Info Populer 2022

Pengertian Puisi Ialah – Ciri Ciri, Jenis, Unsur, Struktur, Dan Contoh

Pengertian Puisi Ialah – Ciri Ciri, Jenis, Unsur, Struktur, Dan Contoh
Pengertian Puisi Ialah – Ciri Ciri, Jenis, Unsur, Struktur, Dan Contoh

Rumus.co.id – Baiklah kali ini kita akan membahas bahan yang sangat menarik, kita akan membahas bahan wacana Puisi. Kami akan jabarkan secara terperinci dan detail mulai dari pengertian Puisi, Ciri-ciri, Jenis-jenis, Unsur Puisi, Struktur Puisi, Dan Contoh Puisi.


Pengertian Puisi



Pengertian Puisi merupakan bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna.


Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dalam mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya.


Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik kalau terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa.

Puisi ialah seni tertulis menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya (keindahan). Puisi dibedakan menjadi 2 yaitu puisi usang dan juga puisi baru.


Baiklah kali ini kita akan membahas bahan yang sangat menarik Pengertian Puisi Adalah – Ciri ciri, Jenis, Unsur, Struktur, Dan Contoh

Puisi

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli




  1. Herman Waluyo : Pengertian puisi berdasarkan herman waluyo ialah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.

  2. Sumardi : Pengertian puisi berdasarkan sumardi ialah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).

  3. Thomas Carlye : Pengertian puisi berdasarkan thomas carley ialah ungkapan pikiran yang bersifat musikal.

  4. James Reevas : Pengertian puisi berdasarkan James Reevas bahwa arti puisi ialah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.

  5. Pradopo : Pengertian puisi ialah rekaman dan interpretasi pengalaman insan yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan.

  6. Herbert Spencer : Pengertian puisi ialah bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan keindahan.



Ciri – Ciri Puisi


A. Puisi Lama


Puisi Lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu sebagai berikut ini :


  • Jumlah kata dalam 1 baris

  • Jumlah baris dalam 1 bait

  • Persajakan (rima)

  • Banyak suku kata di tiap baris

  • Irama



Ciri-Ciri Puisi Lama


  • Tak diketahui nama pengarangnya

  • Penyampaiannya yang bersifat dari lisan ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan.

  • Sangat terikat akan aturan-aturan contohnya ibarat jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata ataupun rima.  


B. Puisi Baru


Puisi Baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh hukum yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi usang dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.


Ciri-Ciri Puisi Baru



  • Mempunyai bentuk yang rapi, simetris

  • Persajakan final yang teratur

  • Memakai pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain

  • Umumnya puisi 4 seuntai

  • Disetiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)

  • Ditiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku kata


Jenis-jenis Puisi


1. Puisi Naratif


Puisi naratif mengungkapkan suatu kisah atau klarifikasi penyair. Puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni balada dan romansa. Balada ialah puisi yang berisi kisah wacana orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contoh Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Romansa ialah jenis puisi kisah yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan.


2. Puisi Lirik


Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi, ode, dan serenade.



  • Elegi ialah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misal Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan sedih penyair di Kota Jakarta.

  • Serenada merupakan sajak percintaan yang sanggup dinyanyikan. Kata “serenada” bermakna nyanyian yang sempurna dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak membuat serenada dalam 4 Kumpulan Sajak. Misalnya “Serenada Biru”, “Serenada Hitam”, “Serenada Merah Jambu”, “Serenada Kelabu”, “Serenada Ungu”, dan lain sebagainya. Warna-warna di belakang serenade itu menggambarkan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan kecewa.

  • Ode ialah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Ode banyak ditulis sebagai pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi contohnya ibarat Teratai (karya Sanusi Pane), Diponegoro (karya Chairil Anwar), dan Ode buat Proklamator (karya Leon Agusta).


3. Puisi Deskriptif


Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi deskriptif, misaInya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.



  • Satire ialah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidak puasan penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.

  • Puisi kritik sosial ialah puisi yang juga menyatakan ketidak puasan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak beresan keadaan atau orang tersebut. Kesan penyairan ini juga sanggup kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.


Unsur Dalam Puisi


1. Unsur intrinsik


Unsur intrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi dan mensugesti puisi sebagai karya sastra. Yang termasuk unsur intrinsik puisi ialah diksi, imaji, majas, bunyi, rima, ritme, dan tema.



  • Diksi atau pilihan kata : Dalam membangun puisi, penyair hendaknya menentukan kata dengan cermat dengan cara mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam suatu puisi keseluruhan.

  • Daya bayang atau imaji : Yang dimaksud dengan daya bayang atau imaji dikala membangun puisi ialah penggunaan kata-kata yang nyata dan khas yang sanggup mengakibatkan imaji visual, auditif, ataupun taktil.

  • Gaya bahasa atau majas : Gaya bahasa atau majas atau bahasa figuratif dalam puisi ialah bahasa yang digunakan penyair untuk menyampaikan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau menggunakan kata-kata yang bermakna kiasan atau lambing.

  • Bunyi : Bunyi dalam puisi mengacu pada dipakainya kata-kata tertentu sehingga mengakibatkan pengaruh nuansa tertentu.

  • Rima : Rima ialah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan untuk mengakibatkan pengaruh keindahan.

  • Ritme : Ritme dalam puisi yaitu dinamika bunyi dalam puisi biar tidak dirasa monoton bagi penikmat puisi.

  • Tema : Tema dalam puisi ialah wangsit atau gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui puisinya.


2. Unsur ekstrinsik


Unsur ekstrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang berada di luar puisi dan mensugesti kehadiran puisi sebagai karya seni. Adapun yang termasuk dalam unsur ekstrinsik puisi ialah aspek historis, psikologis, filsafat, dan religious.



  • Aspek historis merupakan unsur-unsur kesejarahan atau gagasan yang terkandung dalam puisi.

  • Aspek psikologis merupakan aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam puisi.

  • Aspek filsafat Beberapa hebat menyatakan bahwa suatu filsafat berkaitan bersahabat dengan puisi atau karya sastra keseluruhan dan beberapa hebat lainnya menyatakan bahwa filsafat dan karya sastra dalam hal ini puisi tidak saling terkait satu sama lain.

  • Aspek religius dalam puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dalam puisi oleh pengarang.


Struktur Dalam Puisi


A. Struktur Batin


Struktur batin puisi sanggup disebut juga sebagai hakikat suatu puisi,  yang terdiri dari beberapa hal, ibarat :


1. Tema/ Makna (sense)


Ini ialah unsur utama dalam puisi sebab sanggup menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.


2. Rasa (feeling)


Ini ialah perilaku sang penyair terhadap suatu dilema yang diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa ini berkaitan dengan latar belakang sang penyair, contohnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dan lain-lain.


3. Nada (tone)


Nada yaitu perilaku seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair sanggup memberikan suatu puisi dengan nada mendikte, menggurui, memandang rendah, dan perilaku lainnya terhadap audiens.


4. Tujuan (intention)


Tujuan/ maksud/ amanat ialah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair kepada audiensnya.


B. Struktur Fisik


Struktur fisik suatu puisi sanggup disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini :


1. Perwajahan Puisi (tipografi)


Tipografi ialah bentuk format suatu puisi, ibarat pengaturan baris, tepi kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwujutan puisi ini sangat besar lengan berkuasa pada pemaknaan isi puisi itu sendiri.


2. Diksi


Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan pengaruh sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh sipenyair.


3. Imaji


Imaji ialah susunan kata dalam puisi yang sanggup mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga sanggup mensugesti audiens seakan-akan mencicipi yang dialami sang penyair.


4. Kata Konkret


Kata nyata merupakan bentuk kata yang sanggup ditangkap oleh indera insan sehingga mengakibatkan imaji. Kata-kata yang digunakan umumnya berbentuk kiasan (imajinatif), contohnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.


5. Gaya Bahasa


Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang sanggup mengakibatkan pengaruh dan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini sanggup disebut juga dengan majas (metafora, ironi, repetisi, pleonasme, dan lain-lain).


6. Rima/ Irama


Irama/ rima ialah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal, tengah, maupun di final puisi. Beberapa bentuk rima yakni :



  • Onomatope, yakni tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya ‘ng’ yang mengandung pengaruh magis.

  • Bentuk intern pola bunyi, yakni aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya.

  • Pengulangan kata, yakni penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.


Contoh Puisi




Hujan Bulan Juni

 

Karya Sapardi Djoko Damono 


Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni




dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

           tak ada yang lebih bijak

          dari hujan bulan juni

          dihapuskannya jejak-jejak kakinya

          yang ragu-ragu dijalan itu

tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu


Inilah tadi pembahasan lengkap mengenai bahan wacana Puisi, Semoga bermanfaat…


Advertisement

Iklan Sidebar