Berikut ini yaitu berkas Juknis Bantuan Pemberdayaan FKG (Forum Komunikasi Guru) PAI Taman Kanak-kanak Tahun 2019. Download file format PDF.
Juknis Bantuan Pemberdayaan FKG (Forum Komunikasi Guru) PAI Taman Kanak-kanak Tahun 2019 |
Juknis Bantuan Pemberdayaan FKG (Forum Komunikasi Guru) PAI Taman Kanak-kanak Tahun 2019
Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Juknis Bantuan Pemberdayaan FKG (Forum Komunikasi Guru) PAI Taman Kanak-kanak Tahun 2019:
Dalam rangka mendukung upaya peningkatan profesionalisme guru pendidikan agama Islam (PAI) pada Taman Kanak-kanak melalui Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak- kanak (FKG PAI-TK), Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Tahun Anggaran 2019 akan menawarkan Bantuan Pemberdayaan FKG-PAI TK. Agar tunjangan dimaksud sanggup dimanfaatkan secara lebih seksama dan terarah serta termanfaat secara baik, maka perlu disusun Buku Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan dimaksud.
FKG PAI Taman Kanak-kanak merupakan lembaga silaturrahim bagi guru pengembang PAI pada TK, yang bertujuan untuk : (a) meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru kelas/Guru PAI pada TK, (b) menyetarakan kompetensi dan propfesionalisme guru PAI pada Taman Kanak-kanak sehingga terwujud pemerataan mutu PAI di lingkungan TK, dan (c) memecahkan aneka macam dilema yang dihadapi guru PAI dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
Program pemberian Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK ini sangat penting dan strategis, sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 perihal Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan dan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 16 tahun 2010 perihal Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah, FKG PAI Taman Kanak-kanak sebagai lembaga strategis bagi pengembangan kompetensi guru di Taman Kanak-kanak terutama Guru pengembang pembelajaran PAI. Dengan pemberian tunjangan kepada FKG PAI-TK ini, diharapkan sanggup membantu organisasi tersebut dalam menguatkan fungsi dan tugasnya dalam melaksanakan pembinaan dan training dalam upaya peningkatan profesionalisme guru PAI pada Taman Kanak-kanak sehingga sanggup melaksanakan kiprah pengembangan pembelajaran PAI secara baik, dan benar.
Harapan bahwa dengan tersedianya Juknis Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan FKG-PAI Taman Kanak-kanak Tahun 2019 ini, akan mempermudah bagi setiap akseptor tunjangan dalam mengelola dana yang diterimanya secara baik dan benar, sehingga dana tersebut sanggup dimanfaatkan secara efektif dan efisien serta sempurna guna.
Menimbang :
Dalam rangka mendukung upaya peningkatan profesionalisme guru pendidikan agama Islam (PAI) pada Taman Kanak-kanak melalui Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak- kanak (FKG PAI-TK), Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Tahun Anggaran 2019 akan menawarkan Bantuan Pemberdayaan FKG-PAI TK. Agar tunjangan dimaksud sanggup dimanfaatkan secara lebih seksama dan terarah serta termanfaat secara baik, maka perlu disusun Buku Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan dimaksud.
FKG PAI Taman Kanak-kanak merupakan lembaga silaturrahim bagi guru pengembang PAI pada TK, yang bertujuan untuk : (a) meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru kelas/Guru PAI pada TK, (b) menyetarakan kompetensi dan propfesionalisme guru PAI pada Taman Kanak-kanak sehingga terwujud pemerataan mutu PAI di lingkungan TK, dan (c) memecahkan aneka macam dilema yang dihadapi guru PAI dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
Program pemberian Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK ini sangat penting dan strategis, sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 perihal Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan dan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 16 tahun 2010 perihal Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah, FKG PAI Taman Kanak-kanak sebagai lembaga strategis bagi pengembangan kompetensi guru di Taman Kanak-kanak terutama Guru pengembang pembelajaran PAI. Dengan pemberian tunjangan kepada FKG PAI-TK ini, diharapkan sanggup membantu organisasi tersebut dalam menguatkan fungsi dan tugasnya dalam melaksanakan pembinaan dan training dalam upaya peningkatan profesionalisme guru PAI pada Taman Kanak-kanak sehingga sanggup melaksanakan kiprah pengembangan pembelajaran PAI secara baik, dan benar.
Harapan bahwa dengan tersedianya Juknis Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan FKG-PAI Taman Kanak-kanak Tahun 2019 ini, akan mempermudah bagi setiap akseptor tunjangan dalam mengelola dana yang diterimanya secara baik dan benar, sehingga dana tersebut sanggup dimanfaatkan secara efektif dan efisien serta sempurna guna.
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7247 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN PEMBERDAYAAN FORUM KOMUNIKASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA Taman Kanak-kanak (FKG-PAI TK)
TAHUN ANGGARAN 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,
Menimbang :
a. bahwa untuk lebih memberdayakan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak-kanak (FKG-PAI TK) sebagai lembaga profesi guru binaan Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dalam peranannya meningkatkan mutu jadwal pengembangan pembelajaran PAI dan peningkatan kompetensi guru PAI pada TK, maka perlu adanya tunjangan pemberdayaan kepada lembaga profesi dimaksud;
b. bahwa Bantuan Pemberdayaan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam (FKG-PAI TK) Tahun Anggaran 2019 tersebut harus dilaksanakan secara tepat, cepat, transparan dan akuntabel, maka diharapkan pola yang terperinci terhadap pengelolaan tunjangan dimaksud;
c. bahwa menurut pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam karakter a dan karakter b, perlu memutuskan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam perihal Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak-kanak (FKG-PAI TK) Tahun Anggaran 2019 ;
Mengingat :
b. bahwa Bantuan Pemberdayaan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam (FKG-PAI TK) Tahun Anggaran 2019 tersebut harus dilaksanakan secara tepat, cepat, transparan dan akuntabel, maka diharapkan pola yang terperinci terhadap pengelolaan tunjangan dimaksud;
c. bahwa menurut pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam karakter a dan karakter b, perlu memutuskan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam perihal Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak-kanak (FKG-PAI TK) Tahun Anggaran 2019 ;
Mengingat :
- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 perihal Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
- Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 perihal Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
- Undang-undang Nomor 12 Tahun 2018 perihal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 223, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6263);
- Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 4496) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 perihal Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 5670);
- Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 perihal Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769);
- Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 perihal Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017.
- Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 perihal Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);
- Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 perihal Organisasi Kementerian Negara;
- Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 perihal Kementerian Agama;
- Peraturan Menteri Agama No. 16 Tahun 2010 perihal Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah;
- Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 perihal Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
- Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 perihal Pejabat Perbendaharaan Negara pada Kementerian Agama sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 63 Tahun 2016 perihal Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014 perihal Pejabat Perbendaharaan Negara pada Kementerian Agama;
- Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 perihal Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 perihal Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 perihal Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Agama.
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 perihal Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 perihal Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 perihal Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;
- Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 perihal Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.02/2018 perihal Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2019;
- Keputusan Menteri Agama RI Nomor 211 Tahun 2011 perihal Pedoman Standar Nasional Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN PEMBERDAYAAN FORUM KOMUNIKASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA Taman Kanak-kanak (FKG-PAI TK) TAHUN ANGGARAN 2019. KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak-kanak (FKG-PAI TK) Tahun Anggaran 2019, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bab yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan pedoman dalam pengelolaan Bantuan Pemberdayaan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak-kanak (FKG-PAI TK) Tahun Anggaran 2019.
KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan pedoman dalam pengelolaan Bantuan Pemberdayaan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak-kanak (FKG-PAI TK) Tahun Anggaran 2019.
KETIGA : Keputusan ini berlaku pada Tahun Anggaran 2019
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal : 28 Desember 2018
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,
ttd.
KAMARUDDIN AMIN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN PEMBERDAYAAN FORUM KOMUNIKASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA Taman Kanak-kanak (FKG-PAI TK) TAHUN ANGGARAN 2019
BAB I PENDAHULUAN
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal : 28 Desember 2018
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,
ttd.
KAMARUDDIN AMIN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN PEMBERDAYAAN FORUM KOMUNIKASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA Taman Kanak-kanak (FKG-PAI TK) TAHUN ANGGARAN 2019
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyebarkan insan Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mempunyai pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan berdikari serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan pendidikan nasional menyerupai tertuang dalam UU no. 20 tahun 2003 merupakan sebuah amanat yang ketercapaiannya harus diupayakan secara optimal. Dalam UU tersebut pada pasal 3 secara eksplisit disebutkan bahwa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik semoga menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan agama Islam (PAI) pada sekolah mempunyai peranan yang sangat strategis dalam sistem pendidikan nasional, terutama dalam rangka membangun karakter bangsa yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. PAI berfungsi membentuk insan Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan bisa menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama.
Fungsi PAI ini selaras dengan fungsi pendidikan nasional, yaitu menyebarkan kemampuan dan membentuk tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik semoga menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 40 ayat (2) menyatakan bahwa Pendidik dan Tenaga Kependidikan berkewajiban
untuk membuat suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; mempunyai janji secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) di sekolah dituntut lebih dari itu, yakni tidak saja memungkinkan peserta didik sanggup menyebarkan potensi yang dimiliki serta sanggup memahami dan menghayati aliran agama Islam secara baik dan benar, namun juga menanamkan nilai-nilai luhur aliran agama Islam sebagai landasan moral, etika, dan tabiat mulia, dalam kerangka pembentukan sikap dan watak, serta sikap akhlakul karimah peserta didik melalui aneka macam seni manajemen dan model pembelajaran yang dikembangkan serta contoh keteladanan (uswatun hasanah) yang ditampilkan GPAI dalam kehidupan sehari-hari.
Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yaitu pendidik profesional dengan kiprah utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memberi teladan, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Dengan kata lain, GPAI diharapkan tidak hanya sanggup melaksanakan transfer of knowledge, namun juga yang lebih penting sanggup secara baik melaksanakan transfer of values atau ethics. Upaya transfer of values atau ethics kini ini merupakan suatu keharusan dan menjadi kebutuhan mendesak dalam kerangka menegakan kembali nilai-nilai spiritual dan jati diri bangsa Indonesia ditengah aneka macam krisis yang sedang melanda bangsa Indonesia.
Pada kurun globalisasi ini, dunia pendidikan juga telah mengalami perkembangan yang pesat, khususnya dalam bidang
teknologi pembelajaran. Model pengajaran yang lebih menonjolkan kiprah guru (teacher centered learning) telah jauh ditinggalkan di banyak lembaga pendidikan. Untuk kemudian digantikan dengan pembelajaran yang lebih mengutamakan kiprah peserta didik (students centered learning). Hal ini berdampak pada berkembangnya model- model pembelajaran yang lebih menampilkan keaktifan peserta didik. Model semacam ini terbukti bisa mengakomodir pengembangan kreatifitas peserta didik. Secara faktual, peserta didik menjadi lebih aktif, termotivasi, serta agresif dalam membuat pengalaman belajarnya sendiri.
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada kurun globalisasi yang pesat melahirkan tantangan pada aneka macam aspek kehidupan umat insan tidak terkecuali pada kehidupan beragama. Kondisi demikian menuntut guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) bisa berperan menampilkan nilai-nilai Islam yang lebih dinamis dan aplikatif. Pendidikan agama Islam yang disajikan tidak hanya terfokus pada penguasaan ranah kognitif belaka, akan tetapi juga menyentuh ranah afektif dan psikomotorik. Pembentukan karakter, dalam hal ini, menjadi sasaran utama dalam pendidikan agama Islam. Dengan demikian, diharapkan terwujudnya generasi bangsa yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia sebagaimana yang damanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.
Market place activity, sebagai contoh, merupakan metode yang dikembangkan di sekolah-sekolah binaan Oxford University di London, Inggris. Ketika diimplementasikan oleh guru-guru agama Islam di tanah air terbukti bisa membangkitkan motivasi peserta didik untuk berkreasi dalam aktifitas pembelajaran. Setelah diujicobakan, metode ini menerima simpati dari banyak kalangan, baik guru, kemeneterian agama di daerah, bahkan dinas pendidikan kabupaten/kota. Untuk itulah, paradigma pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan peserta didik (active learning) perlu dikembangkan melalui aneka macam kegiatan.
Bidang penilaian atau penilaian pendidikan merupakan aspek yang tidak kalah penting untuk dikembangkan di masa depan. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai seorang guru yaitu keterampilan dalam merancang dan melaksanakan penilaian, baik
yang menyangkut ranah sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik). Berdasarkan fakta yang ada, masih banyak guru termasuk GPAI yang masih perlu dilatih dalam bidang penilaian pendidikan, khususnya penilaian untuk ranah sikap. Authentic assessment sebagaimana yang dikembangkan melalui bimtek kurikulum 2013 merupakan wilayah yang perlu digarap secara menyeluruh dan tuntas.
Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme GPAI dalam memahami aneka macam kompetensi di atas yaitu pemberdayakan FKG PAI Taman Kanak-kanak yang ada di Provinsi/Kabupaten/Kota. FKG merupakan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak-kanak yang difungsikan sebagai wadah untuk menyebarkan profesionalisme guru. Forum ini dipandang sangat strategis dan perlu terus diberdayakan guna terwujudnya guru yang professional. Oleh alasannya itu, Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama memprogramkan peningkatan pemberdayaan FKG PAI Taman Kanak-kanak dengan impian meningkatnya motivasi para guru PAI dalam pengembangan kompetensi dan profesionalisme.
Dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 16 tahun 2010 perihal Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah, pasal 17 disebutkan bahwa Pembinaan Guru Pendidikan Agama, termasuk Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dan Guru PAI pada TK, secara nasional dilakukan oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang diberi kiprah oleh Menteri (dalam hal ini untuk GPAI dan Guru PAI pada Taman Kanak-kanak oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam). Pembinaan GPAI dan Guru PAI pada Taman Kanak-kanak diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi melalui pendidikan, pelatihan, sertifikasi, pengayaan wawasan dan pengalaman, pemagangan, apresiasi, kompetisi, penugasan, keikutsertaan dalam organisasi profesi pendidik, dan bentuk lainnya.
Untuk meningkatkan kinerja, menambah wawasan, dan meningkatkan keprofesionalitasnya dalam melaksanakan kiprah sebagai pendidik khususnya pada pendidikan agama Islam, guru PAI membentuk FKG (untuk TK) , KKG (untuk SD) dan MGMP (untuk SMP, Sekolah Menengan Atas dan SMK), sehingga impian bahwa guru PAI menjadi
guru yang inovatif, kreatif dan berdedikasi tinggi tercapai. Tentunya tercapainya tujuan pendidikan agama Islam.
Agar kiprah FKG sebagai kelompok atau organisasi profesional maksimal maka harus diberdayakan pada segala bidang, menyerupai dari segi pengelolaan atau manajemen, perencanaan program, pelaksanaan program, penilaian program, pengembangan program, dan seni manajemen pembinaan GPAI, sehingga sebagai kepanjangan tangan Kementerian Agama dalam Sosialisasi Kebijakan Pemerintah menjadi lebih bermakna. Melihat kiprah FKG PAI Taman Kanak-kanak sangat strategies dalam upaya pengembangan dan peningkatan kompetensi guru PAI, maka Direktorat Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam merasa perlu untuk memberi dukungan kepada organisasi profesi tersebut semoga lebih berdaya dan memberi pencerahan kepada FKG PAI Taman Kanak-kanak semoga lebih berfungsi dan berperan sebagaimana mestinya, yaitu melalui Pemberian Dana Bantuan Peningkatan dan Pemberdayaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan PAI pada TK.
Pemberian dana tunjangan Peningkatan dan Pemberdayaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan PAI pada Taman Kanak-kanak ini didasari oleh beberapa alasan, antara lain :
Pertama, bahwa keberadaan FKG PAI Taman Kanak-kanak di seluruh Indonesia hingga dengan ketika ini belum berfungsi dan berperan sebagaimana yang diharapkan. Kendalanya, antara lain tidak mempunyai sumber pendanaan yang bisa menggerakkan jadwal maupun aktivitas yang telah dibentuk masing-masing. FKG juga pada umumnya tidak mempunyai sarana, peralatan, maupun media pembelajaran yang diharapkan untuk menunjang kegiatan-kegiatan rutin yang dilaksanakan.
Kedua, bahwa Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun 2007 Bab II Pasal 2 perihal Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan mengamanatkan semoga pengelolaan Pendidikan Agama Islam bisa membentuk insan Indonesia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia dan bisa menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan intra dan antar umat beragama. Pendidikan Agama Islam juga diharapkan bisa mewujudkan berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Agama Islam yang menyelaraskan penguasaan dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni. Sesuai amanat pasal 3, dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan pada semua jenjang dan
jenis pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama. Dan pada Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 16 Tahun 2010 perihal Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah, bab ketiga pasal 3 ayat 2 yang lain disebutkan bahwa setiap peserta didik pada sekolah berhak memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya.
Ketiga, bahwa untuk mewujudkan tujuan dan fungsi Pendidikan Agama Islam yang terintegrasi di Taman Kanak-kanak perlu dipersiapkan suatu pengelolaan PAI yang betul-betul terencana, terarah, sesuai kebutuhan dan potensi sekolah, sehingga berdampak positif terhadap hasil berguru peserta didik. Pengelolaan hasil pembelajaran PAI yang berkualitas dipengaruhi oleh aneka macam faktor di antaranya : kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, tata kelola, dan peserta didik itu sendiri. Dari sekian banyak faktor, pendidik atau guru yaitu faktor yang paling dominan, alasannya dalam proses pembelajaran guru atau pendidik merupakan pelaku utamanya (subjek).
Keempat, bahwa kiprah dan fungsi guru dalam sistem dan proses pendidikan sangat penting. Karena itu, Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 perihal guru dan dosen mensyaratkan semoga guru pada setiap satuan pendidikan minimal berkualifikasi S.1 atau D.4. Di samping itu, guru wajib lulus mengikuti jadwal sertifikasi untuk memastikan bahwa guru tersebut professional. Bagi guru PAI yang sudah berkualifikasi S.1 dan sudah lulus sertifikasi, pada tahap berikutnya mempunyai kewajiban untuk setiap ketika meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan kompetensinya sehingga terjamin kinerjanya tetap baik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan. Sejalan dengan itu, ada 9 (sembilan) Kode Etik Guru yang dirumuskan oleh Pengurus Besar PGRI yang harus menjadi perhatian guru, salah satunya yaitu : Guru secara sendiri-sendiri dan atau gotong royong berusaha menyebarkan dan meningkatkan mutu profesinya.
Kelima, bahwa secara eksplisit tujuan pendidikan nasional begitu luas, ideal, dan nuansa agamisnya sangat kuat. Hal tersebut, memposisikan pentingnya PAI, sekaligus menempatkan guru agama
khususnya guru mata pelajaran PAI (GPAI) di sekolah pada peran, fungsi, tugas, dan tanggungjawab yang relative lebih berat dibanding guru mata pelajaran lainnya. Pembelajaran PAI tidak hanya sekedar menawarkan pengetahuan, tetapi lebih dari itu harus bisa menanamkan dan membiasakan sikap, karakter, kepribadian, dan prilaku terpuji. Karena itu pula, GPAI perlu mempunyai kesadaran dan keikhlasan yang lebih pula untuk menjalankan instruksi etiknya sebagai guru, terutama kesadaran untuk menyebarkan dan meningkatkan mutu profesinya baik dilakukan secara sendiri-sendiri atau bersama- sama dengan GPAI lainnya.
Keenam, bahwa Peraturan Menteri Agama RI Nomor : 16 Tahun 2010 perihal Pengelolaan Pendidikan Agama di Sekolah, mengamanatkan semoga guru agama (PAI) mempunyai sejumlah kompetensi yang mencakup 6 (enam) kompetensi, yaitu : kompetensi pedagogik, ompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi professional, kompetensi kepemimpinan, dan kompetensi spiritual. Dengan adanya kompetensi tersebut, diharapkan GPAI di Taman Kanak-kanak tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer of knowledge, tetapi juga sebagai qudwah hasanah yang digugus dan ditiru sikap dan perilakunya sebagai cerminan pengejawantahan nilai-nilai aliran Islam.
Ketujuh, bahwa menurut data EMIES tahun pelajaran 2015/2016 secara kuantitas secara nasional, jumlah guru PAI yaitu 189.157 orang; terdiri dari Guru Pengembang PAI pada PAUD 678 orang, Guru Pengembang PAI pada Taman Kanak-kanak 5.783 orang, Guru PAI pada SD 125.852 orang, Guru PAI pada Sekolah Menengah Pertama kurang lebih 34.446 orang; dan guru SMA/SMK 23.378 orang. Secara kualitas, kondisi Guru PAI ketika ini pada umumnya relatif masih rendah, dan harus terus ditingkatkan. Kualitas yang dimaksud, antara lain wawasan dan kompetensi sebagai Guru PAI, serta kompetensi dalam menyebarkan RPP, menyebarkan materi ajar, implementasi pembelajaran, dan kemampuan mendesain instrumen penilaian pembelajaran. Dengan diberlakukannya kebijakan pemerintah perihal Kurikulum-2013 ketika ini, guru dituntut harus lebih kreatif, inovatif, dan profesional. Guru harus bisa mendesain perencanaan, melaksanakan, dan membuat penilaian yang lebih baik dibanding dengan guru masa kemudian sebelum diberlakukannya Kurikulum-2013.
Kedelapan, bahwa Direktorat Pendidikan Agama Islam, Ditjen Pendidikan Islam,Kementerian Agama RI secara teknis telah memutuskan bahwa perlu ada jadwal berkelanjutan perihal pembinaan terhadap guru khususnya Guru PAI pada Taman Kanak-kanak terkait dengan peningkatan wawasan dan kompetensinya yang diformat sesuai dengan tujuan pembelajaran PAI, kebutuhan guru PAI, dan juga situasi, kondisi, dan potensi yang berkembang di sekolah. Program pembinaan berkelanjutan dimaksud yaitu pembinaan dan pemberdayaan bagi Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak-kanan (FKG-PAI) dan guru PAI pada TK, melalui pembinaan organisasi FKG PAI-TK dan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru PAI pada TK. Hal ini dilakukan dengan cara menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi, sikap, dan keterampilan guru PAI pada Taman Kanak-kanak sesuai dengan kiprah pengajaran PAI pada Taman Kanak-kanak yang menjadi tanggungjawabnya. Oleh alasannya itu, untuk mendukung aktivitas dimaksud, Direktorat Pendidikan Agama Islam memberi bantun operasional bagi FKG PAI-TK dalam bentuk
„Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019”. Agar tunjangan tersebut sanggup dipergunakan secara baik dan terarah, perlu disusun sebuah Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 sebagai pola dalam pemanfaatan dana dimaksud.
B. Pengertian
Dana Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 atau yang sejenis pada tingkat pendidikan yang sama yaitu dana dari pemerintah dalam bentukblock grant untuk penyelenggaraan aktifitas aktivitas peningkatan kompetensi tenaga pendidik/Guru Taman Kanak-kanak yang mengintegrasikan PAI didalam kurikulumnya. Program tunjangan dimaksud disampaikan melalui FKG PAI Taman Kanak-kanak pada tingkat Nasional/Provinsi/ Kabupaten/Kota .
Dana Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 ini sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 168 Tahun 2015 masuk dalam jenis Bantuan Operasional. Dana dari pemerintah dalam bentuk tunjangan operasional sanggup diberikan kepada kelompok masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga
keagamaan, dan lembaga kesehatan. Bantuan pemerintah kepada lembaga Pemerintah maupun non Pemerintah ditetapkan menurut SK PPK dan disahkan oleh KPA. Pencairan Dana Bantuan Operasional dilakukan melalui prosedur : 1 Pembayaran Langsung (LS); 2. Mekanisme Uang Persediaan (UP) dst.
Informasi lebih lanjut perihal pemberian dana Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 sanggup didownload pada http://pendis.kemenag.go.id/pai.
C. Tujuan
Petunjuk Tehnis Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 ini disusun sebagai pola bagi pihak terkait, dalam hal ini pengambil kebijakan, pengelola bantuan, dan FKG PAI-TK penerima; khususnya pola dalam mengelola pendistribusian dana, memanfaatkan dana yang diterima untuk aktivitas pemberdayakan FKG PAI-TK serta sebagai materi penilaian terhadap jadwal pemberian bantun dimaksud. Dengan adanya petunjuk tehnis ini diharapkan pemanfaatan dana tunjangan pemberdayaan FKG PAI-TK tersebut sanggup berjalan secara efektif dan efisien dalam upaya meningkatan mutu pembelajaran PAI di TK.. Adanpun tujuan diberikan tunjangan pemberdayaan FKG PAI-TK ini yaitu :
1. Tujuan Umum
Dana Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK tahun anggaran 2019 ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan dan program-program peningkatan dan pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan PAI pada Taman Kanak-kanak yang dilaksanakan oleh FKG PAI Taman Kanak-kanak baik yang sudah dan akan dilaksanakan dalam rangka peningkatan tenaga pendidik dan kependidikan dan untuk pemberdayaan Guru Taman Kanak-kanak melalui FKG PAI Taman Kanak-kanak yang telah ditetapkan dalam melaksanakan jadwal rutin, yang dilaksanakan secara rutin atau berkala
2. Tujuan Khusus
Program pemberian Bantuan Pemberdayaan FKG PAI Taman Kanak-kanak Tahun Anggaran 2019, mempunyai tujuan khusus antara lain :
a. Dalam rangka memberdayakan dan menawarkan pencerahan kepada FKG PAI Taman Kanak-kanak semoga jadwal dan aktivitas yang telah disusun sanggup diimplemetasikan, sehingga lebih berfungsi dan berperan sebagaimana yang diharapkan.
b. Menunjang jadwal Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru Pendidikan Agama Islam (PKB-GPAI) pada jenjang TK.
c. Memotivasi semoga pengurus dan anggota FKG PAI Taman Kanak-kanak lebih bersemangat dan agresif mewujudkan FKG PAI Taman Kanak-kanak yang mereka kelola sebagai :
1) Wahana/wadah komunikasi dan silaturahmi dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dan wathoniyah (kebangsaan) serta tanggung jawab sebagai GPAI untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT bagi peserta didik.
2) Organisasi profesional yang berupaya meningkatkan Kompetensi Guru PAI pada TK, sehingga Guru PAI pada Taman Kanak-kanak bisa yang mengintegrasikan PAI pada kurikulum Taman Kanak-kanak di sekolahnya.
3) Motor yang menumbuhkembangkan semangat GPAI dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi jadwal pembelajaran PAI.
4) Tempat dan wadah konsultas bagi guru PAI pada Taman Kanak-kanak dalam :
6) Memenuhi sebahagian dana taktis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan oleh FKG PAI-TK akseptor bantuan.
D. Sasaran
Petunjuk Tehnis Pemberian Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK ini sanggup dijadikan pola bagi pembina guru , yaitu :
Adapun sasaran dari pemberian dana Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 ini yaitu FKG PAI-TK baik di tingkat Nasional/Provinsi/Kab/Kota yang sudah terbentuk kepengurusannya, mempunyai kelengkapan administrasi, mempunyai program/kegiatan yang tetap dalam pengembangan dan peningkatan pemberdayaan guru PAI pada Taman Kanak-kanak di lingkungan kerja masing-masing dan sudah memperlihatkan eksistensinya.
FKG PAI-TK yang dimaksud yaitu sebanyak 10 lokasi di Indonesia untuk dana pusat. Sedangkan untuk dana tempat sesuai dengan jumlah lokasi yang tertera pada masing-masing DIPA di masing-masing wilayah.
E. Output / Hasil Yang Diharapkan
Dari aktivitas pemberian Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 ini diharapkan akan memperoleh hasil sebagai berikut :
F. Penetapan Anggaran
Pada tahun anggaran 2019 ini, untuk dana sentra bagi setiap sasaran akan diberikan dana tunjangan pemerintah dalam bentuk Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK diberikan sejumlah Rp. 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) untuk setiap lembaga FKG PAI-TK akseptor dana tunjangan yang telah ditetapkan, yang diberikan dalam bentuk uang kepada akseptor tunjangan melalui prosedur LS ke rekening akseptor tunjangan secara sekaligus. Bantuan tersebut bersumber dari DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Tahun 2019 Nomor SP DIPA-025.04.1.426302/2019 tanggal 05 Desember 2018 dengan MAK 2127.015.051.AA.521219. Adapun untuk dana yang berasal dari tempat atau DIPA Kanwil jumlah tunjangan diubahsuaikan dengan wilayah masing-masing.
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyebarkan insan Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mempunyai pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan berdikari serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan pendidikan nasional menyerupai tertuang dalam UU no. 20 tahun 2003 merupakan sebuah amanat yang ketercapaiannya harus diupayakan secara optimal. Dalam UU tersebut pada pasal 3 secara eksplisit disebutkan bahwa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik semoga menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan agama Islam (PAI) pada sekolah mempunyai peranan yang sangat strategis dalam sistem pendidikan nasional, terutama dalam rangka membangun karakter bangsa yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. PAI berfungsi membentuk insan Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan bisa menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama.
Fungsi PAI ini selaras dengan fungsi pendidikan nasional, yaitu menyebarkan kemampuan dan membentuk tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik semoga menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 40 ayat (2) menyatakan bahwa Pendidik dan Tenaga Kependidikan berkewajiban
untuk membuat suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; mempunyai janji secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) di sekolah dituntut lebih dari itu, yakni tidak saja memungkinkan peserta didik sanggup menyebarkan potensi yang dimiliki serta sanggup memahami dan menghayati aliran agama Islam secara baik dan benar, namun juga menanamkan nilai-nilai luhur aliran agama Islam sebagai landasan moral, etika, dan tabiat mulia, dalam kerangka pembentukan sikap dan watak, serta sikap akhlakul karimah peserta didik melalui aneka macam seni manajemen dan model pembelajaran yang dikembangkan serta contoh keteladanan (uswatun hasanah) yang ditampilkan GPAI dalam kehidupan sehari-hari.
Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yaitu pendidik profesional dengan kiprah utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memberi teladan, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Dengan kata lain, GPAI diharapkan tidak hanya sanggup melaksanakan transfer of knowledge, namun juga yang lebih penting sanggup secara baik melaksanakan transfer of values atau ethics. Upaya transfer of values atau ethics kini ini merupakan suatu keharusan dan menjadi kebutuhan mendesak dalam kerangka menegakan kembali nilai-nilai spiritual dan jati diri bangsa Indonesia ditengah aneka macam krisis yang sedang melanda bangsa Indonesia.
Pada kurun globalisasi ini, dunia pendidikan juga telah mengalami perkembangan yang pesat, khususnya dalam bidang
teknologi pembelajaran. Model pengajaran yang lebih menonjolkan kiprah guru (teacher centered learning) telah jauh ditinggalkan di banyak lembaga pendidikan. Untuk kemudian digantikan dengan pembelajaran yang lebih mengutamakan kiprah peserta didik (students centered learning). Hal ini berdampak pada berkembangnya model- model pembelajaran yang lebih menampilkan keaktifan peserta didik. Model semacam ini terbukti bisa mengakomodir pengembangan kreatifitas peserta didik. Secara faktual, peserta didik menjadi lebih aktif, termotivasi, serta agresif dalam membuat pengalaman belajarnya sendiri.
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada kurun globalisasi yang pesat melahirkan tantangan pada aneka macam aspek kehidupan umat insan tidak terkecuali pada kehidupan beragama. Kondisi demikian menuntut guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) bisa berperan menampilkan nilai-nilai Islam yang lebih dinamis dan aplikatif. Pendidikan agama Islam yang disajikan tidak hanya terfokus pada penguasaan ranah kognitif belaka, akan tetapi juga menyentuh ranah afektif dan psikomotorik. Pembentukan karakter, dalam hal ini, menjadi sasaran utama dalam pendidikan agama Islam. Dengan demikian, diharapkan terwujudnya generasi bangsa yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia sebagaimana yang damanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.
Market place activity, sebagai contoh, merupakan metode yang dikembangkan di sekolah-sekolah binaan Oxford University di London, Inggris. Ketika diimplementasikan oleh guru-guru agama Islam di tanah air terbukti bisa membangkitkan motivasi peserta didik untuk berkreasi dalam aktifitas pembelajaran. Setelah diujicobakan, metode ini menerima simpati dari banyak kalangan, baik guru, kemeneterian agama di daerah, bahkan dinas pendidikan kabupaten/kota. Untuk itulah, paradigma pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan peserta didik (active learning) perlu dikembangkan melalui aneka macam kegiatan.
Bidang penilaian atau penilaian pendidikan merupakan aspek yang tidak kalah penting untuk dikembangkan di masa depan. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai seorang guru yaitu keterampilan dalam merancang dan melaksanakan penilaian, baik
yang menyangkut ranah sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik). Berdasarkan fakta yang ada, masih banyak guru termasuk GPAI yang masih perlu dilatih dalam bidang penilaian pendidikan, khususnya penilaian untuk ranah sikap. Authentic assessment sebagaimana yang dikembangkan melalui bimtek kurikulum 2013 merupakan wilayah yang perlu digarap secara menyeluruh dan tuntas.
Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme GPAI dalam memahami aneka macam kompetensi di atas yaitu pemberdayakan FKG PAI Taman Kanak-kanak yang ada di Provinsi/Kabupaten/Kota. FKG merupakan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak-kanak yang difungsikan sebagai wadah untuk menyebarkan profesionalisme guru. Forum ini dipandang sangat strategis dan perlu terus diberdayakan guna terwujudnya guru yang professional. Oleh alasannya itu, Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama memprogramkan peningkatan pemberdayaan FKG PAI Taman Kanak-kanak dengan impian meningkatnya motivasi para guru PAI dalam pengembangan kompetensi dan profesionalisme.
Dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 16 tahun 2010 perihal Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah, pasal 17 disebutkan bahwa Pembinaan Guru Pendidikan Agama, termasuk Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dan Guru PAI pada TK, secara nasional dilakukan oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang diberi kiprah oleh Menteri (dalam hal ini untuk GPAI dan Guru PAI pada Taman Kanak-kanak oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam). Pembinaan GPAI dan Guru PAI pada Taman Kanak-kanak diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi melalui pendidikan, pelatihan, sertifikasi, pengayaan wawasan dan pengalaman, pemagangan, apresiasi, kompetisi, penugasan, keikutsertaan dalam organisasi profesi pendidik, dan bentuk lainnya.
Untuk meningkatkan kinerja, menambah wawasan, dan meningkatkan keprofesionalitasnya dalam melaksanakan kiprah sebagai pendidik khususnya pada pendidikan agama Islam, guru PAI membentuk FKG (untuk TK) , KKG (untuk SD) dan MGMP (untuk SMP, Sekolah Menengan Atas dan SMK), sehingga impian bahwa guru PAI menjadi
guru yang inovatif, kreatif dan berdedikasi tinggi tercapai. Tentunya tercapainya tujuan pendidikan agama Islam.
Agar kiprah FKG sebagai kelompok atau organisasi profesional maksimal maka harus diberdayakan pada segala bidang, menyerupai dari segi pengelolaan atau manajemen, perencanaan program, pelaksanaan program, penilaian program, pengembangan program, dan seni manajemen pembinaan GPAI, sehingga sebagai kepanjangan tangan Kementerian Agama dalam Sosialisasi Kebijakan Pemerintah menjadi lebih bermakna. Melihat kiprah FKG PAI Taman Kanak-kanak sangat strategies dalam upaya pengembangan dan peningkatan kompetensi guru PAI, maka Direktorat Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam merasa perlu untuk memberi dukungan kepada organisasi profesi tersebut semoga lebih berdaya dan memberi pencerahan kepada FKG PAI Taman Kanak-kanak semoga lebih berfungsi dan berperan sebagaimana mestinya, yaitu melalui Pemberian Dana Bantuan Peningkatan dan Pemberdayaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan PAI pada TK.
Pemberian dana tunjangan Peningkatan dan Pemberdayaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan PAI pada Taman Kanak-kanak ini didasari oleh beberapa alasan, antara lain :
Pertama, bahwa keberadaan FKG PAI Taman Kanak-kanak di seluruh Indonesia hingga dengan ketika ini belum berfungsi dan berperan sebagaimana yang diharapkan. Kendalanya, antara lain tidak mempunyai sumber pendanaan yang bisa menggerakkan jadwal maupun aktivitas yang telah dibentuk masing-masing. FKG juga pada umumnya tidak mempunyai sarana, peralatan, maupun media pembelajaran yang diharapkan untuk menunjang kegiatan-kegiatan rutin yang dilaksanakan.
Kedua, bahwa Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun 2007 Bab II Pasal 2 perihal Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan mengamanatkan semoga pengelolaan Pendidikan Agama Islam bisa membentuk insan Indonesia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia dan bisa menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan intra dan antar umat beragama. Pendidikan Agama Islam juga diharapkan bisa mewujudkan berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Agama Islam yang menyelaraskan penguasaan dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni. Sesuai amanat pasal 3, dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan pada semua jenjang dan
jenis pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama. Dan pada Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 16 Tahun 2010 perihal Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah, bab ketiga pasal 3 ayat 2 yang lain disebutkan bahwa setiap peserta didik pada sekolah berhak memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya.
Ketiga, bahwa untuk mewujudkan tujuan dan fungsi Pendidikan Agama Islam yang terintegrasi di Taman Kanak-kanak perlu dipersiapkan suatu pengelolaan PAI yang betul-betul terencana, terarah, sesuai kebutuhan dan potensi sekolah, sehingga berdampak positif terhadap hasil berguru peserta didik. Pengelolaan hasil pembelajaran PAI yang berkualitas dipengaruhi oleh aneka macam faktor di antaranya : kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, tata kelola, dan peserta didik itu sendiri. Dari sekian banyak faktor, pendidik atau guru yaitu faktor yang paling dominan, alasannya dalam proses pembelajaran guru atau pendidik merupakan pelaku utamanya (subjek).
Keempat, bahwa kiprah dan fungsi guru dalam sistem dan proses pendidikan sangat penting. Karena itu, Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 perihal guru dan dosen mensyaratkan semoga guru pada setiap satuan pendidikan minimal berkualifikasi S.1 atau D.4. Di samping itu, guru wajib lulus mengikuti jadwal sertifikasi untuk memastikan bahwa guru tersebut professional. Bagi guru PAI yang sudah berkualifikasi S.1 dan sudah lulus sertifikasi, pada tahap berikutnya mempunyai kewajiban untuk setiap ketika meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan kompetensinya sehingga terjamin kinerjanya tetap baik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan. Sejalan dengan itu, ada 9 (sembilan) Kode Etik Guru yang dirumuskan oleh Pengurus Besar PGRI yang harus menjadi perhatian guru, salah satunya yaitu : Guru secara sendiri-sendiri dan atau gotong royong berusaha menyebarkan dan meningkatkan mutu profesinya.
Kelima, bahwa secara eksplisit tujuan pendidikan nasional begitu luas, ideal, dan nuansa agamisnya sangat kuat. Hal tersebut, memposisikan pentingnya PAI, sekaligus menempatkan guru agama
khususnya guru mata pelajaran PAI (GPAI) di sekolah pada peran, fungsi, tugas, dan tanggungjawab yang relative lebih berat dibanding guru mata pelajaran lainnya. Pembelajaran PAI tidak hanya sekedar menawarkan pengetahuan, tetapi lebih dari itu harus bisa menanamkan dan membiasakan sikap, karakter, kepribadian, dan prilaku terpuji. Karena itu pula, GPAI perlu mempunyai kesadaran dan keikhlasan yang lebih pula untuk menjalankan instruksi etiknya sebagai guru, terutama kesadaran untuk menyebarkan dan meningkatkan mutu profesinya baik dilakukan secara sendiri-sendiri atau bersama- sama dengan GPAI lainnya.
Keenam, bahwa Peraturan Menteri Agama RI Nomor : 16 Tahun 2010 perihal Pengelolaan Pendidikan Agama di Sekolah, mengamanatkan semoga guru agama (PAI) mempunyai sejumlah kompetensi yang mencakup 6 (enam) kompetensi, yaitu : kompetensi pedagogik, ompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi professional, kompetensi kepemimpinan, dan kompetensi spiritual. Dengan adanya kompetensi tersebut, diharapkan GPAI di Taman Kanak-kanak tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer of knowledge, tetapi juga sebagai qudwah hasanah yang digugus dan ditiru sikap dan perilakunya sebagai cerminan pengejawantahan nilai-nilai aliran Islam.
Ketujuh, bahwa menurut data EMIES tahun pelajaran 2015/2016 secara kuantitas secara nasional, jumlah guru PAI yaitu 189.157 orang; terdiri dari Guru Pengembang PAI pada PAUD 678 orang, Guru Pengembang PAI pada Taman Kanak-kanak 5.783 orang, Guru PAI pada SD 125.852 orang, Guru PAI pada Sekolah Menengah Pertama kurang lebih 34.446 orang; dan guru SMA/SMK 23.378 orang. Secara kualitas, kondisi Guru PAI ketika ini pada umumnya relatif masih rendah, dan harus terus ditingkatkan. Kualitas yang dimaksud, antara lain wawasan dan kompetensi sebagai Guru PAI, serta kompetensi dalam menyebarkan RPP, menyebarkan materi ajar, implementasi pembelajaran, dan kemampuan mendesain instrumen penilaian pembelajaran. Dengan diberlakukannya kebijakan pemerintah perihal Kurikulum-2013 ketika ini, guru dituntut harus lebih kreatif, inovatif, dan profesional. Guru harus bisa mendesain perencanaan, melaksanakan, dan membuat penilaian yang lebih baik dibanding dengan guru masa kemudian sebelum diberlakukannya Kurikulum-2013.
Kedelapan, bahwa Direktorat Pendidikan Agama Islam, Ditjen Pendidikan Islam,Kementerian Agama RI secara teknis telah memutuskan bahwa perlu ada jadwal berkelanjutan perihal pembinaan terhadap guru khususnya Guru PAI pada Taman Kanak-kanak terkait dengan peningkatan wawasan dan kompetensinya yang diformat sesuai dengan tujuan pembelajaran PAI, kebutuhan guru PAI, dan juga situasi, kondisi, dan potensi yang berkembang di sekolah. Program pembinaan berkelanjutan dimaksud yaitu pembinaan dan pemberdayaan bagi Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam pada Taman Kanak-kanan (FKG-PAI) dan guru PAI pada TK, melalui pembinaan organisasi FKG PAI-TK dan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru PAI pada TK. Hal ini dilakukan dengan cara menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi, sikap, dan keterampilan guru PAI pada Taman Kanak-kanak sesuai dengan kiprah pengajaran PAI pada Taman Kanak-kanak yang menjadi tanggungjawabnya. Oleh alasannya itu, untuk mendukung aktivitas dimaksud, Direktorat Pendidikan Agama Islam memberi bantun operasional bagi FKG PAI-TK dalam bentuk
„Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019”. Agar tunjangan tersebut sanggup dipergunakan secara baik dan terarah, perlu disusun sebuah Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 sebagai pola dalam pemanfaatan dana dimaksud.
B. Pengertian
Dana Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 atau yang sejenis pada tingkat pendidikan yang sama yaitu dana dari pemerintah dalam bentukblock grant untuk penyelenggaraan aktifitas aktivitas peningkatan kompetensi tenaga pendidik/Guru Taman Kanak-kanak yang mengintegrasikan PAI didalam kurikulumnya. Program tunjangan dimaksud disampaikan melalui FKG PAI Taman Kanak-kanak pada tingkat Nasional/Provinsi/ Kabupaten/Kota .
Dana Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 ini sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 168 Tahun 2015 masuk dalam jenis Bantuan Operasional. Dana dari pemerintah dalam bentuk tunjangan operasional sanggup diberikan kepada kelompok masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga
keagamaan, dan lembaga kesehatan. Bantuan pemerintah kepada lembaga Pemerintah maupun non Pemerintah ditetapkan menurut SK PPK dan disahkan oleh KPA. Pencairan Dana Bantuan Operasional dilakukan melalui prosedur : 1 Pembayaran Langsung (LS); 2. Mekanisme Uang Persediaan (UP) dst.
Informasi lebih lanjut perihal pemberian dana Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 sanggup didownload pada http://pendis.kemenag.go.id/pai.
C. Tujuan
Petunjuk Tehnis Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 ini disusun sebagai pola bagi pihak terkait, dalam hal ini pengambil kebijakan, pengelola bantuan, dan FKG PAI-TK penerima; khususnya pola dalam mengelola pendistribusian dana, memanfaatkan dana yang diterima untuk aktivitas pemberdayakan FKG PAI-TK serta sebagai materi penilaian terhadap jadwal pemberian bantun dimaksud. Dengan adanya petunjuk tehnis ini diharapkan pemanfaatan dana tunjangan pemberdayaan FKG PAI-TK tersebut sanggup berjalan secara efektif dan efisien dalam upaya meningkatan mutu pembelajaran PAI di TK.. Adanpun tujuan diberikan tunjangan pemberdayaan FKG PAI-TK ini yaitu :
1. Tujuan Umum
Dana Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK tahun anggaran 2019 ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan dan program-program peningkatan dan pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan PAI pada Taman Kanak-kanak yang dilaksanakan oleh FKG PAI Taman Kanak-kanak baik yang sudah dan akan dilaksanakan dalam rangka peningkatan tenaga pendidik dan kependidikan dan untuk pemberdayaan Guru Taman Kanak-kanak melalui FKG PAI Taman Kanak-kanak yang telah ditetapkan dalam melaksanakan jadwal rutin, yang dilaksanakan secara rutin atau berkala
2. Tujuan Khusus
Program pemberian Bantuan Pemberdayaan FKG PAI Taman Kanak-kanak Tahun Anggaran 2019, mempunyai tujuan khusus antara lain :
a. Dalam rangka memberdayakan dan menawarkan pencerahan kepada FKG PAI Taman Kanak-kanak semoga jadwal dan aktivitas yang telah disusun sanggup diimplemetasikan, sehingga lebih berfungsi dan berperan sebagaimana yang diharapkan.
b. Menunjang jadwal Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru Pendidikan Agama Islam (PKB-GPAI) pada jenjang TK.
c. Memotivasi semoga pengurus dan anggota FKG PAI Taman Kanak-kanak lebih bersemangat dan agresif mewujudkan FKG PAI Taman Kanak-kanak yang mereka kelola sebagai :
1) Wahana/wadah komunikasi dan silaturahmi dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dan wathoniyah (kebangsaan) serta tanggung jawab sebagai GPAI untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT bagi peserta didik.
2) Organisasi profesional yang berupaya meningkatkan Kompetensi Guru PAI pada TK, sehingga Guru PAI pada Taman Kanak-kanak bisa yang mengintegrasikan PAI pada kurikulum Taman Kanak-kanak di sekolahnya.
3) Motor yang menumbuhkembangkan semangat GPAI dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi jadwal pembelajaran PAI.
4) Tempat dan wadah konsultas bagi guru PAI pada Taman Kanak-kanak dalam :
- mengakomodir permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan kiprah sehari-hari dan bertukar pikiran serta mencari solusi sesuai dengan karakteristik PAI di TK.
- upaya memenuhi kebutuhannya yang berkaitan dengan penigkatan pemberdayaan FKG PAI TK.
- meningkatkan aneka macam kompetensi sebagaimana tuntutan Permendiknas no 16 tahun 2007
- memperoleh wawasan dan arena sharing informasi, serta pengalaman dalam rangka mengikuti perkembangan metode dan teknik pembelajaran.
- memperoleh keterampilan dalam menerapkan teknologi informasi dan komunilasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran dan pengembangan diri;
- memperoleh keterampilan dalam merancang dan melaksanakan penilaian Pendidikan agama Islam secara menyeluruh dan komprehensif;
6) Memenuhi sebahagian dana taktis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan oleh FKG PAI-TK akseptor bantuan.
D. Sasaran
Petunjuk Tehnis Pemberian Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK ini sanggup dijadikan pola bagi pembina guru , yaitu :
- Direktorat Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia;
- Bidang PAIS/PAKIS/PENDIS Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi;
- Kasie PAIS/PAKIS/PENDIS Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten/Kota;
- Forum Komunikasi Guru PAI pada Taman Kanak-kanak (FKG PAI-TK) Nasional, Provinsi dan Kabupaten/ Kota.
Adapun sasaran dari pemberian dana Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 ini yaitu FKG PAI-TK baik di tingkat Nasional/Provinsi/Kab/Kota yang sudah terbentuk kepengurusannya, mempunyai kelengkapan administrasi, mempunyai program/kegiatan yang tetap dalam pengembangan dan peningkatan pemberdayaan guru PAI pada Taman Kanak-kanak di lingkungan kerja masing-masing dan sudah memperlihatkan eksistensinya.
FKG PAI-TK yang dimaksud yaitu sebanyak 10 lokasi di Indonesia untuk dana pusat. Sedangkan untuk dana tempat sesuai dengan jumlah lokasi yang tertera pada masing-masing DIPA di masing-masing wilayah.
E. Output / Hasil Yang Diharapkan
Dari aktivitas pemberian Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK Tahun Anggaran 2019 ini diharapkan akan memperoleh hasil sebagai berikut :
- Terselenggaranya jadwal dan aktivitas rutin FKG PAI-TK yang sudah disepakati.
- Meningkatnya Kompetensi dan Profesional Guru PAI pada Taman Kanak-kanak sebagai anggota di lingkungan masing-masing.
- Tersedianya sebagian sarana, media, dan ATK untuk menunjang terlaksananya kegiatan-kegiatan dan operasional FKG PAI-TK.
F. Penetapan Anggaran
Pada tahun anggaran 2019 ini, untuk dana sentra bagi setiap sasaran akan diberikan dana tunjangan pemerintah dalam bentuk Bantuan Pemberdayaan FKG PAI-TK diberikan sejumlah Rp. 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) untuk setiap lembaga FKG PAI-TK akseptor dana tunjangan yang telah ditetapkan, yang diberikan dalam bentuk uang kepada akseptor tunjangan melalui prosedur LS ke rekening akseptor tunjangan secara sekaligus. Bantuan tersebut bersumber dari DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Tahun 2019 Nomor SP DIPA-025.04.1.426302/2019 tanggal 05 Desember 2018 dengan MAK 2127.015.051.AA.521219. Adapun untuk dana yang berasal dari tempat atau DIPA Kanwil jumlah tunjangan diubahsuaikan dengan wilayah masing-masing.
Download Juknis Bantuan Pemberdayaan FKG (Forum Komunikasi Guru) PAI Taman Kanak-kanak Tahun 2019
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Juknis Bantuan Pemberdayaan FKG (Forum Komunikasi Guru) PAI Taman Kanak-kanak Tahun 2019 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:Juknis Bantuan Pemberdayaan FKG (Forum Komunikasi Guru) PAI Taman Kanak-kanak Tahun 2019
Download File:
Pedoman Bantuan Pemberdayaan FKG 2019.pdf
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Juknis Bantuan Pemberdayaan FKG (Forum Komunikasi Guru) PAI Taman Kanak-kanak Tahun 2019. Semoga bisa bermanfaat.
Advertisement