persegi. Pada umumnya di wilayah Indonesia kapak pundak tidak dikenal, hanya di tempat Minahasa Sulawesi Utara kapak ini ditemukan.
3. Kapak lonjong
Nama kapak lonjong didasarkan pada penampang Alangnya yang berbentuk lonjong dengan ujung pangkal runcing dan melebar. Bahan yang dipakai dalam pembuatan kapak lonjong yakni kerikil kali yang berwarna kehitaman. Kapak kapak lonjong tersebut mempunyai banyak sekali ukuran dari yang besar hingga yang kecil.
Daerah sentra kapak lonjong yakni Papua selain itu juga ditemukan di siram gorong Tanimbar Leti Minahasa dan Serawak. Menurut penelitian kapak kapak lonjong tersebut berasal dari Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui jalan Timur.
4. Perhiasan
Ternyata masyarakat praaksara sudah terlebih dahulu mengenal aksesori diantaranya berupa gelang kalung dan anting-anting. Perhiasan ini pada umumnya ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah dan materi yang biasa dipakai yakni batu-batu indah mirip agat, chalcedon dan jaspis.
5. Pakaian
Masyarakat pra huruf juga mengenal pakaian. Hal ini dibuktikan menurut inovasi alat pemukul kayu yang biasanya dipakai untuk menciptakan pakaian dari kulit kayu di Kalimantan dan Sulawesi Selatan. Selain menciptakan pakaian dari kulit kayu baik juga sudah berilmu menenun tekstil nya agak halus. Namun peninggalannya tidak sanggup diketahui sebab tidak tahan lama. Satu-satunya petunjuk wacana hal tersebut sanggup didapat dari adanya hiasan tenunan yang terdapat pada periuk belanga dari peninggalan zaman praaksara tersebut.
Peninggalan Zaman Megalithikum
Selanjutnya kita akan membahas peninggalan zaman praaksara tepatnya zaman megalithikum.
1. Sarkofagus
Sarkofagus atau keranda yakni peti bangunan megalith berupa peti mati tempat menyimpan mayat. Bentuknya mirip Palung atau resume yang terbuat dari kerikil utuh dan diberi penutup. salah satu tempat inovasi sarkofagus yakni di Bali, sanggup juga di temukan di Bondowoso Jawa Timur . Isinya tulang-belulang insan barang-barang perunggu dan besi serta manik-manik.
2. Menhir
Menhir yakni tiang atau tugu terbuat dari kerikil yang didirikan sebagai tanda peringatan dengan melambangkan arwah nenek moyang sehingga menjadi benda pujaan. Menhir banyak ditemukan di dataran tinggi pasemah yaitu pegunungan antara wilayah Palembang dan Bengkulu, Ngada (Flores), Gunung Kidul, Rembang(Jawa Tengah), Sungai Talang Koto dan tempat lainnya.
3. Dolmen
Dolmen yakni meja kerikil berkakikan menhir tempat sesajen dan pemujaan kepada nenek moyang yang berfungsi sebagai epilog sarkofagus atau keranda. Dolmen banyak ditemukan di tempat Besuki Jawa Timur. Di tempat tersebut biasanya dinamai pandhusa.
4. Kubur batu
Kubur kerikil yakni peti mati yang terbuat dari batu. Keempat Sisinya berdindingkan papan-papan kerikil begitu pula bantalan dan bidang atasnya dari papan batu. Peninggalan megalitik ini banyak ditemukan di tempat pasemah Wonosari Cepu dan Cirebon.
Waruga yakni kubur kerikil yang berbentuk kubus atau bulat. Bangunan ini terbuat dari kerikil besar yang utuh. Waruga banyak ditemukan di tempat sulawesi utara dan tengah.
5. Arca atau patung
Arca atau patung yakni bangunan peninggalan zaman praaksara yang terbuat dari kerikil berbentuk hewan atau insan yang melambangkan nenek moyang dan menjadi pujaan. Peninggalan megalitik ini banyak ditemukan di dataran tinggi pasemah Lembah bada Sulawesi Tengah.
7. Punden berundak
Punden berundak yakni bangunan megalith berupa susunan kerikil bertingkat sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang. Peninggalan megalitik ini antara lain ditemukan di Lebak sibedug, Banten Selatan, Leles (Garut) dan Kuningan. Dalam perkembangan selanjutnya punden berundak merupakan dasar bagi pembuatan candi Keraton atau bangunan keagamaan lainnya.
Video Pembelajaran Peninggalan Zaman Praaksara
Demikianlah banyak sekali peninggalan zaman praaksara yang ada, biar sanggup membantu.